Jungkumis, Mantan Direktur Bank jadi Peracik Jamu

  21 September 2019 TOKOH Denpasar

GNW for Baliberkarya

IKUTI BALIBERKARYA.COM LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Baliberkarya.com-Denpasar. Sosok pria bertubuh subur yang selalu ramah  dengan lawan  bicaranya, sesekali tersenyum menghiasi bibirnya sehingga lawan bicaranya cepat akrab. Pria enerjik dan bersahaja itu mempunyai kharisma yang mampu menarik perhatian  yang cepat dikenal secara meluas.
 
 
Dibalik sosok pria yang berkumis tebal itu, mempunyai keinginan yang luhur dan mulia untuk dapat membantu sesamanya, meskipun sebenarnya telah menjabat sebagai direktur  sejumlah bank perkreditan rakyat  (BPR), namun hal itu tidak memberikan  rasa nyaman dan tenang  dalam batinya.
 
Itulah sosok Drs. I Dewa Agung Made Suryawan, S. Kes (56), pria kelahiran Bangli 23 September 1963 yang lebih akrab disapa Jungkumis itu yang kini sukses meracik (peramu) obat-obatan herbal (pengusaha) yang bernaung di bawah payung hukum UD Rama Sat Dharma di Jalan Tegal Sari No.52 Biaung, Tohpati, Denpasar, Bali.
 
Suami dari Anak Agung Ayu Kerti  Ariningsih (54) itu telah berhasil memproduksi 18 jenis produk obat-obatan herbal sejak tahun 2013 atau lima tahun silam  yang sanggup menyembuhkan berbagai jenis penyakit, yang telah menembus pasaran lokal, nasional maupun mancanegara..
 
Selain itu juga sukses melakukan pengobatan akupuntur, prana, akupresur yang sering melayani wisatawan mancaneara dalam menikmati liburan di Bali yang kemudian membeli produk herbal tersebut sebagai kenang-kenangan pulang ke negaranya, serta melayani masyarakat setempat yang berasal dari delapan kabupaten dan satu kota di Pulau Dewata.
 
 
Pesanan pengobatan tradisional dengan tiga metode yakni akupuntur, prana dan akupresure juga datang dari berbagai daerah di Indonesia antara lain Jakarta, Surabaya, Sumatera dan Sulawesi Tenggara.
 
Ayah dari tiga putra masing-masing Dewa Agung Gede Rama Wikantara, I Dewa Agung Made Dharma Wikantara dan I Dewa Agung Bagus Satria Putra Anugrah Wikantara itu juga sering ikut ambil bagian dalam pengobatan secara cuma-cuma yang diselenggarakan oleh berbagai pihak seperti organisasi kemasyarakatan, kampus dan pemerintah kabupaten.
 
 
Kakek dari dua cucu itu mengaku nyaman, tenang dan bahagia menekuni pengobatan tradisional dan meracik obat-obatan herbal, dibanding dengan menjabat direktur bank dengan imbalan yang cukup lumayan besar.
 
Pria yang akrab disapa Jungkumis, karena kumisnya yang tebal itu adalah alumnus S-1  Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan Singaraja yang kini berubah status menjadi Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksa) Singaraja, dan smbil bekerja di BPR melanjutkan pendidikan di Program Studi Ayur Wedha Fakultas Kesehatan Universitas Hindu (Unhi) Denpasar tamat tahun 2017.
 
Pria yang mempunyai kepedulian besar untuk membantu sesamanya itu juga pernah menekuni sebagai tukang jahit pakaian, pengepul pakaian jadi pada tahun 1989, sebagai pemasaran PT Bali Sakti Permai yang menjual berbagai jenis kebutuhan rumah tangga, kemudian bekerja di Bank Aken Denpasar (1990-1995), Direktur BPR Sempidi, Kabupaten Badung selama enam tahun (1995-2006) sambil sebagai merangkap pemasaran Asuransi Alien, kemudian Direktur BPR Surya Jaya Ubud, Gianyar selama tujuh tahun (2006-2013) serta mengajar untuk melatih karyawan bank dan sertifikasi bank selama empat tahun 2002-2006.
 
Jungkumis yang kini dikenal masyarakat luas dengan produk obat-obatan herbalnya itu mengundurkan diri sebagai direktur BPR, meskipun gajinya waktu itu mencapai Rp15 juta per bulan ditinggalkannya untuk merintis sebuah usaha baru dari nol sambil menekuni pengobatan alternatif.
 
 
Rintisan usaha baru itu ditekuninya sejak tahun 2011, yang tiga tahun sebelumnya sudah melakukan pengadaan bahan baku organik mengembangkan berbagai jenis tanaman obat yang dilakukan dengan sistem kemitraan bersama masyarakat  petani di sejumlah kabupaten/kota di Bali, yang terlebih dulu dibinanya dan produksi yang dihasilkan itu seluruhnya ditampung dengan harga yang lebih mahal dari harga pasaran.
 
Pengembangan tanaman obat itu antara lain kunyit, jahe, temu lawak  melibatkan seorang petani di Desa Taro, Kabupaten Gianyar. Sementara pengembangan bawang berlian melibatkan seorang petani di Desa Pangotan, Kabupaten Bangli. Pengembnagan Tanaman Binahong di Desa Pelaga, Kabupaten Badung dan Tanaman Kalimoho dikembangkan di Kabupaten Karangasem dan Buleleng.
 
Berbagai jenis tanaman obat organik yang dihasilkan petani kemitraan itu setiap panennya seluruhnya ditampung dengan baik kemudian diolah dan diranciknya sendiri dengan menggunakan sebuah mesin kecil untuk mengolahnya.
 
 
Jungkumis hanya dibantu oleh seorang pekerja dapat mengolah bahan baku dengan menggunakan mesin pengolahan yang berkapasitas 20 kg namun dimanfaatkannya hanya untuk 15 kg untuk pengolahan menjadi halus (serbuk) selama 8-10 jam.
 
Dari masing-masing bahan baku yang telah dialuskan itu kemudian diracik menjadi obat herbal yang kini telah tercatat menghasilkan 18 produk, yang masing-masing mempunyai manfaat dalam menyembutuhkan  berbagai jenis penyakit tanpa mempunyai efek sampingan.
 
 
Produk yang mengambil nama “Bangli Bali Usada" itu dalam bentuk kapsul dan cairan terdiri atas Binahong mempunyai 17 khasiat antara lain mengatasi kencing manis, sesak nafas, menstabilkan tekanan darah, mengatasi gangguan paru-paru, batuk darah, memulihkan stamina, mempercepat penyembuhan luka, mengatatasi pembekuan darah, mencegah stroke, mengurangi anthritis, mencegah asam urat, sakit kepala, gatal-gatal dan menjaga sistem kekebalan tubuh.
 
Produk obat herbal Pegagan mempunyai khasiat menurunkan tekanan dinding pembuluh, mempercepat penyembuhan luka, anti inflamasi, meningkatkan kecerdasan, meringankan gangguan perut, menstimulasi peredaran darah, meningkatkan daya tahan tubuh, menyembuhkan asthma, anti stress asthma, anti stress ringan, menyembuhkan penyakit kolera dan memulihkan kembali bekas luka.
 
Demikian pula produk Black Garlic mempunyai 19 manfaat antara lain mengobati kolesterol, tekanan darah tinggi, tumor, myom, awet muda, mempercantik kulit, membersihkan darah, mengobati penyakit yang berkaitan dengan paru-paru seperti asthma, batuk dan sesak nafas, mencegah stroke/serangan jantung, memperbaiki sistem pencernakan dengan detoksinasi, meringankan penyakit parkinson, membantu penderita diabetes dan  memperbaiki sel hari.
 
Berbagai jenis produk lannya yang masing-masing mempunyai manfaat tersendiri antara lain kapsul kunyit putih, jahe merah, bawang berlian, temulawak. Jungkumis yang beralamat di Jalan  Tegal Sari 52 Biaung Tohpati Denpasar (HP 081999954363) itu juga membuka konsultasi numerologi untuk mengetahui dan memaksimalkan potensi diri, mengungkap rahasia dibalik tanggal kelahiran, mengetahui dan mengantisipasi potensi sakit, mengetahui arah keberungtungan, mengetahui watak pasangan anda, potensi anak, dan mengarahkan menuju sukses.
 
Dari konsultasi tersebut juga dapat mengetahui sisi buruk dari diri kita dan mengubah menjadi lebih baik, mengetahui pilihan pekerjaan yang cocok dan membuat “Lipe Code pribadi” sebagai penyeimbang diri, tutur Jungkumis.(BB)