Dinilai Visioner, Figur H. Masrur Dianggap Paling Ideal Pimpin NU Bali 

  12 Agustus 2020 TOKOH Denpasar

H. Ekky salah seorang tokoh muslim di Denpasar

IKUTI BALIBERKARYA.COM LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Baliberkarya.com-Denpasar. Kasak kusuk ditundanya Konferensi Wilayah (Konferwil) NU Bali yang mestinya di gelar Agustus namun pelaksanaannya diundur hingga September 2020 mendatang, rupanya memunculkan satu nama yakni H. Masrur yang bakal menjadi rival H. Azis (incumbent) dalam Konferwil mendatang.

Bahkan belakangan figur H. Masrur yang tidak lain salah satu tokoh yang kiprahnya tak diragukan lagi makin santer beredar jika sosok H. Masrur adalah tokoh yang paling ideal menggantikan H. Azis. Pasalnya, H. Masrur banyak kalangan mengharapkan bisa memberikan perubahan dan pencerahan di tubuh organisasi kaum Nahdliyin ini.

“Haji Masrur diharapkan bisa menjadi jembatan bagi umat,” ucap H. Ekky seorang tokoh muslim di Denpasar, Rabu (12/8/2020).

Ia menilai kehadiran H. Masrur sebagai ‘jembatan’ kelak akan bisa melanggengkan hubungan seluruh tingkatan masyarakat, lantaran ia menilai H.Masrur bisa masuk ke kalangan ulama, akademisi, pengusaha, hingga masyarakat kecil. 

“Tidak ada batasan, semua kalangan bisa. Tujuannya untuk mensejahterakan umat,” ungkapnya tentang sosok yang pernah maju sebagai Calon DPD Perwakilan Bali di Pemilu 2014.  

Menurut H. Ekky yang juga seorang pengusaha ini, NU Bali butuh figur yang bisa mengayomi warga Nadhdliyin, bukannya malah bersikap eksklusif. 

“Kalau untuk urusan dunia Haji Masrur sudah selesai, tapi sekarang bagaimana dia memikirkan umat agar bisa berdaya,” sebut pria yang aktif di berbagai kelompok/organisasi ini.

Lantaran itulah jangan heran jika banyak dukungan mengalir ke H. Masrur agar memimpin NU Bali kedepannya. 

“Kita butuh pemimpin yang memiliki visi dunia, akherat,” ulasnya. 

Seperti diberitakan Baliberkarya.com sebelumnya, gonjang-ganjing di tubuh NU Bali terjadi akibat adanya penundaan Konferwil NU Bali yang disinyalir ada maksud terselubung dan agenda tertentu. Apalagi penundaan itu dengan alasan yang kurang bisa diterima yakni adanya Covid-19. Desakan pun muncul agar Konferwil bisa dilaksanakan tanpa adanya penundaan.(BB).