PAD Denpasar "Stagnan", Amerta Akan Benahi Tata Kelola Pemerintahan Berbasis Digital? Hindari Kebocoran PAD ?

  12 November 2020 POLITIK Denpasar

IKUTI BALIBERKARYA.COM LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Baliberkarya.com-Denpasar. Pasangan Calon Walikota dan Wakil Walikota Denpasar Nomor Urut 2, I Gede Ngurah Ambara Putra dan Made Bagus Kertha Negara (Paslon Amerta) yang dikenal Satya Wecana dan Satya Laksana ini menegaskan jika dipercaya memimpin Kota Denpasar, mereka komitmen akan membuat perubahan lebih baik bagi Kota Denpasar seperti aspirasi dan harapan sebagian besar masyarakat.

Paslon Amerta yang berlatar belakang pengusaha ini akan berupaya menggenjot Pendapatan Asli Daerah (PAD) untuk memajukan pembangunan Kota Denpasar. Menurutnya, sejatinya potensi pendapatan Kota Denpasar sangat besar jika potensi itu dikelola dengan baik, maka Denpasar bisa lebih maju dari sekarang.

"Potensi pendapatan daerah Kota Denpasar tidak kalah dengan daerah lain. Hal inilah yang harus dikelola dan diberdayakan dengan baik sehingga bisa membawa kemajuan bagi warga," kata Ngurah Ambara bersama Kertha Negara.

Paslon Amerta yang diusung Partai Golkar, Partai Demokrat, dan Partai NasDem tersebut menilai aneh jika Denpasar masih tertinggal maju dari Kabupaten Gianyar yang Pendapatan Asli Daerah (PAD) malah lebih besar dibanding Denpasar. Untuk itu, Paslon Amerta ingin kedepan Kota Denpasar lebih maju dan masyarakatnya bisa lebih sejahtera.

"Kita masih kalah dengan tetangga kita Gianyar tentang produktifitas pendapatan daerah. Kami berharap nantinya dengan meningkatnya pendapatan daerah bisa memajukan dan melakukan perubahan Kota Denpasar yang lebih baik," terang Ngurah Ambara.

Tokoh pendidikan yang getol melestarikan seni dan budaya ini menjelaskan jika Kabupaten Gianyar sesuai dari hasil data tahun 2019, tax ratio PAD Kota Denpasar hanya sebesar 1,8 persen (berbanding produk domestik regional bruto). Namun kalah dengan tax ratio Kabupaten Gianyar yang mencapai 3,47 persen.

Ngurah Ambara menjabarkan dari hasil data PAD Kota Denpasar tahun 2019 sekitar Rp 1,01 triliun dari jumlah penduduk 960 ribu penduduk dengan PDRB Rp 55,7 triliun. Sementara PAD Kabupaten Gianyar juga hampir sama yaitu Rp 989,1 Milyar dari 560 ribu penduduk dengan PDRB Rp 28,5 triliun. 

"Kabupaten Gianyar lebih baik produktivitas PAD dari Kota Denpasar. Ini yang mesti digali kedepannya. Masak Kota Denpasar PAD-nya terus stagnan," terangnya.

Ngurah Ambara pun menyampaikan terkait potensi bonus demografi maupun potensi ekonomi pariwisata yang dimiliki Kota Denpasar seharusnya PAD bisa ditingkatkan.

"Jika kami (Paslon Amerta) terpilih menjadi Walikota Denpasar, maka yang utama akan dioptimalkan adalah peningkatan PAD sebagai stimulus meningkatkan daya saing kota Denpasar sebagai Ibu Kota Provinsi Bali, dan mendorong aktivitas ekonomi masyarakat seperti pasar agar terus bergairah," ungkapnya.

Lebih jauh Ngurah Ambara menjelaskan, Kota Denpasar memiliki sumber-sumber dan pusat ekonomi yang cukup banyak, salah satunya pasar tradisional atau pasar rakyat. Pasar rakyat inilah menjadi indikator menggeliatnya perekonomian daerah.

"Apalagi di pasar tradisional terdapat UMKM yang kedepannya harus terus digenjot dan diperhatikan. Melalui apa, pastinya melalui visi misi Paslon Amerta untuk bisa mewujudkan Denpasar Berseri (Bersih, Sejahtera dan Indah berlandaskan Tri Hita Karana), Smart City, Berbudaya, dan Berdaya Saing," tegasnya.

Sementara, Calon Wakil Walikota Denpasar Made Bagus Kertha Negara menambahkan Kota Denpasar sangat perlu adanya perubahan. Salah satunya yakni manajemen tata kelola pemerintahan harus berbasis digital. 

"Karena pemerintahan yang dijalankan dengan model digitalisasi akan berjalan lebih efektif, efisien, akuntabel dan transparan," ujarnya.

Kertha Negara mengaku dari sekian kegiatan dan kunjungan yang dilakukan oleh Paslon Amerta, rata-rata masyarakat Kota Denpasar menginginkan perubahan terkait infrastruktur dan layanan birokrasi. Salah satunya terkait masalah kependudukan dan penyaluran bantuan yang tidak merata. 

Untuk itu, Ia menikai manajemen tatakelola pemeritahan Kota Denpasar kedepan harus berbasis digitalisasi. Apalagi Kota Denpasar menuju Kota Metropolitan berbasis digital, sehingga kota Denpasar bukan saja dikenal sebagai Kota Budaya nantinya, tapi juga sebagai kota metropolitan digital.

"Sebagai kota metropolitan, maka tata kelola pemerintahan akan dibangun berbasiskan digitalisasi di semua aspek kehidupan demi meningkatkan kesejahteraan masyarakat termasuk untuk mengurangi kebocoran-kebocoran PAD Kota Denpasar," tutupnya.(BB).?