Bahas Potensi Kerja Sama, Ketua GKSB DPR Wayan Sudirta Terima Kunjungan Dubes Kazakhstan

  09 Juni 2022 POLITIK Nasional

Foto: Ketua Grup Kerja Sama Bilateral (GKSB) Parlemen Indonesia dan Parlemen Kazakhstan I Wayan Sudirta (kanan pakai jas hitam) pada Kamis 9/6/2022 menerima kunjungan Duta Besar Kazakhstan untuk Indonesia Daniyar Sarekenov di Gedung DPR. W

IKUTI BALIBERKARYA.COM LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Baliberkarya.com-Jakarta. Ketua Grup Kerja Sama Bilateral (GKSB) Parlemen Indonesia dan Parlemen Kazakhstan I Wayan Sudirta pada Kamis 9/6/2022 menerima kunjungan Duta Besar Kazakhstan untuk Indonesia Daniyar Sarekenov di Gedung DPR. Wayan didampingi dua anggota GKSB yaitu Putu Supadma Rudana dan Muhammad Hidayat Nur Wahid. 

Ketua GKSB menekankan urgensi diplomasi parlemen lantaran fungsinya yang krusial dalam merumuskan undang-undang, pengawasan, dan pengganggaran. 

"GKSB dapat berkontribusi mempromosikan relasi dan kerja sama kedua negara di sektor-sektor potensial yaitu investasi dan perdagangan, pariwisata, pertukaran budaya dan pendidikan," ujar dia saat menjelaskan peran diplomasi antarparlemen. 

GKSB, sambung dia, mendukung kerja sama Parlemen Indonesia dan Parlemen Kazakhstan di forum-forum parlemen seperti Inter-Parliamentary Union (IPU), Parliamentary Union of OIC Countries (PUIC) dan Asian Parliamentary Assembly (APA).

Pada sisi lain, legislator asal Bali tersebut menggarisbawahi urgensi  hubungan antarmasyarakat (P2P) dari kedua negara. Menurutnya, kontak antarmasyarakat sangat strategis terutama untuk mempromosikan sektor pariwisata. Hubungan antarmasyarakat juga bermanfaat dalam upaya saling mengenal dan menghormati terkait sejarah, sosial dan budaya kedua negara.

"Karena itu, kami Dalam konteks mengapresiasi kebijakan Pemerintah Kazakhstan pada 1 Oktober 2019 yang memberikan fasilitas bebas visa bagi WNI yang berkunjung ke Kazakhstan sebagaimana Indonesia telah memberikan fasilitas serupa kepada warga negara Kazakhstan sejak tahun 2016," papar dia. 

Lebih lanjut politisi PDIP tersebut menilai bahwa Indonesia dan Kazakhstan memiliki banyak persamaan antara lain keduanya merupakan negara dengan ekonomi terbesar di kawasan masing-masing, memiliki potensi SDA yang melimpah, dan merupakan negara dengan mayoritas populasi Muslim yang berkomitmen terhadap demokrasi, keragaman, dan HAM. 

Sementara Sarekenov mengingatkan bahwa tahun 2023 merupakan peringatan ke-30 tahun hubungan bilateral kedua negara. Diplomat Kazakhstan tersebut menyampaikan bahwa Kazakhstan sebagai anggota dari Komisi Eurasia adalah pasar yang sangat besar dengan populasi sebesar 180 juta jiwa. 

Kazakhstan, tambah dia, adalah salah satu negara terdepan di Uni Eurasia ini, bersama dengan Rusia, Belarus, Armenia, dan Kirgizstan dimana Kazakhstan potensial menjadi hub perdagangan Indonesia di Eurasian Economic Union. 

"Sekitar 2 pekan lalu para pemimpin Eurasia memulai negosiasi dengan Indonesia untuk kesepakatan perdagangan bebas [FTA] yang akan menjadi kesempatan yang bagus bagi Indonesia untuk mendapatkan akses pada pasar baru dan sangat besar. Presiden Joko Widodo mengatakan Indonesia berminat untuk menandatangani FTA dengan Uni Eurasia dan Indonesia juga berharap untuk membuka pasar baru untuk bisnis mereka," papar dia. 

Lebih lanjut diplomat yang bertugas di Jakarta sejak tahun 2019 itu meminta GKSB memberikan dukungan politik bagi penguatan kerja sama Indonesia-Kazakhstan. 

Untuk menggenjot kerja sama sektor pariwisata, Sarekenov menginformasikan bahwa Kedutaan Kazakhstan akan mengajak pelaku usaha turisme dan travel Indonesia ke Kazakhstan pada Agustus mendatang dimana salah satu sasarannya adalah memanfaatkan jamaah umrah dengan menjadikan Kazakhstan sebagai salah satu rangkaian destinasinya. Demikian juga untuk melihat potensi pembukaan kembali penerbangan langsung Indonesia-Kazakhstan.(BB).