Yoga Tertawa Bali, Kiat Sehat dan Awet Muda dengan Tertawa

  04 Oktober 2019 KESEHATAN Denpasar

GNW for Baliberkarya

IKUTI BALIBERKARYA.COM LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Baliberkarya.com-Denpasar. Sosok pria murah senyum dan bersahabat itu mengabdikan diri untuk membantu sesama umat  yang mengalami gangguan  psikosomatik dengan menjadi instruktur Yoga Tertawa yang dirintisnya  sejak tahun 2014 atau lima tahun silam di Taman Jepun, jalan Hayam Wuruk, Denpasar. “Awal merintis pesertanya hanya 15-20 orang, namun sekarang mencapai 250-700 orang, yang dilaksanakan dua kali seminggu, yakni Senin dan Kamis, mulai pukul 17.00-20.00,” kata Anak Agung Gede Sukarena (62) ketika mengadakan pertemuan dengan Dirut PT Karya Pak Oles Gorup, Gede Ngurah Wididana di Denpasar, Kamis petang (3/10).
 
 
Kedua sosok pria yang berteman akrab sejak lama kembali bertemu dalam suasana penuh kekeluargaan,  Sukarena yang didampingi istri Jero Made Sekarwati berbagi cerita tentang pengalamannya saat menderita  gangguan  psikosomatik pada 2002. Penyakit psikosomatik adalah salah satu gangguan jiwa yang paling umum ditemukan. Istilah ini digunakan untuk penyakit fisik yang disebabkan (diperburuk) oleh faktor kejiwaan (psikologis). Penyakit fisik  itu rentan diperburuk oleh faktor mental seperti stres dan kecemasan, gangguan kulit, muscoskeletal (otot, sendi dan saraf), pernapasan, jantung, kemih, kelenjar, mata dan saraf.
 
Pengusaha yang bergerak dalam pakaian jadi (garmen)  berobat pada sejumlah dokter ahli,  dukun dan menjalani rituan pembersihan diri (melukat) mendapat “lampu hijau” akan sembuh kembali, jika mengikuti yoga tertawa yang dikembangkan Guru besar pendiri Bali Happy Movement, Kadek Siwa Ambara di Nyuh Kuning, Kecamatan Ubud, Kabupaten Gianyar.
 
 
Agung Sukarena yang tidak tahan terhadap rasa sakit pada bagian tubuh dan prilakunya seperti orang gila itu bertekad sembuh dan berjanji pada dirinya. Jika kelak sembuh akan mengabdikan seluruh jiwa raganya untuk melayani umat terutama yang menderita panyakit psikosomatik yakni gangguan pikiran yang sangat berpengaruh terhadap kondisi tubuh.
 
 
Diantar istrinya  Jero Made Sekarwati secara rutin dan disiplin  setiap hari. Minimal  tiga kali seminggu  pulang pergi (PP) Kerobokan, Badung-Nyuh Kuning, Gianyar untuk mengikuti yoga tertawa. Pria yang mengaku hampir 6 bulan tidak bisa tidur, usai ikuti Yoga Ketawa secara teratur, tiga bulan kemudian kesehatannya berangsur pulih  dan akhirnya sembuh total.
 
Ayah  dari AA Gede Tresna,  AA Made Teguh Ananta dan AA Tri Sapitry  itu setelah dinyatakan bagus dan sehat oleh gurunya Kadek Siwa Ambara, dia diajak jalan-jalan ke berbagai daerah selama 3 minggu. “Saya banyak mendapat pengalaman dari jalan-jalan bersama guru untuk  bantu sesama umat. Kini, saya terapkan dalam Yoga Tertawa di Taman Jepun, Denpasar dua kali seminggu dengan peserta sudah ratusan orang termasuk warga negara asing yang ada di Bali atau sedang liburan,” ujar Sukarena.
 

Sukarena yang puluhan tahun pernah bekerja di Australia, Jepang dan sejumlah negara lainnya,  kini mengembangkan Yoga Tertawa dibantu istrinya  Jero Made Sekarwati, dan puluhan instruktur lainnya yang seluruhnya dididik dari nol, karena datang dengan ganggunan penyakit kenjiwaan. Para instruktur yang diperkenalnya umumnya wajah ayu dan cantik, padahal ketika pertama kali datang mengikuti yoga wajahnya  jelek tidak karuan seperti “Tonye”. Yoga tertawa 2 kali seminggu itu terbuka untuk umum. Kalau sudah sembuh tidak usaha datang lagi, namun tidak dilarang untuk terus mengikuti.
 
 
Gede Ngurah Wididana yang akrab dipanggil Pak Oles  dan juga praktisi Detox Tubuh dan Pikiran menilai, Yoga Ketawa adalah teknik detox pikiran untuk membuang setres dan ketegangan mental, sehingga membangkitkan hormon kebahagiaan  yang bisa melawan dan menyingkirkan penyakit mental dan setres.   
Yoga ketawa juga bisa membuat tubuh bahagia, meningkatkan imunitas tubuh terhadap penyakit.  Afirmasi positif dalam teriakan Yoga Ketawa juga menumbuhkan sikap mental positif, santai dan dosanya yang menghadapi berbagai jenis persoalan hidup, serta menumbuhkan rasa peduli sosial dan lingkungan di masyarakat, sehingga praktisi Yoga Ketawa merasa hidupnya lebih bermakna, tutur Pak Oles.(BB)