Demi Krama Bali Selamat, Bandesa Adat Sumber Sari Dukung "Isolasi" Bali Agar Tak Dibuka Dulu

  26 Mei 2020 TOKOH Jembrana

Bandesa Adat Desa Adat Sumber Sari, Kecamatan Melaya, Kabupaten Jembrana, Jro I Wayan Adres.

IKUTI BALIBERKARYA.COM LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Baliberkarya.com-Jembrana. Wacana usulan isolasi Pulau Bali, kembali mendapat dukungan dari Bandesa Adat yang merupakan penanggungjawab segala aktivitas penanggulangan Covid-19 berbasis Desa Adat yang sempat mendapatkan apresiasi langsung dari Presiden Republik Indonesia tersebut.

Dukungan kali ini datang dari Bandesa Adat Desa Adat Sumber Sari, Kecamatan Melaya, Kabupaten Jembrana, Jro I Wayan Adres. Bandesa yang wewidangannya berdekatan dengan lokasi Pelabuhan Gilimanuk yang merupakan pintu masuk Bali di ujung barat  tersebut, menyatakan dukungan penuh terhadap wacana usulan isolasi pulau sebagaimana yang disampaikan oleh Kelian Adat, Desa Adat Yeh Sanih, Buleleng, Jro I Made Sukresna.

Sebagai informasi, diberitakan Baliberkarya.com kemarin Kelian Adat Desa Adat Yeh Sanih, Jro I Made Sukresna atau yang akrab disapa Jro Cilik mencetuskan usulan untuk melakukan isolasi pulau atau isolasi provinsi baik di Bali melalui media massa dan viral di sosial media yang pertama kali di unggah oleh akun facebook Bali Dalam Berita.

Isolasi dimaksud, tidak hanya Pulau Bali, tetapi juga pulau pulau lain di Indonesia, sehingga pengendalian Covid-19, tuntas paripurna. Menurut Pemilik Cilik Garden & Beach Villa ini, belum saatnya Bali maupun pulau lain dibuka akses, karena peningkatan kasus positif masih mengkhawatirkan. 

Perputaran ekonomi, harusnya dimaksimalkan berputar di internal Bali terlebih dahulu, agar tidak beresiko tinggi terhadap keselamatan krama Bali dan pengorbanan Prajuru serta Pacalang Desa Adat yang siang malam menjaga Bali. 

Kembali ke Bandesa Adat Desa Adat Sumber Sari, menurut bandesa dengan ciri khas kumis lebat ini, wacana isolasi pulau menjadi salah satu strategi penting untuk memastikan, apa yang telah dilakukan oleh Prajuru Adat bersama Satgas Gotong Royong Berbasis Desa Adat "ngayah" siang malam mengikuti intruksi pemerintah untuk menjaga Bali agar tidak sia-sia.

"Titiang (saya) mohon, pemerintah pusat mendengarkan aspirasi Bandesa Adat yang hanya memiliki tujuan bagaimana kami bisa tetap menjaga krama adat dan wewidangan Desa Adat kami tetap rahayu," ungkapnya.

Ditambahkan Jro Wayan Adres, strategi untuk membuka akses Bali pada saat ini dirasa belum tepat momennya, karena di luar Bali, penderita Covid-19 positif terus meningkat. 

"Mestinya kita mundur selangkah dulu seperti yang disampaikan sameton titiang, angga Kelian Adat Yeh Sanih, hingga situasi benar benar aman, dan Covid-19 mereda" tegasnya.

Masih menurut Jro Wayan, yang ditakutkan adalah saat akses dibuka,  tanpa dibarengi kedisiplinan, maka yang terjadi adalah gelombang kedua penularan, yang bisa saja malah akan menjadi pukulan telak bagi Bali.

"Sekali lagi, tujuan kami hanya menjaga krama kami dan Bali agar tetap ajeg dan selamat," tutupnya.

Disisi lain, jumlah pasien positif kembali bertambah di Bali, berdasarkan data resmi yang dikeluarkan oleh Satgas Gugus Tugas Pengendalian Covid-19 Provinsi Bali terus meningkat dan per 26 Mei 2020 meningkat 11 kasus positif Covid-19. Banyak pihak khawatir akan ada lonjakan akibat adanya arus orang dari luar pulau yang masuk ke Bali, maupun efek transmisi lokal.(BB).