Wabah Penyakit, Pandemi Virus, dan Bencana Adalah Peristiwa Berulang, Doni Monardo: Kenali Dirimu, Kenali Musuhmu

  16 Juli 2020 KESEHATAN Nasional

Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Doni Monardo

IKUTI BALIBERKARYA.COM LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Baliberkarya.com-Surabaya. Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Doni Monardo yang juga menjabat sebagai Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memberi arahan dalam Rapat Koordinasi bersama Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Daerah Provinsi Jawa Timur di Surabaya, Kamis (16/7) untuk memahami bahwa bencana adalah peristiwa yang berulang. 

Dalam hal ini, bencana yang dimaksud tidak hanya bencana alam saja, melainkan termasuk bencana non-alam, seperti wabah penyakit dan pandemi.

Menurut catatan, peristiwa tsunami Aceh pada 2004 adalah salah satu contoh pengulangan bencana alam yang terjadi di Indonesia. Hal itu dibuktikan dari penemuan sedimentasi tanah yang diambil dari goa Eek Leuntie di Aceh.

Selain tsunami Aceh, Doni juga menjelaskan mengenai rentetan bencana yang terjadi di Palu, Sulawesi Tengah hingga kisah kelam tentang Banyuwangi di Jawa Timur pada 1994.

"Palu juga pada tahun 1927, 1968, kemudian pada 1970 Profesor Katili pernah bilang jangan jadikan Palu sebagai ibukota, nanti tahun 2000 akan terjadi gempa dan tsunami,” jelas Doni.

Memang pada tahun 2000 tidak terjadi apa-apa, tetapi 18 tahun kemudian terjadi gempabumi, tsunami dan likuifaksi di wilayah Palu dan sekitarnya.

Kemudian, menyinggung bencana non alam seperti wabah penyakit dan pandemi, Indonesia juga tercatat pernah mengalami ‘pageblug’ pada 1918 yakni Flu Spanyol. Sejarah mengungkap sekitar 4,5 juta jiwa di Indonesia menjadi korban atas peristiwa tersebut.

Dalam hal ini, kunci dari penanganan pandemi adalah dengan mengupayakan peran medis dengan porsi 20 persen dan sisanya 80 persen adalah masyarakat. Secara sederhana, implementasinya adalah tenaga medis menjadi benteng terakhir dalam melawan COVID-19 dan pondasi terdepan adalah masyarakat itu sendiri.

"Kami Gugus Tugas dari awal sudah meminta agar upayakan bahwa medis 20 persen sisanya 80 persen. Jangan bebani dokter, dokter adalah benteng terakhir bangsa kita,” tegas Doni.

Sebagai panglima perang melawan COVID-19, Doni meminta agar masyarakat dapat lebih memahami kondisi yang terjadi dan mengambil langkah tepat untuk menangani COVID-19 melalui upaya pencegahan, dengan penerapan protokol kesehatan secara disiplin.

Sebelum menutup rapat koordinasi, Doni juga menitip pesan bahwa COVID-19 adalah musuh yang harus ditaklukan dengan meningkatkan kapasitas dan memperkuat mitigasi.

"Kenali dirimu, kenali musuhmu, 1000 kau perang 1000 kali kau menang,” pungkas Doni.(BB).