Sikapi Anjloknya Harga Gabah, Bupati Tamba Akan Gandeng Investor

  17 Juni 2021 EKONOMI Jembrana

Ket Poto,Bupati Jembrana I Nengah Tamba SH didampingi oleh Wakil Bupati I Gede Ngurah Patriana Krisna

IKUTI BALIBERKARYA.COM LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Baliberkarya.com Jembrana - Bupati Jembrana I Nengah Tamba SH soroti harga gabah di Jembrana anjlok, dimana harga beras semakin tinggi sehingga petani tidak bisa berbuat apa-apa. Akibat harga gabah terus menurun, beberapa petani berinsiatif mengolah hasil panennya sendiri

Seperti yang dikatakan salah satu petani asal Desa Yehembang I Wayan Budiasa (46), harga gabah seperti harga kacang pak, sekarang harganya 3000 rupiah perkilonya, ini sangat memberatkan kami sebagai petani.

"Kalau saya jual dalam hitungan are juga rugi, biaya produksi padi cukup tinggi, karena harga pupuk dan biaya tenaga kerja juga tinggi, sekarang per are di kisaran harga 200 ribu rupiah, masih terbilang murah juga, kalau di paksa dijual dengan harga segitu rugi di modal," terangnya.

Dirinya menyiasati hal tersebut, dan mereka mengolah hasil panenanya bersama keluarga, dan juga kami bergotong royong dengan anggota subak, "dari pada saya rugi lebih baik saya olah jadikan beras saja, harga beras sekarang mahal," ujarnya.

Menyikapi hal tersebut saat dikonfirmasi awak media saat jumpa pers di rumah jabatan, Bupati Jembrana I Nengah Tamba SH didampingi oleh Wakil Bupati I Gede Ngurah Patriana Krisna mengatakan, masalah gabah dijembrana memang dari dulu tidak bisa diselesaikan.

"Disini masalah harga beras dan harga gabah tidak seimbang dan justru merugikan petani, ini segera harus diatasi, apalagi hasil gabah petani di Jembrana cukup untuk memenuhi kebutuhan beras di Jembrana," jelasnya,

Sesuai data dsri Dinas Pertanian dan Pangan Jembrana, lanjut Tamba, terjadi surplus kisaran 5.000 ton pertahun, "gabah sebenarnya bisa dibeli dengan harga 4 ribu rupiah dan beras dijual seharga 9 ribu rupiah, saat ini sangat memprihatinkan harga gabah dibeli 3.700 rupiah sedangkan beras dijual 10 ribu sampai 11 ribu rupiah ini jauh sekali," terangnya.

Mengatasi hal tersebut, dirinya menerwngkan sudah ketemu dengan berbagai investor pengusaha pengolah beras di Jakarta dan saat ini masih membahas mekanisme kerjasama. "Ini masih membahas mekanisme kerjasama dan pengusaha yang ada di Jembrana yang sudah ada  nantinya masuk ke sistem," uraiannya.

Pengusaha yang sudah ada, ucap Tamba, akan kami rangkul dengan mekanisme kerjasama yang akan kami sepakati paling tidak harga gabah nantinya diatas harga 3,700 perkilonya. Terkait kerjasama dengan investor nantinya dirinya mengharapkan para investor ikut membantu seperti pembangunan pompa dan perbaikan irigasi.

"Nanti kita cari investor yang besar dan itu sudah kita dapatkan sekarang hanya masih mekatur mekanisme kerjasama. Terkait pemasaran beras nantinya kita akan bekerjasama dengan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) yang ada di setiap desa di Jembrana, tujuannya kita juga bisa membantu BUMDes di desa tersebut," imbuhnya.

Dengan harga gabah yang sekarang, imbuh Tamba, dengan harga 3,700 perkilonya wajar para petani mengeluh belum lagi harga perawatan, pupuk dan lain sebagainya mahal ini tidak seimbang sekali, dan mereka pasti menyimpan dan mengolah gabahnya sendiri, "untuk itu saya sebagai kepala daerah akan berusaha mengatasi permasalahan ini," tutupnya.