Deal! Bahas Dua RUU, DPRD Bali Gandeng NTB-NTT

  04 Januari 2020 SOSIAL & BUDAYA Denpasar

Baliberkarya

IKUTI BALIBERKARYA.COM LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Baliberkarya.com-Denpasar. DPRD Bali memastikan mengundang pimpinan DPRD Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) dan Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), dengan mengirimkan surat undangan dengan agenda rapat koordinasi (rakor) pimpinan Dewan pada 2 Januari 2020. Selain membahas perjuangan Bali untuk Rancangan Undang-Undang Provinsi Bali, rakor diagendakan membicarakan perjuangan revisi Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah.
 
 
Ketua DPRD Bali Nyoman Adi Wiryatama dikonfirmasi i, Jumat (27/12/2019), mengatakan undangan untuk pimpinan DPRD Provinsi NTB dan Provinsi NTT sebenarnya direncanakan akhir Desember 2019. Namun karena DPRD Bali tidak mau mengganggu perayaan Natal 2019 dan Tahun Baru 2020, akhirnya pertemuan diundur Januari 2020.
 
“Sebenarnya begitu selesai Munas Asosiasi Pimpinan DPRD Provinsi se– Indonesia di Jakarta, kami maunya langsung undang teman-teman di NTT dan NTB. Tapi kan ada perayaan Natal dan Tahun Baru. Jadi pertemuan diundur ke Januari 2020. Tanggal 2 Januari 2020 surat dari DPRD Bali dikirim ke NTT dan NTB. Sekarang tergantung kesiapan dari NTB dan NTT,” ujar politisi senior PDI Perjuangan ini.
 
Menurut Adi Wiryatama, pertemuan pimpinan DPRD Bali dengan pimpinan DPRD NTT dan NTB bentuknya rakor (rapat koordinasi), untuk perjuangan Bali mewujudkan RUU Provinsi Bali, menggantikan Undang-undang Nomor 64 Tahun 1958 tentang Pembentukan Daerah-daerah tingkat I Provinsi Bali, NTB, NTT.
 
“Entah nanti rumusannya rakor atau rapim (rapat pimpinan), yang jelas kita bisa mendapatkan dukungan dari saudara kita dari NTB dan NTT untuk perjuangan RUU Bali ini. Karena NTB dan NTT juga sangat berperan dengan adanya perjuangan Bali terkait RUU Bali. Tanpa mereka, kita tidak kuat perjuangannya di pusat,” tandas Bupati Tabanan dua periode 2000–2005 dan 2005–2010, ini.
 
Ditegaskan oleh Adi Wiryatama, selain membahas perjuangan Bali meloloskan RUU Provinsi Bali, rakor atau rapim nanti akan membahas perjuangan merevisi Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004, yang mana regulasi tersebut dinilai tidak berkeadilan untuk daerah-daerah yang tidak memiliki sumber daya alam (SDA). Padahal UU 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah, telah diatur bahwa daerah yang menghasilkan sumber daya alam, berhak mendapatkan dana perimbangan keuangan yang berasal dari sumber daya alam dan sumber daya lainnya. Bali dan beberapa daerah yang tidak memiliki sumber daya alam, namun memiliki sumber daya lainnya seperti pariwisata yang menjadi penyumbang devisa ke negara tembus Rp 130 triliun per tahun.
 
“NTB dan NTT punya nafas perjuangan yang sama dengan kita untuk Undang-undang Nomor 33  Tahun 2004 dan juga RUU Bali. Jadi sekali kita rakor atau rapim agendanya dibahas sekalian,” tutur Adi Wiryatama.
 
 
Apa bentuk rekomendasi dalam pertemuan nanti? Menurut Adi Wiryatama, apakah ada MoU atau nota kesepahaman untuk dijadikan dasar menyokong perjuangan Bali terkait RUU Provinsi Bali, masih tentatif. “Apakah nanti kesepakatan kita dalam bentuk MoU atau nota kesepahaman, kita lihat perkembangan nanti. Kita pokoknya ingin secepatnya ada pertemuan khusus dengan NTB dan NTT. Kalau dukungan dari seluruh pimpinan DPRD Provinsi sudah lebih dulu di Rakornas Asosiasi Pimpinan DPRD Provinsi se–Indonesia di Lampung dan Munas APSDI di Jakarta,” kata Ketua Deperda DPD PDIP Bali ini.
 
Sementara Wakil Ketua DPRD Bali I Nyoman Sugawa Korry, menyebutkan pertemuan akan melibatkan level pimpinan DPRD Provinsi Bali, NTB, NTT saja dulu. “Pimpinan DPRD Bali mewakili kabupaten dan kota se–Bali, dalam pertemuan segitiga pimpinan Dewan Bali, NTB, dan NTT. Kita sudah memastikan akan mengundang pimpinan NTB dan NTT untuk perjuangan RUU Bali dan UU Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah,” tegas politisi Partai Golkar asal Desa Banyuatis, Kecamatan Banjar, Kabupaten Buleleng, ini.
 
Sugawa Korry menyebutkan dalam komunikasi dengan Ketua DPRD NTB Baiq Isvie Rupaeda pada Rakernas APDSI di Lampung, dan pimpinan DPRD NTT, DPRD Bali sangat optimis akan dukungan NTB dan NTT untuk perjuangan Bali. “Kita optimistis lah dari komunikasi kita dengan pimpinan DPRD NTT dan NTB di Rakernas dan Munas APDSI,” ucap Sekretaris DPD I Golkar Bali ini.
 
Hal itu dikuatkan juga ketika jajaran pimpinan DPRD Bali diundang ke HUT Provinsi NTB pada 9 Desember 2019 lalu. “Di sana kita sampaikan bahwa Bali, NTB, dan NTT punya perjuangan yang sama untuk RUU Bali dan UU 33 Tahun 2004,” kata Sugawa Korry.
 
Seperti diketahui saat ini RUU Provinsi Bali sudah tembus Prolegnas DPR RI 2020–2024 dengan long list 162. Dorongan supaya RUU Bali segera masuk Prolegnas 2020 juga sudah dilakukan Pemprov Bali dengan menodong Ketua DPR RI Puan Maharani saat kunjungan ke Bali mengecek kesiapan Natal dan Tahun Baru 2020 di Gedung Wiswasbha Utama, Niti Mandala Denpasar, Rabu (18/12). Saat itu Puan Maharani berjanji akan mempercepat proses pembahasan RUU Bali di Senayan. (BB)