Tanamkan "Vaksin" 4 Pilar MPR RI, Gus Adhi: Perempuan Sangat Vital Penyangga Pilar Keluarga Memperkokoh Nilai Kebangsaan

  05 April 2022 TOKOH Denpasar

Foto: Anggota Badan Sosialisasi MPR RI, Anak Agung Bagus Adhi Mahendra Putra (Amatra) atau Gus Adhi saat sosialisasi 4 Pilar MPR RI di Aula Keuskupan Denpasar, Selasa (5/4/2022).

IKUTI BALIBERKARYA.COM LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Baliberkarya.com-Denpasar. Anggota Badan Sosialisasi MPR RI, Anak Agung Bagus Adhi Mahendra Putra (Amatra) kembali menjadi pembicara pada acara Sosialisasi 4 Pilar MPR RI. Sosialisasi yang dilaksanakan pada Selasa (5/4/2022) oleh tokoh Bali yang kerap disapa Gus Adhi ini mengambil tema "Peranan Kepemimpinan Perempuan Untuk Gereja Masyarakat dan Negara". 

Selain Gus Adhi, sosialisasi di Aula Keuskupan Jalan Tukad Balian, Denpasar ini juga menghadirkan pembicara Dr. Herlina J.R. Saragih selaku Wakil Direktur Doktoral Universitas Pertahanan. Sementara peserta yang hadir dari Keuskupan Denpasar, mahasiswa, dan FKPPI.

Gus Adhi yang dikenal sebagai wakil rakyat “Amanah, Merakyat, Peduli” (AMP) ini menyayangkan jika kaum perempuan kerap diidentikkan dengan kasur, sumur, dan dapur. Namun di era kekinian, Gus Adhi menyakini perempuan memegang peranan sangat vital dalam pembangunan.

"Kaum perempuan di era sekarang sudah sangat maju. Bahkan tampil di berbagai sendi kehidupan mengisi sejumlah posisi penting termasuk sebagai kepala negara, kepala daerah, menteri dan lainnya," ucap Gus Adhi yang diberi aplaus para peserta yang hadir. 

Gus Adhi yang juga Ketua Depinas SOKSI dan Ketua Depidar SOKSI Provinsi Bali ini menegaskan perempuan atau ibu adalah tiang penyangga dalam lingkungan terkecil yakni keluarga. Karena itu, menurutnya sangat tepat tema "Peranan Kepemimpinan Perempuan Untuk Gereja Masyarakat dan Negara" diangkat untuk menanamkan nilai-nilai 4 Pilar tersebut. 

Adapun 4 pilar tersebut yaitu Pancasila sebagai dasar dan ideologi negara, UUD Negara Republik Indonesia (NRI) Tahun 1945 sebagai konstitusi negara serta ketetapan MPR, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) sebagai bentuk negara, dan Bhineka Tunggal Ika sebagai semboyan negara.

"Ibu atau perempuan sebagai tiang keluarga memberikan pendidikan dan etika yang baik kepada putra putrinya, kepada anggota keluarganya termasuk kepada suami. Maka peranan perempuan itu mencetak putra putri penerus bangsa mulai dari lingkungan keluarga sangatlah amat vital," tutur Anggota DPR RI Komisi II ini. 

Gus Adhi yang merupakan Anggota Fraksi Golkar DPR RI Dapil Bali ini menyebut tantangan 4 Pilar saat ini sangat berat. Menurutnya, ketiadaan pendidikan Pancasila, pendidikan kewarganegaraan, dan penataran P4, mengakibatkan lunturnya sikap-sikap idealisme masyarakat terutama generasi muda terhadap Pancasila. 

Kekhawatiran Gus Adhi itu diungkapkan dari sejumlah hasil survei yang menyebutkan paham radikalisme, ekstremisme, maupun kilafah sudah menjalar ke berbagai sendi kehidupan. Anggota Fraksi Partai Golkar ini menyebut terdapat 63 persen guru memiliki opini intoleran terhadap agama lain, ada 3 persen anggota TNI terpapar ekstremisme, 19,4 persen ASN tidak setuju Pancasila. 

"Mirisnya lagi, ada 36,5 persen mahasiswa kampus Islam setuju kilafah, dan ada 7 kampus terpapar ekstremisme agama. Disinilah peran perempuan sangat kita butuhkan terutama bisa membawa pesan pendidikan moral etika, pesan 4 Pilar kepada anggota keluarganya agar senantiasa ditanam dalam-dalam bahwa penanaman 4 Pilar MPR di lingkungan keluarga akan memperkokoh nilai-nilai kebangsaan kita sebagai warga negara Indonesia," tutur Anggota DPR RI dua periode ini. 

Gus Adhi yakin dan optimis, penanaman nilai-nilai kebangsaan yang terkandung didalam 4 Pilar MPR akan semakin menjauhkan bangsa Indonesia dari ancaman paham-paham radikal, intoleran, ekstremisme, maupun kilafah.

"Pancasila harga mati, titik," tegas Gus Adhi dengan spirit perjuangan “Kita Tidak Sedarah Tapi Kita Searah" ini. 

Sementara, Dr. Herlina J.R . Saragih menekankan perempuan punya peluang sangat terbuka untuk ikut menjadi penyangga pilar-pilar kebangsaan sesuai yang dimaksud didalam 4 Pilar MPR. Ia menegaskan, bahwa kepemimpinan perempuan punya dua metode, dia bisa "feminim dan maskulin" dimana perempuan bisa memimpin dengan jiwa keibuan yang lembut tapi juga bisa tegas seperti layaknya laki-laki pemimpin.

"Menjadi wanita hebat itu tidak harus menduduki posisi penting di pemerintahan, tetapi dia bisa menjadi perempuan hebat dan tangguh dengan memberikan pendidikan 4 Pilar MPR di lingkungan keluarga bahkan sebagai ibu rumah tangga sekalipun. Mendidik anak agar menjadi insan bangsa yang memegang teguh ideologi bangsanya yakni Pancasila," tegas Dr. Herlina yang dikenal kerap memberikan ceramah kepada Anggota TNI ini.(BB).