Waduh! Tengah Malam, Kebun Jati Seluas 4 Hektar di Kemoning Terbakar

  08 Oktober 2019 PERISTIWA Jembrana

istimewa

IKUTI BALIBERKARYA.COM LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Baliberkarya.com-Jembrana. Kebakaran melanda kebun jati di kawasan Banjar Kemoning, Desa Manistutu, Kecamatan Melaya, Kabupaten Jembrana, Selasa (8/10) malam.
 
 
Informasi dari Kepala BPBD Jembrana Eko SAP, pihaknya menerima laporan dari FRPRB atas nama I Nengah Kardiana ekira pukul 19.00 wita malam. Pihaknya pasca menerima laporan adanya peristiwa kebakaran tersebut langsung menerjunkan personel.
 
"Untuk kronologis penyebab kebakaran kita belum tahu ya hanya objek yang terbakar itu kebun jati seluas 4 hektar," ungkapnya dalam keterangannya, Selasa (8/10) malam.
 
Menurutnya kebun jati tersebut pemiliknya bernama Putu Suamba. Untungnya dalam peristiwa itu nihil korban jiwa, sementara terkait kerugian pihaknya mengaku belum mengetahuinya.
 
"Kita sudah lakukan assesment dan penanganan di lokasi kejadian, dan api sudah di padamkan oleh PMK Jembrana dengan menghabiskan 3 tangki air mobil PMK Jembrana, lama penanganan kurang lebih 2 jam 30 menit," jelasnya. 
 
 
 
Sekedar info, sejumlah kawasan hutan dan lahan di beberapa wilayah di Indonesia saat ini tengah dilanda kebakaran. Cuaca panas serta angin kencang ditengarai penyebabnya kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) ini. 
 
Seperti arahan Presiden Jokowi dalam menanggapi bencana karhutla bahwa pencegahan menjadi prioritas utama. Melalui metode pentahelix, kerja sama antara pemerintah, masyarakat, dunia usaha, akademisi dan media dapat meningkatkan langkah pencegahan sehingga karhutla yang selalu terjadi setiap tahun tidak menimbulkan dampak yang semakin merugikan,” ujar Wisnu, Deputi Sistem dan Strategi BNPB dalam sambutannya pada kegiatan Lokakarya Optimalisasi Pencegahan dan Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan serta Kabut Asap di Ruang Serbaguna Dr. Sutopo Purwo Nugroho, Graha BNPB, (8/10).
 
Kolaborasi lintas lembaga menjadi solusi efektif dalam penanganan bencana karhutla. Proses yang dimulai dari langkah pencegahan dan antisipasi dengan data yang diperoleh dari BMKG, pengelolaan gambut yang diawasi oleh BRG, pengelolaan lahan yang dikawal oleh pemerintah daerah bersama masyarakat setempat, partisipasi aktif sektor swasta serta sanksi administratif maupun penegakan hukum secara perdata maupun pidana mampu meminimalisir terjadinya bencana karhutla yang selalu terjadi setiap tahun.
 
Tidak hanya di Indonesia, namun bencana karhutla juga terjadi di beberapa negara di dunia. Tetapi Indonesia memiliki kesulitan tersendiri karena lahan yang terbakar adalah lahan gambut.(BB)