Kapolres Jembrana Ajak Tokoh Adat Ciptakan Kantibmas yang Kondusif

  09 Oktober 2020 TOKOH Jembrana

IKUTI BALIBERKARYA.COM LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Baliberkarya.com-Jembrana. Situasi kamtibmas yang kondusif, ternyata menjadi sekala prioritas dari Kapolres Jembrana AKBP I Ketut Gede Adi Wibawa. Terlebih Jembrana pada tahun ini menyelenggarakan pesta demokrasi pemilihan kepala daerah.

Beberapa upaya telah dilakukan oleh jajaran Polres Jembrana untuk menciptakan kantibmas yang kondusif demi memberikan rasa aman dan damai di masyarakat. Diantaranya, melaksanakan patroli rutin, mengintensifkan kegiatan yustisi dan kegiatan sambang desa, serta kegiatan-kegiatan lainnya.  

Termasuk mengundang sejumlah tokoh adat se Jembrana untuk diajak tatap muka, berdialog secara kekeluargaan demi terciptanya ketertiban dan keamanan di masyarakat, terutama saat putaran Pilkada berlangsung di tengah pandemi covid 19 melanda.

Tatap muka dengan tokoh-tokoh adat tersebut dilaksanakan, Kamis 7 Agustus 2020 di aula Polres Jembrana. Ada dua hal yang menjadi penekanan Kapolres Jembrana, yakni terciptanya situasi kamtibmas yang kondusif dan penerapan protokol kesehatan di masyarakat saat pandemi covid 19.

"Tokoh-tokoh adat memiliki peran penting di masyarakat dan merupakan tokoh yang disegani dan dihormati oleh masyarakat. Karena itu, kami undang untuk diajak berdialog demi terciptanya keamanan dan ketertiban di masyarakat," terang Adi Wibawa, dikonfirmasi, Jumat (8/10) pagi.

Lanjut Adi Wibawa, pihaknya meminta kepada para tokoh adat, agar membantu tugas-tugas kepolisian dalam hal menjaga kamtibmas dengan cara berperan aktif melakukan pendekatan kepada masyarakat secara humanis. 

"Kami juga memharapkan para tokoh adat tersebut lebih peka memahami segala persoalan yang ada di masyarakat yang berpotensi mengganggu keamanan di masyarakat untuk diambil langkah penyelesaian dan segera menginformasikan kepada Bhabinkamtibmas jika membutuhkan kehadiran kepolisian," ujar Kapolres asal Tabanan ini.

Terlebih lanjut Adi Wibawa, Jembrana saat ini sedang melaksanakan putaran Pilkada, dimana kosentrasi masyarakat bisa saja terpecah oleh adanya rasa panatik yang berlebihan terhadap dukungan salah satu calon. 

"Situasi ini yang perlu menjadi perhatian banyak pihak karena bisa saja karena panatik yang berlebihan memicu perpecahan sehingga menimbulkan kerawanan. Keamanan dan keteriban dimasyarakat bukan hanya menjadi tanggungjawab polisi melainkan tanggungjawab semua pihak," tuturnya.

Selain diajak untuk menciptakan situasi kamtibmas yang kondusif di masyarakat, para tokoh adat tersebut juga diminta menjadi contoh dalam hal penerapan protokol kesehatan di masyarakat. Sehingga penularan atau penyebaran covid 19 bisa dihentikan.

Pelaksanaan protokol kesehatan pada kehidupan sehari-hari dan dalam bentuk kegiatan apapun, termasuk kegiatan adat maupun keagamaan tetap harus dilaksanakan di masyarakat dan para tokoh adat diminta selalu menjadi cotoh dan selalu mensosialisasikan kepada masyarakat di desa.

"Jika semua elemen masyarakat menyadari betapa pentingnya menerapkan protokol kesehatan, dipastikan penukaran covid 19 akan berhenti dengan sendirinya," tutup Adi Wibawa.(BB)