Pembelajaran Tatap Muka di Jembrana, Ini Penjelasan Bupati Tamba

  14 September 2021 PENDIDIKAN Jembrana

Ket poto, Bupati Jembrana I Nengah Tamba SH didampingi, Kadis Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Jembrana dan Sekda Kabupaten Jembrana

IKUTI BALIBERKARYA.COM LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Baliberkarya.com - Jembrana. Sejak diberlakukannya PPKM Darurat Jawa Bali, sistem pembelajaran tatap muka kembali di berhentikan dan kembali pembelajaran dengan sistem during atau pembelajaran jarak jauh melalui whatsapp.

Pemberhentian tatap muka menyebabkan anak-anak sekolah di Kabupaten Jembrana rindu kembali dengan belajar tatap muka, selain itu juga mereka rindu bertemu dengan teman-temannya. Kembalinya pembelajaran secara during atau jarak jauh itu dikarenakan adanya peningkatan kasus Covid-19.

Hal tersebut mendapat tanggapan langsung Bupati Jembrana I Nengah Tamba, dirinya berjanji, pembelajaran tatap muka akan di buka lagi pada saat PPKM Level 2, dimana hingga kini di Kabupaten Jembrana masih PPKM Level 4.

"Sebenarnya pembelajaran tatap muka sudah diberlakukan sejak sebelum diberlakukannya PPKM Darurat ini. Akan tetapi setelah adanya peningkatan kasus Covid-19, pembelajaran tatap muka kembali diberhentikan, nanti kita tunggu PPKM Level 2 di berlakukan, sehingga pembelajaran tatap muka di sekolah kembali diterapkan," terangnya, Selasa (14/8/2021).

Sebenarnya, lanjut Tamba, banyak orang tua murid sangat mendukung dalam hal ini. Sementara pembelajaran during selalu diikuti oleh anak-anak. Untuk pembelajaran tatap muka sudah memenuhi kreteria, dimana para guru dan murid di Jembrana sudah 95 persen tervaksin. "Ya kita masih menunggu PPKM Level 2 baru kita jos," ucapnya.

Sementara Kadis Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Jembrana, Ni Nengah Wartini menambahkan, untuk anak sskolah semua sudah tervaksin dengan capaian 65 persen. Untuk sekolah sebenarnya sudah ingin melakukan pembelajaran tatap muka, itu pun bisa dilakukan dengan jam yang terbatas. 

"Terkait dengan sistem pembelajaran selama PPKM ini, banyak hal juga yang harus kita rubah, yang awalnya belajar jarak jauh dengan metode siswa yang menchat gurunya sebagai bukti kelengkapan pelajaran. Metoda ini akan kita rubah secara perlahan," ujarnya.

Wartini melanjutkan, pola belajar pada saat pembelajaran tatap muka nanti, siswa bisa langsung bertanya. Siswa nanti akan masuk separuh dan separuh di rumah. Dengan sistem bergulir ada metode pembelajaran jarak jauh ada yang tatap muka. 

"Dalam hal ini 50 persen siswa mengikuti pembelajaran jarak jauh dan 50 persen pembelajaran tatap muka, hal ini seperti yang diterapkan pada saat dimulainya pembelajaran tatap muka sebelum PPKM Darurat. Sehingga penyelesaian mapel (mata pelajaran) akan lebih ringan dan siswa lebih aktif. Dengan harapan mapel bisa cepat terselesaikan sesuai target belajar," tutupnya. (BB)