Apresiasi Pemecahan Rekor Dunia Angklung, Ketua DPD RI LaNyalla: Bentuk Penghargaan Dunia untuk Budaya Indonesia

  10 November 2021 TOKOH Nasional

Foto: Ketua DPD RI AA LaNyalla Mahmud Mattalitti sedang bermain Angklung pada 21 Agustus 2021 lalu saat mengunjungi Centre Kabupaten Sumedang

IKUTI BALIBERKARYA.COM LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Baliberkarya.com-Surabaya. Ketua DPD RI, AA LaNyalla Mahmud Mattalitti, mengapresiasi pemecahan rekor dunia bermain angklung serentak dari 50 negara di 5 Benua. Menurut LaNyalla, kegiatan yang dilakukan dalam rangka memperingati Hari Angklung se-Dunia itu, adalah bentuk penghargaan yang tinggi terhadap kebudayaan dan kesenian Indonesia dari masyarakat internasional.

Rekor yang tercatat atas nama Dharma Pertiwi itu, dimainkan serempak secara online dan offline oleh lebih dari 10.000 peserta yang tersebar di 50 negara di 5 benua. Kegiatan bertajuk ‘Angklung Mendunia’ dengan tema ‘Lestarikan, Giatkan dan Generasikan Angklung Mendunia’, dilakukan offline di Museum Satriamandala, Jakarta. Secara online, kegiatan ini disiarkan secara live streaming melalui kanal YouTube Dharma Pertiwi pada 8 November 2021.

"Saya memberikan apresiasi atas pemecahan rekor dunia tersebut. Tentu hal ini sebagai bagian dari upaya pelestarian warisan budaya Indonesia yang telah diakui dunia," kata LaNyalla di sela-sela kunjungan dapil, Rabu (10/11/2021).

Senator asal Jawa Timur itu menilai, permainan angklung mencerminkan karakter khas masyarakat Indonesia yang mengedepankan kerja sama dan gotong royong dalam kehidupan sehari-hari.

"Filosofi angklung dalam kehidupan manusia adalah satu kesatuan yang tidak terpisahkan yakni bermasyarakat, yang merupakan ciri khas masyarakat kita," ungksp LaNyalla.

Hal ini digambarkan dalam permainan angklung yang harus dimainkan secara berkelompok dengan berfokus kepada simbol pemandu yang diberikan pemimpin. Selain itu, para pemain angklung juga harus tahu irama lagu yang dimainkannya agar bisa menyelaraskan dari pemain yang satu ke pemain yang lainnya.

"Hal ini menunjukan bahwa setiap orang
memiliki posisi dan tugas masing-masing yang harus dipatuhi. Jika tidak, maka akan mengganggu tatanan kehidupan atau harmonisasi," terang LaNyalla.

Dalam permainan angklung, LaNyalla melanjutkan, pemain ada yang mendapatkan bagian yang banyak untuk memainkannya dan ada yang sedikit untuk memainkannya.

"Sama halnya kehidupan di dalam masyarakat, ada orang yang berperan dan bertugas lebih banyak dan ada yang lebih sedikit," kata dia.

Dengan kata lain, LaNyalla menilai permainan angklung merupakan bentuk keselarasan dalam setiap langkah dan gerak irama.

"Angklung merupakan simbol harmonisasi kehidupan dalam masyarakat. Untuk itu, selain atraksi permainan, angklung sangat menghibur. Namun, kita perlu memahami makna yang terkandung di dalamnya, bahwa seni budaya menjadi petunjuk tertentu dalam menjalani kehidupan bermasyarakat," tutup LaNyalla.(BB).