Hilangkan Bau dan Kesan Kumuh Pasar Adat Kedonganan, Gus Adhi Serahkan Bantuan Sarana IPAL Senilai Rp 200 Juta

  12 Desember 2021 TOKOH Badung

Foto: Anggota Komisi II DPR RI/Anggota Fraksi Golkar DPR RI Dapil Bali Anak Agung Bagus Adhi Mahendra Putra (kanan) secara simbolis menyerahkan bantuan IPAL untuk Pasar Desa Adat Kedongan, Kecamatan Kuta, Kabupaten Badung, Minggu pagi (12/12/2021).

IKUTI BALIBERKARYA.COM LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Baliberkarya.com-Badung. Setelah melakukan aksi bersih-bersih bersama di Pantai Pandawa di Desa Kutuh, Kecamatan Kuta Selatan, Kabupaten Badung, Anggota Komisi II DPR RI Dapil Bali Anak Agung Bagus Adhi Mahendra Putra (Amatra) selanjutnya memberikan bantuan sarana IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah) senilai Rp 200 juta untuk Pasar Desa Adat Kedonganan, Kecamatan Kuta, Kabupaten Badung.

Penyerahan secara simbolis bantuan IPAL diserahkan tokoh yang akrab disapa Gus Adhi yang dikenal sebagai wakil rakyat dengan spirit perjuangan “Amanah, Merakyat, Peduli” (AMP) dan “Kita Tidak Sedarah Tapi Kita Searah" ini serangkaian sosialisasi program insfrastruktur hijau di wantilan Pantai Pandawa, Desa Kutuh, Kecamatan Kuta Selatan, Kabupaten Badung, Minggu pagi (12/12/2021).

Penyerahan secara simbolis bantuan IPAL ini dilakukan Gus Adhi yang merupakan Anggota Fraksi Golkar DPR RI Dapil Bali ini melibatkan pihak Kementerian Kehutanan dan Lingkungan Hidup bersama keluarga besar SOKSI (Sentral Organisasi Karyawan Swadiri Indonesia) Bali, kelompok nelayan, Bendesa Adat Kutuh, Perbekel Desa Kutuh dan tokoh masyarakat serta warga setempat.

IPAL merupakan seperangkat struktur, teknik, dan peralatan yang dibuat untuk memproses serta mengelola limbah sehingga sampah tersebut bisa dibuang ke lingkungan tanpa dampak merugikan. Bantuan IPAL untuk Pasar Desa Adat Kedongan dimaksudkan untuk mengurangi limbah domestik, limbah pengolahan ikan di pasar tersebut agar tidak terbuang mencermari lingkungan sekitar, menimbulkan bau amis dan membahayakan kesehatan masyarakat.

Bantuan IPAL ini merupakan hasil perjuangan Gus Adhi di Jakarta dengan mengajukan permohonan ke Direktorat Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Pesisir dan Laut, Direktorat Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI sehingga akhirnya bantuan ini cair dan diserahkan kepada masyarakat.

“Bantuan IPAL ini berawal dari bisik-bisik di warung di Kedonganan dan saya perjuangkan di pusat akhirnya bantuan ini turun. IPAL ini sangat dibutuhkan agar limbah tidak terbuang sembarangan membahayakan lingkungan dan masyarakat,” kata Gus Adhi.

Menurut Gus Adhi, ia memimpikan tercipta kondisi pasar tradisional seperti Pasar Desa Adat Kedonganan yang bersih, jauh dari kesan kumuh dan bau serta mampu mengelola limbah dengan baik, tidak mencemari lingkungan.

“Setelah ada IPAL ini kami harapkan tidak ada lagi masalah limbah pengolahan ikan yang buat bau menyengat dan mengotori lingkungan,” harap Gus Adhi yang juga Ketua Harian Depinas SOKSI dan Ketua Depidar SOKSI Provinsi Bali ini. 

Gus Adhi menyebutkan sebenarnya Pantai Kedonganan dan Pasar Desa Adat Kedonganan bisa menjadi destinasi wisata bahari, tinggal bagaimana dukungan pemerintah dan keseriusan masyarakat mewujudkan itu. Seraya menggemakan pesan-pesan menjaga alam dan jangan memperkosa alam, Gus Adhi juga menggugah kesadaran masyarakat untuk makin mencintai alam dan melestarikan lingkungan serta melakukan gerakan penyelamatan lingkungan.

“Saya titip alam ini dijaga dan dirawat dengan baik agar jadi berkah. Tidak ada kebaikan yang yangkut di lubang yang salah. Kebaikan akan kembali pada tempatnya,” ajak Politisi Golkar asal Kerobokan, Kabupaten Badung ini.

Sementara, Susetyo Pramono dari Kasubdit Perencanaan Direktorat Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Pesisir dan Laut, Direktorat Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI menjelaskan IPAL ini nantinya akan mengolah limbah domestik seperti limbah pengolahan ikan di Pasar Desa Adat Kedonganan sehingga tidak ada lagi bau amis.
“Nanti dibuatkan rumus resapan sehingga limbar air domestik dari pasar tidak melimbas lagi ke lingkungan,” jelas Susetyo Pramono mengakhiri.(BB).