Bupati Sedana Menebar 150 Benih Ikan Nila di Danau Batur

  19 Juni 2021 SOSIAL & BUDAYA Bangli

Baliberkarya

IKUTI BALIBERKARYA.COM LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Baliberkarya.com Bangli - Bupati Bangli Sang Nyoman Sedana Arta, SE. yang didampingi Wakil Bupati Bangli I Wayan Diar, SST.Par, Ketua DPRD Bangli I Ketut Suastika serta kepala Dinas PKP Kabupaten Bangli melaksanakan penebaran benih ikan di perairan umum (Restoking) di Danau Batur sebanyak 150 ribu benih ikan yang juga dirangkaikan dengan Hari Lahirnya Pancasila dan Bulan Bung Karno III, sabtu, (19/6/ 2021).  

Kepala Dinas Pertanian Ketahanan Pangan dan Perikanan Kabupaten Bangli Ir. I Wayan Sarma dalam laporannya menyampaikan, kegiatan penebaran ikan dilaksanakan dalam rangka pelestarian perikanan serta untuk memulihkan populasi stok ikan di danau batur, dan juga serangkaian hari Lahirnya Pancasila dan Bulan Bung Karno III. 

"Adapun jumlah ikan yang ditebar sebanyak 150 ribu ekor yang dilaksanakan di Danau Batur yaitu di Desa Kedisan sebanyak 100 ribu ekor dan  di perairan desa abang batudinding sebanyak 50 ribu ekor.  Kegiatan restoking ini bertujuan untuk meningkatkan atau mengembalikan populasi ikan di Danau Batur," ujarnya. 

Pihaknya juga menyampaikan, penurunan populasi ikan di Danau Batur disebabkan karena alam dan juga aktifitas manusia. Untuk hal tersebut maka perlu diadakan kegiatan yang mampu mengembalikan populasi ikan serta kegiatan preventif untuk mencegah terjadinya kematian ikan. 

"Adapun tindakan atau langkah yang telah dilaksanakan yakni mensosialisasikan budidaya ikan yang ramah lingkungan, pihaknya menghimbau penggunaan bahan/alat tangkap ikan yang ramah lingkungan serta salah satu kegiatan yang perlu dilakukan adalah penebaran benih ikan," ucap Sarma.

Bupati Bangli Sang Nyoman Sedana Arta, SE. mengatakan kegiatan penebaran bibit benih ikan dalam rangka restoking ikan di Danau Batur. Danau batur adalah danau yang terbesar yang kita miliki di provinsi Bali. Ada banyak fungsi dari pada danau Batur ini, yang pertama sebagai fungsi sumber air untuk beberapa kabupaten kota di Bali, juga sebagai pendukung daya tarik pariwisata kintamani. 

"Selain itu juga sebagai sarana penyebrangan dan juga yang terakhir sebagai budidaya ikan yang merupakan konsumsi bagi masyarakat disekitar, dan juga sekarang sudah menjadi salah satu mata pencaharian yang diproduksi dalam bentuk keramba jaring apung," terangnya. Seperti yang kita ketahui bahwa, lanjut Sedana, makan ikan ini juga memiliki kandungan protein yang sangat tinggi dan kita dikabupaten Bangli berdasarkan data dari dinas pertanian ketahanan pangan dan perikanan,  persentase konsumsi makan ikan masih kurang, masih dibawah 50 persen dari rata-rata konsumsi ikan yang seharusnya dilakukan. 

"Maka dari itu, kampanye makan ikan juga harus terus kita sampaikan kepada masyarakat termasuk juga pada kawan-kawan yang memiliki keramba jaring apung di danau batur ini. Agar se- bisa-bisanya dulu konsumsinya untuk keluarga, untuk desa baru nanti kita bisa jual kepihak-pihak atau ke pasar secara bebas," katanya. Ditambahkannya, kondisi di danau batur saat ini juga sudah semakin padat didalamnya, maka dari itu bagaimana komitmen kita semua dalam menjaga ekosistem didanau batur ini dan juga bisa memberikan manfaat kesejahteraan bagi masyarakat disekitarnya. 

"Semakin hari perlu kita perhatikan. misalnya bagaimana membuang sampah tidak lagi kedanau, bagaimana keramba jaring apung ini secara bertahap dan secara bersama-sama akan kita atur baik itu dari sisi luasannya maupun dari sisi posisinya. Sehingga desain dari pada konsep pembangunan geopark termasuk didalamnya konsep danau batur sendiri juga akan lebih tertata. Dan juga keramba jaring apung ini bisa akan diatur menjadi daya tarik wisata," pungkas Sedana.

Pihaknya juga menyampaikan kita harus komit menjaga danau batur ini supaya tidak tercemar, supaya bersih, tetapi tetap bisa memberikan manfaat kesejahteraan dan juga nilai ekonomis yang sebesar-besarnya bagi masyarakat di sekitarnya. Seluruh komponen yang ada khususnya di wilayah sekitar danau batur harus berkomitmen bersama.  

"Kalau sampai kita tidak mau melaksanakan atau menjaga danau ini tentu nantinya pasti ada aturan yang lebih tinggi yang akan tidak membolehkan kita melakukan aktivitas-aktivitas ekonomis di danau batur ini. Tapi kalau komitmen menjaga alam dan danau batur ini serius kita lakukan tentu keramba jaring apung yang masih ada disini juga mudah-mudahan bisa kita tetap pertahankan dalam presentase-persentase yang masih dianggap boleh secara kajian-kajian," tutup Sedana. (BB)