Bupati Tamba: Lestarikan Hutan Berdampak Kelangsungan Hidup Dimasa Depan

  17 Juni 2021 PERISTIWA Jembrana

Baliberkarya

IKUTI BALIBERKARYA.COM LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Baliberkarya.com Jembrana - Perambahan hutan yang tidak terkendali dan alih pungsi hutan di Bali barat kondisinya sangat memprihatinkan, hal tersebut mendapat sorotan dsri Bupati Jembrana I Nengah Tamba, ia juga mengatakan hutan juga harus mensejahtrakan masyarakat.

"Hutan juga harus mensejahtrakan dalam artian jangan hutan dibabat dan dirusak, untuk itu melestarikan hutan berdampat kelangsungan hidup di masa depan yang bisa dinikmati generasi penerus," ucapnya.

Disini pemerintah harus hadir dalam hal ini, lanjut Tamba, untuk memberikan pemahaman terhadap terkait pemahaman tentang hutan. Setiap hutan ada zona pemanfaatannya yang mana bisa di manfaatkan dan yang mana tidak bisa di manfaatkan, untuk zona pemanfaatan tapi non kayu.

"Hutan desa harus dikenalkan ke masyarakat, dengan adanya zona pemanfaatan dan masyarakat tidak lagi merambah zona inti atau hutan lindung, jika memang ada pohon yang ditebang tentunya harus ditanam kembali, jangan menebang sembarangan di hutan lindung itu akan berdampak dengan debit air pada saat kemarau," terangnya.

Sementara Kepala UPTD KPH (Kesatuan Pengelolaan Hutan Bali Barat) Agus Sugiyanto mengatakan, luas hutan di Jembrana sekitar 37000 hektar yang pembagian bloknya berdasarkan RPH JP KPH Bali Barat tahun 2018-2027 yaitu blok inti hutan lindung, blok pemanfaatan dan blok khusus. 

Basis pemanfaatan hutan, supaya dapat berkontribusi terhadap kesejahteraan dengan tidak merusak hutan. Sehingga perambahan hutan tidak terjadi dan pengelolaan sesuai dengan aturan perundang undangan kehutanan.