Pembangunan Jalan Tol Gilimanuk Mengwi Berjalan dan Negoisasi November Selesai

  06 September 2021 PERISTIWA Jembrana

Ket poto, Bupati Jembrana I Nengah Tamba SH bersama Direktur PT Utama Inisial Jalan Tol dan PT Kios Tito Sulistiyo.

IKUTI BALIBERKARYA.COM LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Baliberkarya.com - Jembrana Proses pembangunan jalan tol Gilimanuk Mengwi dengan jarak kurang lebih 95 kilometer yang akan melewati tiga kabupaten yakni Jembrana, Tabanan dan Badung itu melewati sekitar 57 desa. Diantaranya 33 desa di Jembrana, 22 desa di Tabanan dan 2 desa di Badung di garap langsung oleh Direktur PT Utama Inisial Jalan Tol dan  PT Kios Tito Sulistiyo.

Diketahui proses negoisasi dengan penawaran harga sudah berjalan dan akhir bulan semua dokumen terakhir sudah masuk minggu pertama bulan Oktober. Proses negosiasi di bulan November sudah selesai. Hal tersebut Bupati Jembrana I Nengah Tamba saat mendampingi PT Utama Inisial Jalan Tol dan  PT Kios Tito Sulistiyo sangat optimis pembangunan tol akan berjalan.

Saat dikonfirmasi terkait hal tersebut PT Utama Inisial Jalan Tol dan  PT Kios Tito Sulistiyo bersama Bupati Jembrana I Nengah Tamba mengatakan, Jalan tol itu adalah projek pemerintah dengan pihak swasta. Oleh karena itu ada proses yang harus dijalani. Disini sudah ada tim pemerkasa yang sudah ditunjuk harus ada proses semacam tender dengan penawaran harga. Diharapkan akhir bulan ini yang sudah masuk dokumen terakhir. Untuk Minggu pertama di bulan Oktober sehingga proses negosiasi di Nopember sudah selesai

"Kami berharap akhir bulan ini yang sudah masuk dokumen terakhir untuk Minggu pertama di bulan Oktober, sehingga proses negosiasi di Nopember sudah selesai.  Kuartal tahun sudah terlaksana, suport Bupati Jembrana sangat antusias, termasuk taman Kerthi sekarang sedang di proses, yaitu legalisasinya. Termasuk tata ruang dan yang lainnya. Hal ini 19 projek sudah mulai," jelas Sulistiyo, Senin (6/8/2021).

Untuk pembebasan lahan, lanjut Sulistiyo, ini dalam proses berjalan. Pembebasan lahan itu menjadi milik swasta, sehingga jika teraliasasi maka akan jadi milik pemerintah. Pihaknya hanya sebatas mengoperasikan. Untuk eksekusi dan pelaksanaan oleh pemerintah melalui Kementerian PUPR.

Sementara Bupati Jembrana I Nengah Tamba  menambahkan, Tetang pembebasan lahan dengan proses ganti untung. Harapan seluruh masyarakat Jembrana yang lahannya kena pembebasan akan kita pertemukan. Dengan tujuan jangan sampai masyarakat dapat uang pembebasan dan bagi untung uangnya malah disalahgunakan.

"Harapan dengan mendapatkan uang tersebut masyarakat bisa membeli aset lahan lagi yang tanahnya tidak kena dampak tersebut. Sehingga nilai uangnya menjadi produktif. Mewanti-wanti jangan sampai ini disalahgunakan," tegas Tamba.

Dalam pembebasan itu, lanjut Tamba, tidak ada masalah, tidak pula ada sistem makelar yang ikut bermain. Pihaknya menegaskan, tunggu instruksi dari bupati. Dimana pemilik tanah akan dipanggil langsung oleh para pembayar lahan. "Jelas tanpa iming-iming ini dan itu yang justru menimbulkan kericuhan. Harapan ini bisa berjalan bagus sesuai tujuan membuat jalan tol itu mempermudah akses jalan bagi masyarakat Jembrana itu sendiri," terang Tamba.

Untuk pemerataan perekonomian, imbuh Tamba, pihaknya sejak dari dulu berharap adanya jalan tol itu di Jembrana. Untuk mengumpulkan warga nanti, dilakukan secara perkecamatan. "Ini masih menunggu dari pemerkasa jalan tol itu sendiri. "ini sudah disiapkan baik sistem pembayaran nanti. Sehingga masyarakat yang terdampak pembebasan lahan merasa aman dan nyaman. Pembayaran akan dilakukan melalui bank daerah," tutupnya. (BB)