Guru Tak Cukup Hanya Dipuji, Togar Situmorang Harap 'Guru Honorer' Diangkat Jadi ASN

  26 November 2019 OPINI Denpasar

ist

IKUTI BALIBERKARYA.COM LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Baliberkarya.com-Denpasar. Setiap tahun tepatnya setiap tanggal 25 November diperingati sebagai Hari Guru Nasional. Dalam hari guru tersebut guru selalu dipuji sebagai pahlawan tanpa tanda jasa.
 
 
Pengamat kebijakan publik Togar Situmorang, S.H., M.H., M.A.P sangat menyayangkan jika pujian itu tidak cukup tanpa diimbangi dengan perhatian serius dari pemerintah untuk memperhatikan nasib dan meningkatkan kesejahteraan para guru.
 
"Guru jangan hanya dipuji sebagai pahlawan tanpa tanda jasa. Tapi perhatikan dong nasib mereka. Bangsa ini besar karena ada guru-guru hebat yang mendidik dan mencetak orang-orang hebat," kata Togar Situmorang, S.H., M.H., M.A.P. menanggapi serangkaian memperingati Hari Guru Nasional itu.
 
Advokat senior yang dijuluki Panglima Hukum ini berharap pemerintah juga dapat memikirkan nasib para guru dan segera mengangkat para Guru Honorer yang dinyatakan lulus tes Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) pada Februari 2019 lalu.
 
"Pemerintah harus meningkatkan kesejahteraan guru sebab selama ini guru tidak diberikan fasilitas yang memadai. Samakan guru di kota dan di desa, di daerah agar tetap terjamin kesejahteraannya. Gaji guru harus dinaikkan dan jangan lagi ada guru honorer harus diangkat jadi ASN (Aparatur Sipil Negara)," harap Togar Situmorang, S.H., M.H., M.A.P., yang juga Dewan Pakar Forum Bela Negara Provinsi Bali pada kesempatan ini.
 
Menurutnya! Guru adalah pondasi pembangunan SDM sehingg pemerintah wajib meningkatkan kesejahteraan terutama menyangkut gaji guru serta kapasitas dan kompetensinya ke arah lebih profesional dan juga meningkatkan pengetahuan terkait teknologi era digitial Revolusi 4.0.
 
"Agar jadi guru milenial, harus upgrade pendidikan. Jangan sebatas S-1 kalau bisa naik jadi S-2. Upgrade skill IT, jangan gaptek agar bisa hadapi revolusi 4.0," tegas Togar Situmorang, S.H., M.H., M.A.P. Ketua POSSI Kota Denpasar.
 
Advokat ramah yang terdaftar di dalam penghargaan Best Winners – Indonesia Business Development Award ini pun mengucapkan selamat Hari Guru Nasional bagi para guru di tanah air Indonesia. 
 
Ket Foto: Pengamat Kebijakan Publik, Togar Situmorang, S.H., M.H., MAP.
 
"Di mana guru telah membimbing dengan sepenuh hati menuju pengetahuan, dan meyakinkan masa depan yang memajukan demi terciptanya Generasi Masa Depan Millenial," ungkap Togar Situmorang, S.H., M.H., M.A.P. yang terdaftar di dalam penghargaan Indonesia Most Leading Award 2019 dan terpilih sebagai The Most Leading Lawyer In Satisfactory Performance Of The Year.
 
 
Bagi Togar, Waktu Proklamasi Kemerdekaan RI pada 17 Agustus 1945 turut menggelorakan penyelenggaraan Kongres Guru Indonesia yang diadakan pada 24-25 November 1945.
 
“Dalam kongres ini, semua organisasi dan kelompok guru yang didasarkan pada perbedaan tamatan, lingkungan pekerjaan, lingkungan daerah, politik, agama, dan suku sepakat untuk dihapuskan," tutur Togar Situmorang, S.H., M.H., MAP. dan juga Managing Partner Law Office Togar Situmorang & Associates yang beralamat di Jl. Tukad Citarum No. 5A Renon Denpasar Bali & Jl. Gatot Subroto Timur No. 22 Kesiman Denpasar Bali.
 
Sebagai gantinya, Togar Situmorang berharap mereka semua menyatukan perbedaan, sesuai dengan semangat Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Sembari memperingati 100 hari Indonesia merdeka, dibentuklah Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) pada tanggal tersebut.
 
“Anggota Kongres bersepakat untuk mengisi kemerdekaan Indonesia dengan tiga tujuan, yaitu untuk Mempertahankan dan MenyempurnakanRepublik Indonesia, Mempertinggi tingkat pendidikan dan pengajaran sesuai dasar-dasar kerakyatan, membela hak dan nasib buruh pada umumnya, guru pada khususnya," sebut Togar.
 
Dari kongres inilah, sambung Togar, semua guru menyatakan diri bersatu di bawah wadah PGRI yang menyatakan kesetiaannya dalam pengabdian sebagai organisasi perjuangan, organisasi profesi, dan organisasi ketenagakerjaan yang bersifat unitaristik, independen, dan non-partai politik walau sesaat pernah diseret dlm kancah politik praktis waktu zaman Orde Baru (Orba).
 
 
“Hingga hari ini, sebagai penghormatan guru-guru Republik Indonesia, tanggal 25 November pun ditetapkan sebagai Hari Guru Nasional dan diperingati setiap tahun," ujar Togar Situmorang, S.H., M.H., M.A.P, yang juga Ketua Hukum dari RS dr. Moedjito Dwidjosiswojo Jombang Jawa Timur.
 
Terkait soal pidato Menteri Pendidikan Nadiem Makarim pada peringatan hari Guru 2019, Togar Situmorang, S.H., M.H., M.A.P, berharap bangsa ini akan melahirkan lebih banyak pejuang-pejuang yang revolusioner. Generasi yang mampu menjaga kedaulatan rakyat sebagai modal utama untuk menentang ketidaadilan, kesewenang wenangan, penindasan, otoritarianisme, intoleransi, pengingkaran pada nilai-nilai kebangsaan dan Pancasila.
 
"Ide gila Nadiem Makarim sang Menteri berupa gagasan yang bisa dianggap out of the box. Gagasan yang menerobos pola lama sistem pendidikan yang lazim saat ini. Gagasan yang dapat dijadikan bahan diskusi bersama untuk menemukan kegiatan yang dapat dilaksanakan disesuaikan dengan potensi sumber daya yang tersedia," tutup Togar Situmorang, S.H., M.H., M.A.P. yang terdaftar di dalam penghargaan 100 Advokat Hebat versi majalah Property&Bank dan terdaftar di dalam penghargaan Indonesia 50 Best Lawyer Award 2019.(BB).