Keamanan Transaksi Saat Pandemi, BI Bali Ubah Pasar Sindu Jadi Kawasan Pasar Tradisional Berbasis QRIS

  27 Juni 2020 EKONOMI Denpasar

Launching QRIS Pasar Sindu diresmikan Walikota Denpasar, Ida Bagus Rai Dharmawijaya Mantra bersama Wakil Gubernur Bali, Dr. Ir. Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati, M.Si (Cok Ace), Kepala KPwBI Propinsi Bali, Trisno Nugroho, Anggota Komisi XI DPR-RI, I Gusti Agung Rai Wirajaya

IKUTI BALIBERKARYA.COM LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Baliberkarya.com-Denpasar. Pemerintah Kota Denpasar bersama Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI Propinsi Bali dan perbankan Bali sepakat menggunakan Quick Response Indonesian Standard (QRIS) untuk sistem transaksi di pasar-pasar tradisional Provinsi Bali.

Digitalisasi pasar tradisional ini sejalan dengan program Bank Indonesia dan perbankan Bali sesuai visi dan misi Pemkot Denpasar yang menjadikan kota berbasis Smart City. Setelah Pasar Kedonganan dan Pasar Phula Kerti, kini giliran Pasar Sindu Sanur menggunakan QRIS.

Penggunaan QRIS di Pasar Sindu, Sanur pada Sabtu pagi (27/06/2020) diresmikan langsung oleh Walikota Denpasar, Ida Bagus Rai Dharmawijaya Mantra dan dihadiri Wakil Gubernur Bali, Dr. Ir. Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati, M.Si (Cok Ace), Kepala KPwBI Propinsi Bali, Trisno Nugroho, Anggota Komisi XI DPR-RI, I Gusti Agung Rai Wirajaya (ARW), serta petinggi Perbankan Bali lainnya seperti BPD Bali, BRI, BNI, Bank Mandiri, BCA, dan Bank Danamon.

Kepala KPwBI Propinsi Bali Trisno Nugroho menyatakan setelah Pasar Kedonganan dan Pasar Phula Kerti kini giliran Pasar Sindu yang ada di Denpasar menggunakan transaksi QRIS. Ia berharap agar penggunaan QRIS di pasar-pasar tradisional Kota Denpasar lebih diperluas lagi.

"Sehingga dapat memudahkan pedagang dan masyarakat untuk bertransaksi. Tidak menutup kemungkinan kami akan menyasar pasar tradisional yang ada di Buleleng," ucap Trisno Nugroho.

Menurut Trisno Nugroho, kota Denpasar yang sudah Smart City maka pasarnya juga harus digitalisasi sehingga QRIS harus jadi instrumen pembayaran. Jika menggunakan QRIS data para pedagang dan UMKM akan bisa dipantau di bank sehingga dengan mudah diberikan kredit perbantuan kepada UMKM. 

"Bali ini penopangnya adalah UMKM. UMKM tidak perlu khawatir kehilangan uang karena jatuh atau diambil orang. Uang yang diterima akan langsung masuk ke rekening masing-masing," terangnya.

Bank Indonesia, lanjut Trisno Nugroho menilai kota Denpasar sudah cukup percaya diri untuk menggunakan QRIS sebagai alat pembayaran digital karena didukung visi kota Denpasar yang membangun Smart City dan pasar sudah mulai mengenal teknologi. Ia meyakini digitalisasi di Denpasar akan cepat terwujud mengingat pasar-pasar di Denpasar sejak beberapa tahun belakangan ini telah menggunakan E-retribusi.

"Sampai dengan akhir Juni 2020, jumlah merchant QRIS di Provinsi Bali telah mencapai hampir 100.000. Dengan adanya komitmen perbankan dan dukungan dari Pemerintah Daerah, kami yakin merchant yang akan menggunakan QRIS hingga akhir tahun 2020 minimal mencapai 200.000," ungkap Trisno Nugroho optimis.

Dalam kesempatan ini, selain melaunching QRIS, KPwBI Propinsi Bali juga menggelar gerakan bersama cegah Covid-19 ini dengan Gerakan 10 Ribu Masker dan Face Shield bersama Perbankan Bali. Wajib bermasker dalam mencegah penyebaran virus corona sesuai anjuran dari badan kesehatan dunia (WHO) yang menjadi agenda dari Gerakan 10 Ribu Masker oleh Perbankan Bali. Penyerahan bantuan ini juga tetap mengacu pada protokol kesehatan, seperti menjaga jarak, serta tetap menggunakan masker. 

Secara simbolis bantuan masker ini juga diserahkan kepada pengurus pasar Sindu untuk selanjutnya dibagikan kepada keseluruhan pedagang Pasar Sindu. Kegiatan ini juga dimaksudkan untuk memberikan edukasi dalam menumbuhkan  kepedulian bersama kepada lingkungan dalam mencegah bersama virus korona.

"Mari lindungi diri, lindungi sesama dalam gerakan wajib masker kita cegah bersama Covid-19," harap Trisno Nugroho mengakhiri.

Sementara itu, Walikota Denpasar, Ida Bagus Rai Dharmawijaya Mantra menegaskan ekosistem digitalisasi sudah terbentuk dengan sendirinya. Apalagi Denpasar sudah berpengalaman sejak revitalisasi beberapa pasar tradisional di Denpasar beberapa tahun yang lalu.

Rai Mantra mengakui Pemkot Denpasar sejak lama mencanangkan e-goverment dan telah menjalankan penerapan transaksi non tunai di Kota Denpasar. 

"Dengan penggunaan QRIS di tengah tengah masyarakat akan lebih mudah terdata dan menjamin keamanan bertransaksi sehingga lebih safety," kata Rai Mantra.

Untuk itu, Rai Mantra mengajak masyarakat Kota Denpasar, khususnya merchant di kelompok usaha mikro menggunakan transaksi QRIS yang merupakan produk Indonesia asli. Selain sebagai upaya mencintai produk Indonesia, dengan menggunakan QRIS dalam berbagai transaksi dari segi safety bertransaksi dapat menghindari niat seseorang yang membayar dengan menggunakan uang palsu dan tindak kriminal lainnya," pungkas Rai Mantra.(BB).