Sungguh Terlalu! Dinikahi Diam-Diam Hingga Punya Anak, Suami Malah Kabur Meningalkan Banyak Hutang

  17 Juli 2020 PERISTIWA Jembrana

Ket Poto : Yani Susilawati bersama anak laki-lakinya buah cinta dengan MRN

IKUTI BALIBERKARYA.COM LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Baliberkarya.com-Jembrana. Sungguh malang nasib Yeni Susilawati (40). Setelah hartanya dan harta keluarganya, sang suami malah kabur meninggalkannya bersama buah hati yang masih berusia dua tahun.

Kisah pilu dialami oleh wanita asal Lingkungan Ketapang, Kelurahan Lelateng, Kecamatan Negara, Jembrana ini bermula dari perkenalannya dengan MRN (50), sekitar 12 tahun lalu. Saat itu Susilawati berstatus janda anak satu

Dari perkenalannya dengan MRN, warga Desa Yehembang Kangin, Kecamatan Mendoyo Jembrana, mereka sering berkomonikasi melalui telpon maupun pesan singkat. Bahkan mereka sering janjian bertemu di suatu tempat.

Dari komonikasi dan pertemuan itulah, diantara mereka tumbuh benih-benih cinta. Hingga mereka sepakat untuk menjalani hubungan asmara alias berpacaran. Sayangnya jalinan asmara yang mereka jalani secara sembunyi-sembunyi lantaran MRN sudah memiliki istri syah dan telah memiliki anak.

"Saya tahu status dia (MRN) saat itu sudah memiliki istri. Tapi karena saya cinta sama dia, saya menerima dia meskipun telah beristri. Dia sangat perhatian sama dan sayang sama saya," tuturnya, Jumat (17/7/2020).

Saat berpacaran menurut Susilawati, kekasihnya itu masih menjabat sebagai kelian adat di desanya. Kemudian karena saling mencintai mereka memutuskan untuk menikah secara Agama Hindu dan pelaksanaan pebiokaonan (upacara pernikahan Hindu) di Gilimanuk.

"Saat kami menikah dengan upakara pebiokaonan, MRN baru saja dilantik menjadi Perbekel (kepala desa). Kami menikah Agama di Gilimanuk dan yang memimpin upacara pebiokaonan Pemangku Pura Dalem Gilimanuk. Sekarang Mangku itu masih ada dan masih menjadi Mangku Pura Dalem," ujarnya.

Prosesi pernikahan secara Hindu (pebiokaonan) saat itu menurut Susilawati, dilakukan tanpa restu istri dari MRN, dan hanya disaksikan oleh orang tua dan kakak kandunh Susilawati. Sementara pihak keluarga MRN tidak ada yang tahu.

Singkat cerita, dari awal pernikahan, pasangan ini merasa bahagia. MRN cukup perhatian dan mampu memberikan kasih sayang sebagai seorang suami. Kehidupan rumah tangga mereka tergolong harmonis, hampir tidak ada pertengkaran. MRN selalu bisa membagi waktu dengan istri pertama dan istri kedua serta sebagai seorang perbekel.

Namun sayangnya, petaka mulai datang. Disaat MRN lengser dari jabatan perbekel, perhatian terhadap Susilawati mulai berkurang. Hal ini terjadi lantaran faktor ekonomi, mengingat MRN tidak lagi menjabat sebagai perbekel (kades).

Tapi dari hubungan mereka telah dikaruniai seorang anak laki-laki yang saat ini berusia dua tahun. Sejak buah hati mereka berusia satu tahun, MRN tiba-tiba menghilang dan tidak pernah lagi muncul menemui Susilawati dan anaknya. Nomer telponnya juga sudah tidak bisa dihubungi.

"Jangankan untuk memberikan nafkah kepada anaknya, berkabarpun sudah tidak pernah. Bahkan sudah tidak bisa dihubungi," imbuhnya.

Susilawati mengaku sudah berusaha mencari keberadaan suaminya, namun tidak pernah bisa ketemu. Termasuk datang ke Kantor Desa Yehembang Kangin meminta perlindungan kepada aparat desa dalam hal ini perbekel Yehembang Kangin, untuk bisa bertemu dengan suaminya.

"Seingat saya sudah dua kali melapor ke Kantor Desa Yehembang Kangin minta perbekelnya bisa membatu mempertemukan saya dengan suami saya untuk selesaikan masalah. Tapi selalu gagal dan perbekel hanya janji membantu," tuturnya dengan berlinang air mata.

Susilawati ingin pihak aparat desa mempertemukan dengan suaminya untuk menyelesaikan segala permasalahan, terutama pengakuan terhadap anaknya. Saat ini status anaknya belum jelas karena belum bisa dibuatkan akte kelahiran.

"Disamping itu, saya juga mau meminta pertanggungjawaban dia (MRN) terkait tiga unit motor saya yang digadaikannya. Saya tidak tahu dia gadaikan dimana. Saya hanya minta dikembalikan satu saja karena mau dipakai kerja oleh anak saya yang pertama," imbuhnya.

MRN juga menurut Susilawati pergi meninggalkan hutang yang banyak. Sewaktu sebelum menghilang dari kehidupannya, MRN banyak meminjam uang kepada tetangga dan pinjaman itu diatas namakan dirinya. Sehingga dirinyalah yang ditagih.

"Dia juga banyak pinjam uang di keluarga saya. Jumlahnya puluhan juta dan sampai sekarang tidak dikembalikan. Saya sampai tidak enak dengan keluarga," keluhnya.

Kini Susilawati hanya berharap MRN bersikap jantan menemuinya untuk menyelesaikan segala persoalan, termasuk pengakuan status anak dan menanggung kebutuhan anak kelak jika sudah bersekolah. Meskipun Susilawati sudah tidak bisa bersama lagi dengan MRN.

"Sekarang hubungan saya dengan MRN sudah diketahui oleh istri dan anaknya MRN. Tapi justru saya sulit untuk bertemu dia," tutupnya, yang juga meminta aparat desa setempat membantu menyelesaikan masalahnya dengan suaminya itu.

Terkait masalah tersebut, Perbekel (kepala desa) Yehembang Kangin Gede Suardika dikonfirmasi melalui WhatsAap (WA), membenarkan Susilawati sudah dua kali datang mengadu ke Kantor Desa, meminta untuk memediasi masalah tersebut.

"Masalah tersebut sudah diurus oleh kelian adat dan kelian banjar setempat. Tapi menurut kelian adat dan kelian dinas, yang bersangkutan (MRN) sulit ditemui karena jarang ada di rumah. Kami pasti upayakan memediasi," terang Suardika.(BB)