Jaman Now! Guru Harus Bisa Berpikir Millenial jangan Masih Kolonial

  25 November 2019 PENDIDIKAN Denpasar

Baliberkarya

IKUTI BALIBERKARYA.COM LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Baliberkarya.com-Denpasar. Saat ini posisi guru ada di persimpangan jalan yakni diantara jaman milenial dan masa lalu atau diistilahkan kolonial. Pasalnya, suka tidak suka harus diakui jika posisi guru akan berimplikasi pada dunia pendidikan. 
 
 
Melihat realita itu, Ketua Yayasan Pembina Lembaga Pendidikan PGRI, Drs I Nengah Madiadnyana M.M menegaskan seiring dengan tuntutan jaman saat ini maka guru di 'jaman now' harus bisa berpikiran millenial dan jangan masih berpikir kolonial. 
 
"Guru harus meningkatkan kemampuan dijaman milenial, jangan sampai masih kolonial. Kalau guru itu profesional maka hasilnya akan optimal," kata Madiadnyana saat HUT PGRI ke-74 di Denpasar, Senin (25/11/2019).
 
Madiadnyana yang juga Kepala Sekolah SMK PGRI 3 Denpasar ini menyampaikan sesungguhnya guru kedepan memiliki tanggung jawab yang lebih besar lagi seiring dengan perubahan jaman. Jika sebelumnya hasilnya kurang optimal maka saat ini tidak bisa seperti itu lagi, apalagi di era revolusi 4.0. 
 
Ket Foto: Ketua Yayasan Pembina Lembaga Pendidikan PGRI, Drs I Nengah Madiadnyana M.M.
 
"Kalau guru tidak mau berubah dan masih bersikap seperti di jaman kolonial dan tidak mau masuk dalam era millenial maka otomatis dia akan tergerus jaman," tegasnya sambil tersenyum. 
 
Bahkan, sambung Madiadnyana, dengan berkembangnya jaman bisa jadi siswa lebih pintar dari gurunya. Apalagi saat ini semua informasi bisa didapatkan melalui gadget dengan media sosial maupun media online yang begitu pesat dan sangat masif. 
 
"Seperti kita tahu, ilmu pengetahuan saat ini bisa didapat darimana saja dan tidak mesti dari guru," terangnya.
 
 
Sementara posisi guru sebagai pendidik sangat diperlukan dalam memberikan bimbingan, namun mesti diimbangi dengan terbukanya wawasan dan ketrampilan. Bagi Madiadnyana, guru tidak bisa lagi bersikap orthodoks, seolah-olah dirinya paling tahu dan menganggap remeh masukan dari yang lain, padahal di era revolusi industri, guru mesti beradaptasi dengan perubahan yang terjadi. 
 
 
"Bayangkan hanya dalam satu menit apa yang ingin kita ketahui sudah bisa didapat, tidak seperti dulu guru masih bisa bersikap otoriter, tapi sekarang susah dilakukan, guru mesti fleksibel. Guru jangan takut membuka diri, kalau perlu jadikan siswa sebagai narasumber wawasan yang tidak guru ketahui atau istilahnya tutor sebaya," jelasnya.
 
Untuk itu, Madiadnyana mengajak para guru untuk memaknai 74 tahun PGRI perlu kiranya terobosan ilmu pengetahuan dalam rangka menyikapi era revolusi 4.0. Dan semua persoalan saat ini bisa dicarikan jalan keluarnya ditengah informasi dunia yang terbuka lebar. 
 
Sementara itu, untuk menyambut HUT PGRI ke 74 kali ini berbagai kegiatan dilaksanakan oleh SMK PGRI 3 Denpasar, diantaranya Porsenijar, malam kebangkitan budaya yang dikaitkan dengan HUT PGRI ke 74 dan gerak jalan. Dalam kesempatan hari PGRI ini juga diserahkan berbagai prestasi capaian siswa dan pihak sekolah juga pemberian penghargaan bagi guru yang berprestasi.(BB).