Menuju Bali Bangkit, Kemenparekraf Bersama SMSI Bali Dorong Desa Penaban Jadi Desa Wisata

  22 Februari 2022 EKONOMI Karangasem

IKUTI BALIBERKARYA.COM LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Baliberkarya.com-Karangasem. Pulau Bali memiliki banyak desa wisata menarik yang layak kita kunjungi. Dari sekian banyak desa wisata di Bali, salah satu desa wisata yang wajib dikunjungi yaitu Desa Penaban di Kabupaten Karangasem.  

Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI Vinsensius Jemadu menyatakan Desa Penaban sudah bisa disebut desa wisata karena dari struktur kelembagaan, penataan ruang serta mengajak wisatawan menulis di atas lontar itu bisa menjadi daya tarik tersendiri.

Menurutnya, dalam membentuk desa wisata haruslah menggunakan pola 3G (Gercep, Geber, dan Gaspol).

“Kesampingkan ego, dan optimalkan kolaborasi,” tegasnya saat memberikan sambutan sekaligus membuka acara FGD bertempat di Museum Lontar Desa Penaban, Karangasem pada hari Selasa (22/2/2022).

Sementara, Ketua Panitia yang juga Ketua SMSI Bali Emanuel Dewata Oja mengatakan, Desa Penaban Karangasem sudah layak disebut desa wisata dari sudut pandang jurnalis yang tergabung di organisasi SMSI.

“Dengan adanya FGD seperti ini, pariwisata di Pulau Dewata Bali ini kembali kepada roh atau marwahnya yaitu desa wisata budaya,” terangnya.

Terkait pemilihan Desa Penaban sebagai lokasi Focus Discussion Group (FGD) kali ini, Edo panggilan akrab kesehariannya mengatakan, karena hampir sebagian besar kriteria desa wisata sudah ada di Desa Wisata Penaban, Karangasem.

Tidak hanya itu, FGD kali ini juga merupakan kesempatan untuk menyampaikan pesan dari organisasi SMSI kepada pemerintah pusat maupun daerah.

“Jika ingin berpromosi pariwisata, atau menyampaikan program kepariwisataan kepada masyarakat, mohon memilih media yang kredibel. Siapa itu? Yaitu yang mainstream/arus utama,” jelasnya.

Bagi Edo, hadirnya media sosial juga tidak bisa dipandang sebelah mata. Namun di media sosial ada kerawanan tersendiri, seperti penyediaan informasi yang kurang kompeten dan bertanggungjawab.

"Jika di media mainstream seperti kami, kami bisa memberikan jaminan bahwa karya jurnalistik kami sudah bisa di pertanggungjawaban. Sampai hari ini kita melihat masih terjadi black campaign yang terjadi di Indonesia terutama dalam pelayanan Covid-19,” katanya.

Bali dianggap sebagai salah satu daerah yang tidak bagus dalam pelaksanaan melawan Covid-19. Edo menegaskan, gol setelah adanya FGD ini, Desa Wisata Penaban bisa segera diresmikan menjadi Desa Wisata berbasis budaya.

“Berita tidak baik akan kita lawan dengan pemberitaan yang baik melalui media mainstream,” sarannya.

Dalam kesempatan ini, Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Bali Tjok Bagus Pemayun memberikan apresiasi dan mengiyakan apa yang disampaikan Ketua SMSI Bali dalam memandang manfaat FGD hari ini.

"Semoga FGD yang digelar SMSI Provinsi Bali yang bekerjasama dengan Kemenparekraf Republik Indonesia hari ini, akan memberikan motivasi bagi para pelaku pariwisata dan media untuk bangkit dari kelesuan ekonomi menuju Bali Bangkit di bidang pariwisata,” harapnya.(BB).