Kisah Heroik Sopir Truk Nekat Melompat dari KMP Yunicee Tanpa Pelampung Selamatkan Anak dan Penumpang Tak Bisa Berenang

  30 Juni 2021 PERISTIWA Jembrana

Ket poto : sopir truck asal Desa Pulukan, Kecamatan Pekutatan, Jembrana bernama Usniadi

IKUTI BALIBERKARYA.COM LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Baliberkarya.com Jembrana - Salah satu sopir truck asal Desa Pulukan, Kecamatan Pekutatan, Jembrana bernama Usniadi menjadi salah satu saksi pasca KMP Yunicee yang ditumpanginya dari Pelabuhan Ketapang menuju Pelabuhan Gilimanuk mengalami musibah tenggelam pada Rabu malam (29/6/2021) kemarin.

Ia menuturkan, saat di tengah laut, kapal yang ditumpanginya suara dari mesin kapal tidak seperti biasanya, seperti ada yang tidak beres. Hal itu lantaran ia mendengar suara "dut..dut..dut" pada mesin kapal tersebut. Dan benar saja, dalam hitungan detik, kapal tersebut miring sehingga terjadi teriakan histeris para penumpang. 

Bahkan tidak menunggu lama, Usniadi yang merasakan kapal yang ditumpanginya ada yang tidak beres sejak awal sebelum akhirnya tenggelam, dirinya langsung meloncat ke laut tanpa menggunakan pelampung.  

"Saya melihat pelampung berserakan, tetapi untuk menyelamatkan diri saya langsung saja loncat dari kapal," tuturnya, Rabu (30/6/2021).

Lebih jauh Usniadi  menceritakan, dirinya terus berupaya berenang hingga menemukan benda sejenis ember. Benda itulah yang digunakannya bersandar sambil berupaya menuju daratan mengikuti arus.

Saat dirinya panik dan putus asa akan keselamatan jiwanya untuk menyelamatkan dirinya, ia melihat seorang anak kecil yang sudah pakai pelampung minta tolong. 

"Saya melihat anak kecil minta tolong dan saya mengikat ke tubuh saya agar tidak lepas. Sambil saya berkata, kalau kita mati, kita mati bersama-sama," ungkapnya melanjutkan kisah tragisnya.

Saat itu pikiran Usniadi sudah kalut mengikuti arus dan ia  melihat seorang pria sudah kelelahan. Setelah didekati ternyata orang tersebut tidak bisa berenang, sehingga dirinya kembal memutuskan mengikat ditubuhnya untuk diajak bersama-sama ke darat.

"Saya ikat lagi bertiga. Sambil saya berkata, dah kita mati bertiga dah," ungkapnya.

Usniadi pertaruhkan nyawanya dan melepaskan kedua penumpang yang ditolongnya karena satu orang yang ditolongnya merupakan anak kecil, sementara yang satunya lagi tidak bisa berenang. Untungnya, berkat tekad dan niat mulia Usniadi akhirnya ia dan kedua orang yang ia tolonh berhasil diselamatkan seorang nelayan bernama Pak Petruk.

"Lama kita di tengah laut, sekitar satu jam lebih. Ombaknya kaya gunung," terangnya seraya menyudahi kisah yang tak ia pernah lupakan dalam hidupnya. (BB)