Jukung Ditabrak Kapal, Korban Belum ditemukan, Kasat Polair: Mulai Ada Titik Terang

  17 September 2020 HUKUM & KRIMINAL Jembrana

Ket foto: Kasat Polair Polres Jembrana Iptu H. Eddy Waluyo

IKUTI BALIBERKARYA.COM LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Baliberkarya.com Jembrana - Hilangnya nelayan warga Banjar Perancak, Desa Perancak bernama I Made Lugra Mahardika (25) dan I Kadek Sukarada (18) pada perayaan Penampahan Galungan hari Selasa 15 September 2020 pada saat sedang memancing di tengah laut tiba-tiba ditabrak kapal sleret dan sampai saat ini korban I Kadek Sukarada belum ditemukan.

Atas musibah tersebut Sat Polairud Polres Jembrana langsung melakukan penyelidikan yang dipimpin oleh Kasat Polair Polres Jembrana Iptu H. Eddy Waluyo, mendatangi korban yang selamat beserta keluarga korban untuk diminta keterangan terkait kejadian tersebut 

Saat ditemuai awak media dikantornya Kasat Polair Polres Jembrana Iptu H. Eddy Waluyo mengatakan, memang benar sampai saat ini korban masih dalam pencarian, dimana korban saat memancing, jukung korban ditabrak oleh Kapal sleret dan informasinya kapal berwarna kuning.

"Setelah kami meminta informasi dari para saksi dan keluarga korban tim langsung melakukan penyelidikan, dan terungkaplah yang diucapkan saksi bahwa jukung korban ditabrak kapal sleret warna kuning, dan saat ini sudah ada titik terang saat tim melekukan penyelidikan, diketahui kapal tersebut dipastikan memang parkir di Dermaga Pengambengan," ungkapnya 

Eddy melanjutkan, saat dilakukan penyelidikan dan diintrogasi, pemilik kapal tersebut beserta anak buah kapal diketahui memang benar menabrak jukung dua warga Banjar Perancak, Desa Perancak bernama I Made Lugra Mahardika (25) dan I Kadek Sukarada (18), dimana korban I Kadek Sukarada yang tenggelam akibat tabrakan tersebut sampai saat ini belum di temukan.

"Jadi sampai saat ini masih dalam penyelidikan kita tapi sudah ada titik terang, dan dipastiakan kapal yang menabrak korban berasal dari Pengambengan. Dan ini murni kecelakaan laut, tidak ada modus dalam kecelakaan ini, itu diketahui setelah kami melakukan penyelidikan dan introgasi langsung baik dari pihak korban dan pelaku," ujarnya.

Eddy menegaskan, untuk identitas pelaku dan nama Kapal tersebut maaf saya tidak ungkapkan, kami masih dalam penyelidikan, nanti akan kami ungkapkan saat jumpa pers. 

"Saat kita minta keterangan dari teman korban sama-sama satu jukung tersebut, diceritakan bahwa dia memang pada saat itu sekitar pukul 16.00 Wita berangkat melaut ke wilayah prairan Tabanan untuk mancing ikan, tapi tidak membuahkan hasil mereka kembali pulang ke Prancak, sesampai di prairan Air Kuning dikarenakan air laut surut mereka menghentikan jukungnya dengan mengikat tali ke jukung ke teman satunya," katanya.

Lanjut Eddy, mereka istirahat sambil menunggu air pasang datang supaya bisa mendarat, memang pada saat itu air pasang jauh sekali kedalam sehingga tidak bisa menarik jungkung ke daratan malam hari.

"Paginya sekitar pukul 06.00 Wita mereka terbangun untuk sarapan pagi, tiba-tiba ada sebuah kapal yang menabrak jukungnya di bagian belakang, sempat jukungnya tenggelam dan terpental ke permukaan air, dan korban pun ikut terpental, sehingga teman satunya tidak bisa menolong korban yang hilang tersebut,"  pungkasnya.

Lebih jelasnya Eddy menjelaskan, akibat kejadian tersebut kapal sleret tersebut langsung ngacir tanpa menghiraukan si korban beserta jukungnya terpental, disinilah kami masih menyelidiki apakah pengemudi kapal sleret tersebut mengetahui bahwa dirinya menabrak jukung atau mereka tidak tau, ini masih dalam penyelidikan.

"Kami masih pokus pencarian korban beserta Basarnas Kabupaten Jembrana serta para nelayan juga ikut melakukan pencarian, terkait dengan pelaku, kami akan melakukan tindakan sesuai hukum yang berlaku," tutup Eddy.(BB)