Arisan Online Resahkan Warga Jembrana, Peminjam Diancam Denda Tinggi

  03 Oktober 2021 PERISTIWA Jembrana

Ilustrasi

IKUTI BALIBERKARYA.COM LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Baliberkarya.com - Jembrana. Demi mendapatkan pinjaman, warga Jembrana terutama anak-anak muda tergiur dengan adanya arisan secara online dengan sistem during. Melalui kecanggihan handphone mereka menjerat calon peminjam dengan bunga yang tinggi dan durasi pinjaman 7 hari. Tak ayal peminjam tidak bisa berkutik, bahkan mereka mengancam peminjam kalau tidak bisa bayar dikenakan denda 100 ribu berapaun pinjamannya.

Tidak sampai disitu mereka juga mengancam akan menviralkan di media sosial. Seperti halnya yang dialami oleh  warga asal Kecamatan Jembrana berinisial AN (20) awalnya dirinya diajak temannya baru lulus SMA untuk ikut arisan online yang cukup menggiurkan, dilihat dari sistemnya kalah jauh dengan arisan biasa. Sistemnya ada 2 pilihan dengan sistem arisan tembak dan arisan menurun. Dirinya memilih sistem menurun dengan nominal setoran tidak sama dengan anggota lainnya.

"Urutan paling atas lebih besar dengan urutan dibawah dengan perincian mingguan. Diawal saya pinjam sebanyak 500 ribu dan ngembalikan 850 ribu dengan jangka waktu 7 hari. Semakin hari dikarenakan tidak bisa bayar lalu saya diarahkan memi jam ke orang lain dengan bunga sama akan tetapi jangka waktunya sangat cepat. Disini saya hanya bisa menutupi bunganya saja," terangnya.

Dikarenakan durasi bayar sangat cepat, lanjut AN, dan bungganya sangat tinggi, akhirnya dirinya diancam lewat telepon, tidak hanya dirinya, kerabatnya juga ikut diancam agar segera melunasi sesuai perjanjian. "Saya diancam kalau tidak membayar dalam 1 jam dikenai denda 100 ribu berapapun pinjamannya, bahkan mau diveralkan di media sosial. Ini lebih kejam dari rentenir," ucapnya.

Dirinya merasa resah, banyak teman-teman yang mi jam mendapatkan teror melalui telepon bahkan mendatangi korban, namun saat didatangi dirinya tidak kenal dengan orang tersebut dan mereka mengaku pemodal. "Dalam hal ini kami sangat resah, jangan sampai masyarakat lainnya terkena musibah seperti yang kami alami," ujar ayah korban. (BB)