Apresiasi Satgas Gotong Royong, Rai Wirajaya Serahkan Bantuan Sembako dan Masker di Desa Adat Peguya

  29 April 2020 TOKOH Denpasar

Anggota Komisi XI DPR RI Dapil Bali I Gusti Agung Rai Wirajaya serahkan bantuan di Posko Satgas Gotong Royong Pencegahan Covid-19 Desa Adat Peguyangan, Rabu (29/4/2020)

IKUTI BALIBERKARYA.COM LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Baliberkarya.com-Denpasar. Setelah sebelumnya menyerahkan bantuan APD (Alat Pelindung Diri) di Gianyar, kini Anggota Komisi XI DPR RI Dapil Bali I Gusti Agung Rai Wirajaya tak tinggal diam namun terus bergerak membantu warga untuk menanggulangi dampak pandemi virus Corona atau Covid-19 dengan menunjukkan kepedulian sosial menyerahkan bantuan masker, sembako, dan susu beruang di Desa Adat Peguyangan, Kecamatan Denpasar Utara, Kota Denpasar, Rabu (29/4/2020), 

Rai Wirajaya bersama Anggota Fraksi PDI Perjuangan DPRD Kota Denpasar Wayan Sutama menyerahkan bantuan di Posko Satgas Gotong Royong Pencegahan Covid-19 Desa Adat Peguyangan yang diterima Bendesa Adat Peguyangan I Ketut Sutama.

"Hal ini bentuk kepedulian sosial dan aksi kemanusiaan untuk terus bersama mencegah dan menanggulangi pandemi virus Covid-19," ucap Rai Wirajaya didampingi Relawan ARW.

Bahkan tak main-main, Anggota Fraksi PDI Perjuangan DPR RI ini juga memberikan perhatian khusus pada Satgas Gotong Royong Pencegahan Covid-19 Desa Adat Peguyangan utama kepada para pecalang yang bertugas siang malam secara totalitas dan tulus ikhlas dalam mengatasi virus berbahaya tersebut. Untuk itu, mereka diberikan bantuan susu bear brand atau yang disebut susur beruang dengan harapan agar stamina mereka tetap terjaga dan tetap sehat membantu pencegahan Covid-19 ini.

"Kami salut dan apresiasi kerja Satgas Gotong Royong di Desa Adat Peguyangan sehingga mereka perlu terus kita dukung," ungkap Anggota DPR RI empat periode itu (2004-2009, 2009-2014, 2014-2019 dan 2019-2024).

Rai Wirajaya juga mengapresiasi Satgas Gotong Royong Pencegahan Covid-19 Desa Adat Peguyangan  yang setiap minggu rutin melakukan penyemprotan desinfektan dan memastikan pencegahan optimal. Meski Desa Adat Peguyangan belum ditetapkan sebagai jalur wajib masker dan karena merupakan jalan jalur penghubung Kota Denpasar dengan Kabupaten Badung, Tabanan, dan Buleleng, Rai Wirajaya menilai ketaatan dan kedisiplinan warga setempat dengan menggunakan masker atas kesadaran sendiri dinilai sudah sangat baik.

"Kami harap masyarakat juga tetap menjalankan berbagai himbauan pemerintah, mulai dari menjalankan physical distancing, bekerja, belajar dan beribadah dari rumah. Menjalankan Pola Hidup Bersih dan Sehat dengan rajin mencuci tangan serta selalu menggunakan masker saat beraktivitas di luar rumah," harap Rai Wirajaya.

Politisi senior PDI Perjuangan yang juga asal Peguyangan ini pun menegaskan akan terus bergerak memberikan bantuan di Desa Adat Peguyangan serta secara khusus memberikan bantuan masker, sembako secara rutin digelontorkan ke banjar-banjar.

"Kami akan terus bergerak membantu masyarakat dan pemerintah. Semoga pandemi Covid-19 ini segara berakhir," tegas Rai Wirajaya.

Terkait bantuan ini, Bendesa Adat Peguyangan I Ketut Sutama mengapresiasi adanya bantuan masker dan sembako ini dari Rai Wirajaya ini. "Terima kasih Pak Gung Rai sudah bahu membahu membantu. Ini sangat kami butuhkan," kata Sutama.

Sutama mengaku juga menerima bantuan sembako dari sejumlah pihak yang  disalurkan kepada warga yang paling membutuhkan seperti warga kurang maupun maupun para pekerja informal yang sangat terdampak virus Corona ini. Namun hal itu tentu dilakukan setelah adanya data valid dan koordinasi dengan pihak desa dinas setempat dan instansi terkait lainnya. 

Desa Adat Peguyangan sendiri mempunyai krama desa adat sebanyak 1.800 KK ditambah penduduk pendatang (krama tamiu) yang juga cukup banyak. Desa Adat Peguyangan ini terdiri atas 22 banjar adat dan dua desa dinas yakni Desa Peguyangan Kaja dan Kelurahan Peguyangan.

Sehingga pihaknya mengaku bantuan akan disalurkan secara adil dan merata bagi warga yang berhak tanpa juga membedakan antara krama asli dari Desa Peguyangan maupun penduduk pendatang (Krama tamiu) sepanjang memang berdomisili di Peguyangan dan ber-KTP Denpasar (Peguyangan). 

Pihaknya desa adat juga menyiapkan anggaran penanggulangan pandemi Covid-19 ini diambilkan dana dari hibah desa adat yang diberikan Pemerintah Provinsi Bali. 

"Dana bantuan desa adat yang Rp 300 juta maksimal kami alokasikan Rp 150 juga penanggulangan Covid-19. Kami juga didukung bantuan dana dari LPD Peguyangan," jelas Sutama.

Disepakati juga adanya penundaan pelaksanaan Karya Yadnya Pedudusan Agung Karya Balik Sumpah di Desa Adat Peguyangan mengingat kondisi saat ini yang belum memungkinkan Karya ini digelar. 

"Rencana Kaya digelar Juli tapi kami sepakati ditunda sampai dengan situasi kembali normal atau memungkinkan Karya digelar," tutup Sutama.(BB).