PT Karya Pak Oles Gelar Rakernas 2019

  09 Agustus 2019 EKONOMI Denpasar

GNW for Baliberkarya

IKUTI BALIBERKARYA.COM LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Baliberkarya.com-Denpasar. Upaya melakukan gebrakan di semua lini perusahaan sepertinya terus direspons dan dilakukan PT Karya Pak Oles Tokcer (KPOT) di era digitalisasi. Perusahaan yang berlogo GNW itu, selama 22 tahun berkiprah di bidang industri obat-obatan herbal dengan menghadirkan 33 jenis produk di lini pemasaran tersebut memandang sangat penting untuk melakukan inovasi. Inovasi tersebut antara lain kemasan, aroma, sistem pemasaran dan informasi yang lebih menarik di mata konsumen. Semua diupayakan agar perusahaan yang maju, tetap eksis dan disenangi konsumen dalam dan luar negeri.
 
 
“Inovasi produk menyangkut berbagai aspek dan bernafas yang disenangi kaum milineal, dan itu tidak bisa dipungkiri demi menjaga kualitas produk-produk Ramuan Pak Oles yang selama ini  bisa bersaing di pasaran lokal, nasional dan mancanegara,” ujar Direktur  PT Karya Pak Oles Tokcer, Ir.  H Agus Urson Hadi Pramono pada Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Industri Obat Tradisional (IOT) PT Karya Pak Oles Tokcer di Jl Nusa Kambangan Denpasar, Jumat (9/8).
 
Di hadapan para  kepala cabang dari berbagai daerah di Indonesia itu, Agus menekankan, pembaharuan dan pembenahan segera dilaksanakan untuk menjadikan perusahaan yang berbasis obat-obatan tradisional terus maju dan berkembang. Berbagai upaya dan terobosan yang dilakukan itu juga diimbangi dengan sistem pemasaran yang lebih intensif, selain pemasaran Sales Promotion Grup (SPG), konter juga menggarap pemasaran secara online.
 
 
Rakernas sehari itu berlangsung dalam suasana penuh antusias. Setiap kepala cabang diberi kesempatan mengevalusi kinerja cabang setiap semester dan juga sebaliknya harus siap menerima saran dan masukan membangun ke arah yang lebih baik.   
 
 
Sementara apoteker Pengawas Mutu (Quality Control), Industri Obat Tradisional PT Karya Pak Oles Tokcer, Luh Ketut Budi Maitriani, S.Farm, Apt mengatakan, pihaknya sudah merancang dan sedang menggarap inovasi produk yang bernuansa milinial. Upaya tersebut dilakukan untuk aroma MOB dengan harapan bisa menarik perhatian minat kaum muda terhadap produk serba guna itu. “Inovasi baru menyangkut aroma itu diharapkan terealisasi tahun 2019,” ujar Luh Budi Maitriani.
 
Komang Wibhuti Emriko, yang juga anak ketiga Pak Oles yang sedang liburan di Bali lebih menekan perhatian pada animo masyarakat, khususnya baby boomers Jepang terhadap sebuah produk keluaran terbaru. Upaya itu juga disertai sistem promosi yang lebih gencar dengan melibatkan artis atau model yang selama ini sudah dikenal masyarakat luas. 
 
 
 
Wibhuti juga memberi saran dan masukan tentang perlu dibenahi berbagai hal demi  menarik perhatian konsumen kalangan muda, tegas perempuan yang sedang menyelesaikan S-2 di bidang Agribisnis Managemen di Tokyo University of Agriculture.
 
Sementara itu staf ahli, Komang Dyah Stuti memberi masukan berharga terkait kemasan produk madu agar lebih menarik perhatian konsumen. Semua inovasi dan perubahan itu diyakini mampu meningkatkan hasil perjualan MOB pada periode berikutnya, dan tentu tetap eksis di pasaran dalam dan luar negeri.
 
Kepala Cabang Pemasaran Bali, Gede Ginarka mengharapkan seluruh kepala cabang lebih intensif menggarap pemasaran dan promosi melalui kerja sama dengan semua pihak, khususnya apotek dan super market. “Kalau ada pembukaan super market baru agar melakukan pendekatan agar mau ikut memasarkan produk MOB,” ujarnya.(BB)