Kebudayaan Perekat Bangsa Harus Dijaga, Supadma Rudana: Sukma Saya di Seni Budaya

  21 Desember 2019 SOSIAL & BUDAYA Gianyar

Baliberkarya

IKUTI BALIBERKARYA.COM LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Baliberkarya.com-Gianyar. Anggota Fraksi Demokrat DPR I Dapil Bali Putu Supadma Rudana (PSR) semakin membuktikan kecintaannya terhadap seni dan kebudayaan dengan terus berkomitmen mengaungkan pelestarian seni dan budaya melalui berbagai cara. PSR berpandangan kebudayaan adalah alat perekat persatuan dan bahkan sebagai alat diplomasi bangsa.
 
 
Hal itu diungkapkan PSR disela-sela menghadiri undangan selaku Ketua Umum Asosiasi Museum Indonesia yang akan mengadakan Rapimnas di Kuta Bali. PSR yang juga berkesempatan hadir dalam Malam Budaya bertemakan, “Wayang Warisan Budaya Dunia dari Indonesia” di Museum Rudana, Desa Peliatan, Ubud, Kabupaten Gianyar, pada Jumat (20/2) malam.
 
Menurut Wakil Ketua Badan Kerjasama Antar Parlemen (BKSAP), sebagai satu adalah kader dari pada museum dan kader masyarakat budaya dirinya melihat jabatan itu sementara. Bahkan politik itu sementara. 
 
"Tetapi sukma saya ada di seni ada di budaya. Nah ketika kita bicara itu saya apresiasi tokoh pendiri museum, para pelaku seni budaya, pengelola museum, dalam hal ini masyarakat seni budaya yang berkomitmen melakukan pengabdian dan pelestarian dengan kecintaan terhadap seni dan budaya itu sendiri," ucap Supadma Rudana.
 
 
Supadma Rudana melihat kondisi saat ini Bangsa Indonesia mengalami tantangan besar dalam pelestarian kebudayaan, dengan fenomena pembajakan. Pasalnya, kebudayaan adalah ujung tombak perekat persatuan. Ia mengaku dengan berbagai yang PSR sampaikan kondisi sekarang ia hadir sebagai sosok, sebagai orang yang mencintai budaya.
 
 
"Jabatan saya di Ketua Umum Museum, Jabatan saya di Wakil Ketua BKSAP, Jabatan di Waksekjen Demokrat adalah jabatan sementara semuanya. Tetapi cinta saya, ketulusan saya, kecintaan saya kepada seni budaya, untuk museum itu begitu besar. Kedepan bagaimana museum dan kebudayaan ini terus tergaung dengan baik dan mulia," tegas mantan anggota Komisi X DPR RI membidangi pariwisata, pendidikan, pemuda olahraga,  adat - budaya serta ekonomi kreatif ini.
 
Mantan Ketua Departemen Seni dan Budaya DPP Demokrat ini menilai esensi perjuangan bangsa dalam seni dan kebudayaan adalah ketahanan dan pemersatu bangsa. 
 
 
"Kita menggunakan medianya Wayang, banyak dari filosofi Mahabrata, Ramayana yang berisi pengabdian luar biasa. Ramayana menunjukan kesucian yang abadi. Ketika Dewi Sita divonis salah dia berani menunjukan keberaniannya dan mengorbankan dirinya ke peleburan dari atma menjadi paramatma. Komitmen ini artinya bahwa kita harus mampu mengabdi tulus, saya mengabdi tulus untuk kebudayaan," tegasnya kembali.
 
Supadma Rudana pun melontarkan apresiasinya karena banyak tokoh-tokoh hadir di Pagelaran Budaya di Museum Rudana, mulai dari pakar Wayang, Prof Dr Darmoko, akademisi dari Institut Seni Indonesia (ISI), Pemilik Museum se Indonesia yang jumlahnya 380 museum. 
 
"Mereka tunjukan keberpihakan kepada kecintaan dengan budaya. Mereka ini sesungguhnya pejuang-pejuang yang punya komitmen," pungkas Supadma Rudana.(BB).