Pemasaran EM Indonesia Terbaik di Dunia

  18 Mei 2019 EKONOMI Buleleng

GNW for Baliberkarya

IKUTI BALIBERKARYA.COM LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Baliberkarya.com-Buleleng. Penerapan Effective Microorganisme (EM4) untuk pengembangan pertanian organik yang diproduksi di Bali, Indonesia merupakan yang terbesar dan terbaik  dari lebih 100 negara di belahan dunia yang menerapkan teknologi budidaya pertanian dalam meningkatkan kesehatan dan kesuburan tanah.
 
 
Pabrik yang berlokasi di Desa Bengkel, Kecamatan Busungbiu, Kabupaten Buleleng, daerah pesisir utara Pulau Bali itu selama tahun 2018 produksi 700 ton. Semua produksi itu diserap pasar ke berbagai daerah di Indonesia, kata Fuku Gauchi, staf ahli penemu  EM  Prof. Dr. Teruo Higa  dari Universitas Ryukyus, Okinawa, Jepang ketika melakukan supervisi ke pabrik EM Bali, selama dua hari, 16-17 Mei 2019.
 
Fuku Gauchi yang bertugas di Johor Malaysia membawahi pengembangan dan produksi EM di lima negara yang meliputi Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand, Australia dan Selandia Baru itu secara berkesinambungan tiga kali setahun mengunjungi Pabrik EM di Bali.
 
Didampingi Direktur Utama PT Karya Pak Oles Tokcer yang juga perintis EM di Indonesia, Dr. Ir.Gede Ngurah Wididana, M.Agr, di hadapan ratusan karyawan pabrik EM di Desa Bengkel, Fuku Gauchi memuji prestasi dan semangat kebersamaan dalam mengelola pabrik EM hingga meraih yang terbaik. Terbaik dari segi mutu dan pemasaran produksi di antara lebih dari 100 negara yang menerapkan teknologi EM.
 
 
 
Prestasi gemilang itu berkat kemampuan mempertahankan mutu produksi EM, manfaatkan peluang pasar yang sangat luas yakni 34 provinsi, meski belum seluruh daerah di Indonesia manfaatkan produksi ramah lingkungan. “Melalui kunjungan yang dilakukan secara berkesinambungan minimal tiga kali dalam setahun itu dapat mengontrol mutu sebagai modal dalam memenangkan persaingan merebut pasar,” ujar Fuku Gauchi.
 
Ia mengharapkan pengelola dan karyawan Pabrik EM di Bali menjalin kerja sama untuk kelangsungan produksi EM jangka panjang, terutama dalam bidang distribusi pemasaran. Indonesia dan Malaysia umumnya sama dalam mengembangan teknologi EM untuk sektor pertanian, perikanan dan peternakan.
 
Penerapkan EM di Jepang selama ini mampu mengatasi masalah radiasi pascaterjadinya gempa dan tsunami beberapa tahun silam, sehingga pencemaran dapat ditanggulangi. Hingga saat itu 100 negara di belahan dunia, termasuk Indonesia telah memproduksi EM4 dengan menggunakan  mikro organisme yang bermanfaat bagi pertumbuhan tanaman, perikanan dan peternakan. Gede Ngurah Wididana merintis pengembangan EM4 di Bali, di Indonesia sejak tahun 1990 atau 29 tahun silam dengan belajar langsung dari penemunya Prof. Dr. Teruo Higa dari Universitas Ryukyus, Okinawa, Jepang.
 
 
 
Ia yang menampung ratusan tenaga kerja di daerah pedesaan dengan lingkungan yang asri itu produksi EM4 untuk mendukung pengembangan sektor pertanian yang ramah lingkungan menyangkut bidang peternakan, perikanan, perkebunan, tanaman pangan serta pengolahan limbah dan peturasan (WC).
 
EM4 merupakan kultur campuran dari mikroorganisme yang menguntungkan berasal dari alam Indonesia yang bermanfaat bagi kesuburan tanah, pertumbuhan dan produksi tanaman serta ramah lingkungan. EM4 mengandung mikroorganisme fermentasi dan sintetik yang terdiri atas bakteri lakrat, bakteri fotosentetik, ragi dan jamur mengurai selulose untuk memfermentasi bahan organik tanah menjadi senyawa organik yang mudah diserap oleh akar tanah. Telologi EM pertama kali ditemukan oleh Prof. Dr. Teruo Higa dari Universitas Ryukyus, Okinawa, Jepang yang kini diterapkan secara meluas di berbagai negara di belahan dunia.(BB)