Pariwisata Bali 20 Juli Dibuka, Demer Harap Tetap Patuhi Prokes Agar Pariwisata Tak Kembali "Mati Suri" 

  27 Maret 2021 EKONOMI Denpasar

IKUTI BALIBERKARYA.COM LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Baliberkarya.com-Denpasar. Wakil Ketua Komisi VI DPR RI Gde Sumarjaya Linggih, SE., M.AP. menyatakan Provinsi Bali adalah salah satu daerah yang paling terpuruk akibat Pandemi Covid-19. Pasalnya, perekonomian Bali sangat tergantung dari sektor pariwisata. 

Wakil rakyat dapil Bali ini menegaskan tidak ada wisatawan asing yang masuk ke Bali menyebabkan hotel kosong dan obyek wisata menjadi sepi. Terkait dengan kondisi tersebut, politisi yang akrab disapa Demer ini ada beberapa hal yang penting untuk disampaikan.

"Baru-baru ini saya bertemu dengan bapak Airlangga Hartarto selaku Menteri Koordinator Perekonomian sekaligus sebagai Ketua Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional. Seiring dengan proses vaksinasi Covid-19 yang telah memasuki tahap kedua, maka diharapkan Pandemi Covid-19 akan semakin terkendali. Oleh sebab itu, pariwisata Bali akan dibuka kembali pada 20 Juli 2021," ucap Demer dalam keterangan tertulisnya yang diterima redaksi Baliberkarya.com.

Politisi asal Tajun Buleleng ini menegaskan kembali penutupan pariwisata Bali telah menyebabkan mati surinya Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM), untuk itu Demer menyambut baik rencana pemerintah untuk menggelontorkan dana stimulan sebesar 6 Triliyun untuk pelaku UMKM di Bali. 

"Saya berharap penyaluran dana ini tepat sasaran, sehingga betul-betul dapat menggairahkan kembali perekonomian masyarakat Bali yang sangat tergantung dari sektor pariwisata," harapnya.

Demer juga berharap agar semua pihak tetap mematuhi protokol kesehatan Covid-19 dengan memakai masker, mencuci tangan dan menjaga jarak meskipun telah dilakukan vaksinasi secara massal. Apalagi nanti setelah dibuka Pariwisata Bali pada 20 Juli 2021, protokol kesehatan tetap harus diperketat. 

"Sebab faktor isu kesehatan dalam sektor pariwisata ini sangat sensitif. Misalnya ketika muncul satu kasus positif Covid-19 di suatu obyek wisata, maka akan lama proses pemulihannya agar wisatawan mau berkunjung kembali," tutup Demer.(BB).