Hadirkan Sejuta Senyum Petani, Kelompencapir Amatra Disambut Antusias dan Gembira Para Peserta

  18 November 2021 TOKOH Jembrana

Foto: Antusiasme para petani peserta Kelompencapir Amatra secara perdana usai panen perdana di Subak Baluk, Desa Baluk, Kecamatan Negara, Kabupaten Jembrana, Kamis (18/11/2021).

IKUTI BALIBERKARYA.COM LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Baliberkarya.com-Jembrana. Tidak hanya sekedar wacana, Anggota Fraksi Golkar DPR RI Dapil Bali Anak Agung Bagus Adhi Mahendra Putra (Amatra) yang akrab disapa Gus Adhi membuktikan cita-cita dan gagasannya untuk membangkitkan kembali Kelompencapir (Kelompok Pendengar, Pembaca, dan Pemirsa) yang dulu sukses di era pemerintahan Presiden Soeharto.

Kelompencapir ala Amatra secara perdana ini dilaksanakan usai panen perdana Demplot VUB Padi Khusus dan VUB Padi Spesifik Lokasi pada areal 17 hektar di Subak Baluk, Desa Baluk, Kecamatan Negara, Kabupaten Jembrana, Kamis (18/11/2021). Setelah Jembrana, Kelompencapir Amatra akan dilanjutkan di kabupaten Buleleng, Badung dan kabupaten lainnya di Bali.

Kelompencapir Amatra sebagai upaya lebih dekat dengan petani, menyerap dan mendengar langsung keluh kesah serta aspirasi petani, memberikan edukasi kepada petani dan memberdayakan serta mendampingi petani dan mengevaluasi kegiatan pertanian. Hal itu selain sebagai upaya membangun pertanian dalam arti luas, Kelompencapir Amatra juga wujud nyata perjuangan Gus Adhi untuk menghadirkan “sejuta senyum untuk petani.”

"Kelompencapir ini penting dilakukan sebagai evaluasi dan ternyata manfaatnya luar biasa, petani tidak janda duda lagi artinya sudah ada pendamping selama ini, begitu BPTP hadir dimana dari 12 kali nyemprot jadi 5 kali. Dari hasilnya hanya 7 ton di varietas impari 30 sekarang hasilnya 12,3 ton. Ini sangat luar biasa, dari pemberian pupuknya sesuai kebutuhan tidak buang-buang biaya," kata Gus Adhi saat mulai membuka kegiatan Kelompencapir.

Kelompemcapir Amatra yang dikemas seperti cerdas cermat, berlangsung seru dan atraktif yang dipandu host dan menghadirkan para penannya untuk melemparkan sejumlah pertanyaan bagi para petani peserta Kelompemcapir. Kali ini, ada tiga kelompok peserta yang merupakan anggota krama Subak Baluk, yaitu Kelompok Arumba, Kelompok Jerinten, dan Kelompok Pioni.

Dengan berbekal satu kentongan tiap kelompok, mereka harus menjawab dengan benar setiap pertanyaan dari para narasumber secara cepat-cepatan atau berebut. Tak ayal, begitu Kelompemcapir dimulai para peserta dari masing-masing kelompok petani ini tampak sangat antusias menjawab setiap pertanyaan dari narasumber atau penanya.

Yang membuat Kelompemcapir perdana ini semakin semarak hadirkan sejuta senyum petani yaitu ketika narasumber atau penanya baru hendak menyampaikan pertanyaan namun belum tuntas tapi sudah dipotong para peserta dengan memukul kentongan dan mengangkat tangan. Melihat aksi dan semangat para petani sebagai peserta Kelompemcapir ini tentu saja menjadi hiburan dan kelucuan tersendiri bagi mereka dan narasumber serta warga lainnya yang menyaksikannya.

Gelak tawa dan canda pun muncul dari para peserta maupun warga lainnya yang melihat. Diakhir sesi, para petani dari sejumlah subak baik perorangan maupun kelompok yang berhasil menjawab dengan benar mendapat hadiah khusus dari Gus Adhi sebagai bentuk apresiasi bagi para petani sehingga membuat para peserta makin senyum sumringah dan bahagia terlihat dari raut wajah mereka. 

Gus Adhi yang dikenal sebagai wakil rakyat dengan spirit perjuangan “Amanah, Merakyat, Peduli” (AMP) dan “Kita Tidak Sedarah Tapi Kita Searah" ini menegaskan Kelompencair merupakan kegiatan pertemuan untuk petani dan nelayan di Indonesia yang dicetuskan pada masa Presiden Soeharto. Dimana mereka diadu pengetahuannya seputar pertanian dengan model mirip cerdas cermat.

"Petani itu butuh pendampingan, butuh media untuk bersuara. Dengan menghidupkan kembali kelompencapir lewat cara kekinian saya berharap target swasembada pangan akan bisa tercapai," tegas Gus Adhi yang juga Ketua Depidar SOKSI Provinsi Bali dan Ketua Harian Depinas SOKSI ini.

Gus Adhi yang juga dikenal demgan semangat Maju Terus Pantang Mundur. “Asal Mundur Ti! (kalau mundur mati)” ini menjabarkan dalam panen perdana Demplot VUB Padi Khusus dan VUB Padi Spesifik Lokasi pada areal 17 hektar Subak Baluk, Desa Baluk, berhasil menghasilkan produksi 12,3 ton. Penyebabnya karena petani menggunakan pupuk organik sehingga tingkat kesuburan tanah pertanian lebih bagus dan mulut akar tanaman padi menjadi lebih sehat.

"Dari 17 hektar saja petani sudah punya tabungan, kalau jual beras bisa peroleh 621.605.000 rupiah. Secara umum luas Subak Baluk 58 hektar, kalau ditanam dengan pola yang sama seperti 17 hektar maka hasil ekonomis yang diproduksi cukup besar nilai rupiahnya," ungkap Gus Adhi.

Seperti diketahui, sosok Gus Adhi membangun pertanian dari Bali tidak terlepas dari inspirasi sosok Presiden Kedua RI yakni Presiden Soeharto yang berhasil mewujudkan swasembada pangan di tanah air dengan keseriusan menggarap sektor pertanian. Salah satu pendekatan Presiden Soeharto dengan petani kala itu lewat program Kelompencapir, yang merupakan singkatan dari Kelompok Pendengar, Pembaca, dan Pemirsa, adalah kegiatan pertemuan untuk petani dan nelayan di Indonesia yang dicetuskan pada masa pemerintahan Presiden Soeharto dulu. 

Kegiatan ini mengikutkan petani-petani berprestasi dari berbagai daerah. Mereka diadu kepintaran dan pengetahuannya seputar pertanian, antara lain soal cara bertanam yang baik dan pengetahuan tentang pupuk dengan model mirip cerdas cermat. Program ini ikut andil kala Indonesia mencapai swasembada pangan dan mendapatkan penghargaan dari FAO pada tahun 1984.

"Hal ini sebagai upaya membangun pertanian dalam arti luas. Kelompencapir Amatra juga wujud nyata perjuangan untuk menghadirkan sejuta senyum untuk petani," terang Anggota Komisi II DPR RI yang sebelumnya menjabat di Komisi IV DPR RI.

Melalui Kelompencapir Amatra, Gus Adhi yang sebelumnya bertugas sebagai Anggota Komisi IV DPR RI ini berkomitmen "seken-seken (bener-bener), saje-saje (serius), beneh-beneh (sungguh-sungguh)" berjuang bagi petani serta untuk mewujudkan Kabupaten Jembrana sebagai kawasan industri pertanian dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Terbukti, wakil rakyat yang akrab disapa Gus Adhi ini "sing main-main" (tidak main-main) terus membantu dan membakar semangat petani Jembrana agar terus berinovasi.

Selain Jembrana, selama ini Anggota Fraksi Golkar DPR RI Dapil Bali, Anak Agung Bagus Adhi Mahendra Putra (Amatra) yang akrab disapa Gus Adhi sangat getol berkeliling kesejumlah kabupaten di Bali sebagai bukti keseriusannya membangun pertanian Bali. Gus Adhi yang dikenal dengan spirit Amatra Sahabat Petani bahkan tak terhitung sudah begitu banyak bantuan yang digelontorkannya untuk petani di seluruh Bali hingga berbagai program pemberdayaan dan pendampingan petani digulirkan.

Tokoh yang dikenal sederhana ini berpandangan bahwa pertanian harus dibangun dengan serius, butuh pemahaman mendalam atas permasalahan pertanian dan kondisi petani di bawah serta yang tidak kalah penting butuh dukungan semua pihak/stakeholder. Untuk itulah melalui Kelompencapir Amatra, Gus Adhi mengajak semua kekuatan, elemen, stakeholder untuk bersatu membangun pertanian Bali dan memberikan perhatian lebih kepada petani yang merupakan profesi yang sangat mulia.

"Petani adalah tumpuan kehidupan karena menyediakan pangan untuk kita makan sehari-hari. Tanpa petani kita tidak berarti apa-apa dan tanpa pertanian kita akan tiada. Maka penting sekali kita hadir memberikan perhatian dan dukungan penuh membangun pertanian dan mensejahterakan petani. Tentu cita-cita besar saya ingin melihat Indonesia kembali menjadi negara agraris yang kuat, kita bisa swasembada pangan, tidak tergantung pada impor,” tutup tokoh asal Jero Kawan Kerobokan, Badung ini.(BB).