Survei Indometer Tunjukkan Elektabilitas Partai Demokrat Melonjak, PDI Perjuangan Menurun Efek Korupsi Dana Bansos

  22 Februari 2021 POLITIK Nasional

IKUTI BALIBERKARYA.COM LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Baliberkarya.com-Jakarta. Setelah sebelumnya berdasarkan hasil survey Indonesia Political Opinion (IPO) dan survei Voxpopuli Research Center (VRC) sosok Ketua Umum Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) elektabilitas menjadi yang terpopuler untuk maju dalam Pemilu 2024, kini berdasarkan hasil survei Indometer menunjukkan elektabilitas Partai Demokrat melonjak dan menempatkan urutan keempat setelah PDI Perjuangan, Partai Gerindra, dan Partai Golkar.

Survei Indometer dilakukan pada 1-10 Februari 2021 melalui sambungan telepon kepada 1.200 responden dari seluruh provinsi yang dipilih acak dari survei sebelumnya sejak 2019. Margin of error sebesar 2,98 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen. 

"Elektabilitas Partai Demokrat melonjak, sementara PDI Perjuangan turun, dan dua parpol papan tengah PKS dan PSI konsisten naik," kata Direktur Eksekutif lembaga survei Indometer, Leonard SB, dalam siaran persnya, pada Kamis 18 Februari 2021 lalu.

Leonard menjelaskan, meskipun posisinya masih teratas, tapi elektabilitas PDI Perjuangan turun. Sebaliknya Partai Demokrat meningkat. Temuan survei Indometer, elektabilitas PDI Perjuangan turun menjadi 22,3 persen, padahal sebelumnya naik dari 26,8 persen pada survei pada Juli 2020 menjadi 31,6 persen pada survei Oktober 2020.

Elektabilitas Partai Demokrat melesat menjadi delapan persen, setelah sebelumnya sempat turun dari 3,9 persen (Juli 2020) menjadi 3,2 persen (Oktober 2020). Dengan kenaikan itu, Partai Demokrat melejit ke peringkat empat besar setelah PDI Perjuangan, Partai Gerindra, dan Partai Golkar.

PKS naik dari 4,9 persen (Juli 2020) menjadi 5,7 persen (Oktober 2020), dan kini 7,6 persen. PKS berada pada peringkat kelima, dan selisih elektabilitas dengan Golkar hanya terpaut 0,7 persen. PSI naik dari 4,4 persen (Juli 2020) menjadi 4,8 persen (Oktober 2020), dan kini 4,9 persen.

Menurut Leonard, kenaikan pesat elektabilitas Partai Demokrat dan penurunan pada PDI Perjuangan tidak lepas dari kasus korupsi bantuan sosial yang terjadi pada kader partai politik senior itu. Bantuan sosial merupakan hal yang sensitif di kalangan publik di tengah situasi perekonomian yang penuh tantangan ini.

Penurunan pada PDI Perjuangan dimanfaatkan secara baik oleh partai politik di luar lingkaran kekuasaan, khususnya Partai Demokrat. Namun jarak elektabilitas Partai Demokrat dengan PDIP Perjuangan masih terpaut jauh dan masih ada dua parpol besar lain di posisi tiga besar lain, yaitu Partai Gerindra (14,1 persen-14,4 persen-13,5 persen) dan Partai Golkar (8,2 persen-8,0 persen-8,3 persen).

Posisi papan tengah lainnya diisi PKB (5,4 persen-5,1 persen-5,3 persen), Partai NasDem (4,2 persen-3,6 persen-3,5 persen), PPP (2,1 persen-1,9 persen-2,0 persen), dan PAN (2,3 persen-1,1 persen-1,5 persen).

Pada posisi papan bawah, parpol baru Partai Ummat memimpin dengan elektabilitas 0,9 persen. Lainnya adalah Perindo (0,7 persen-0,5 persen-0,6 persen), Partai Hanura (0,3 persen-0,4 persen-0,3 persen), dan Berkarya (0,4 persen-0,3 persen-0,1 persen).

Berbeda dengan Partai Demokrat, tiga parpol lama, yaitu PBB, PKPI, dan Partai Garuda tidak berhasil meraih dukungan. Parpol baru lain yang mulai muncul adalah Partai Gelora (0,2 persen), sedangkan Masyumi belum menuai sama sekali. Masih ada pula 19,4 persen responden yang menyatakan tidak tahu/tidak menjawab.

Sementara terkait dalam musibah banjir di Jakarta, Ketua Fraksi Partai Demokrat DPR RI Edhy Baskoro Yudhoyono yang biasa dipanggil Ibas menyerahkan bantuan untuk korban banjir di DKI Jakarta. Bantuan itu secara simbolis diterima ketua DPD Partai Demokrat DKI Jakarta, Santoso untuk kemudian disalurkan langsung ke masyarakat terdampak banjir. 

"Hari ini, kami kembali hadir untuk membantu masyarakat yang terdampak banjir. Sebagai partai yang selalu berkoalisi dengan rakyat, kami merasakan kesulitan yang sedang dirasakan para korban," ucap Ibas dalam keterangannya, di Jakarta, Senin (22/2/2021).

Dalam kesempatan ini, putra kedua mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ini menyerahkan bantuan pangan hingga alat-alat evakuasi seperti pelampung, perahu karet dan lainnya. Ibas berharap, banjir yang menimpa warga ibu kota segera surut agar masyarakat bisa kembali beraktivitas seperti biasanya. 

"Saya pesan, jangan abaikan protokol kesehatan. Karena saat ini, pandemi Covid-19 belum berakhir. Tidak usah saling menyalahkan, karena saat ini uluran bantuan sangat dibutuhkan masyarakat," katanya mengakhiri.(BB).