IAI-AFA-IAESB International Conference

Tidak Zaman Bekerja Pakai Pola Tradisional, Kini Jamannya Harus 'Serba Digital'

  12 April 2019 EKONOMI Badung

Baliberkarya

IKUTI BALIBERKARYA.COM LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Baliberkarya.com-Badung. Kemajuan teknologi telah mengubah model bisnis dan perekonomian hingga ke tingkat transaksi barang dan jasa. Perubahan ini juga mempengaruhi interaksi para pelaku ekonomi, mulai dari interaksi produsen dan konsumen, interaksi pemegang saham dan manajemen.
 
 
Perubahan ini bahkan telah menggeser model dan fungsi pelaporan keuangan. Dengan perubahan itu, profesi akuntansi sebagai stakeholder utama pelaporan keuangan juga diharapkan bisa beradaptasi. 
 
Teknologi dapat menjadi anugerah bagi perkembangan profesi, namun juga bisa sekaligus menjadi ancaman serius bagi akuntan. Untuk itu, profesi akuntansi perlu memahami peluang dan tantangan yang datang di era digital secara utuh seraya meningkatkan kemampuan adaptabilitas atas berbagai pergeseran kompetensi yang relevan.
 
Menurut Prof. Sidharta Utama, dalam acara IAI-AFA-IAESB International Conference di BNDCC Nusa Dua, Jumat (12/4/2109), isu yang diangkat dalam pertemuan akuntan dunia kali ini adalah bagaimana supaya akuntan ini dapat menjawab tantangan yang perkembangan zaman. 
 
Konferensi berskala internasional ini mengambil tema ”Competencies of the Future: Professionalism of Accountants in the Disruption Era” menurutnya, sekarang ini banyak perkembangan di bidang teknologi informasi seperti ojek online dan market online. 
 
"Dan disana ada peran akuntan dalam bisnis modal perusahaan hal itu dilakukan untuk memastikan bahwa perubahan bisnis ini tetap bisa berjalan dengan baik," katanya.
 
Ket Foto: Prof. Sidharta Utama
  
 
Hal yang kedua adalah membahas tentang professional skepticism. Di mana beberapa kejadian belakang ini terdapat laporan keuangan bahwa ada manipulasi. Melalui professional skepticism nantinya bisa mengurangi terjadinya manipulasi data Sehingga tidak begitu saja dapat percaya atas data-data yang diberikan. 
 
"Misalnya data yang diberikan oleh perusahaan untuk memastikan bahwa datanya benar sehingga kemudian memang laporan keuangan yang dihasilkan itu menyampaikan apa adanya jadi tidak asetnya digelembungkan," jelas Prof. Sidharta Utama.
 
Doddy Setiadi selaku Inspektur Jenderal Kementerian Kominfo menegaskan, di tahun 2019 ini pihaknya menyiapkan berbagai program untuk mewujudkan itu semua. Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kominfo) juga bertanggung-jawab untuk mendorong para startup muda terus meningkatkan kualitas dirinya. 
 
"Salah satunya dengan mendorong aktivitas yang berkaitan dengan digital talent scholarship sebanyak 2000 ribu orang. Artinya bahwa kita mendidik temen-temen startup yang ada di masyarakat dengan suatu persyaratan tertentu dan seleksi sehingga mereka itu menjadi sumber daya yang siap untuk masuk di dalam dunia kerja," ucap Doddy Setiadi.
 
Doddy Setiadi menambahkan, para digital talent scholarship nantinya akan didukung penuh oleh pemerintah. Termasuk dengan menyediakan pendanaan dimana yang sudah dianggarkan untuk tahun ini sebesar 109 Miliar. Dengan begitu, diharapkan para Startup muda tersebut bisa memberikan dampak positif bagi pertumbuhan ekonomi bangsa ini.
 
"Karena sejatinya saat ini dunia kerja sudah serba digital. Nah itu lah yang coba kami siapkan dari sekarang," ujarnya.
 
Ket foto : Inspektur Jenderal Kementerian Kominfo, Doddy Setiadi  
 
Baginya, pertumbuhan teknologi dan informasi juga berkaitan dengan profesi di lingkungan akuntan sendiri. Sehingga dengan adanya perubahan di dalam proses bisnis yang dilakukan di berbagai sektor yang ada di di Indonesia khususnya maka, profesi akuntan juga harus bisa menyesuaikan dengan kebutuhan dunia di udang teknologi.
 
"Bagaimana seorang akuntan itu memiliki kapasitas atau kapabilitas untuk memahami bisnis proses di era digital. Kita pahami bahwa saat ini banyak adanya berbagai perubahan. Seperti yang disampaikan oleh teman BRI," tuturnya.
 
 
Kegiatan yang terkait dengan perbankan saja sudah terpengaruh dengan adanya berbagai sintaksi finansial nya mengandalkan teknologi. Oleh karena itu maka perubahan-perubahan kapasitas keterampilan semua harus berbenah. 
 
"Termasuk bagi pegawai negeri juga harus berubah. Saat ini sudah tidak zamannya lagi bekerja dengan pola-pola tradisional, semua harus serba digital," tegasnya.
 
Kegiatan ini menghadirkan pembicara terkemuka dari dalam dan luar negeri, di antaranya Prof. Mardiasmo (Ketua Dewan Pengurus Nasional Ikatan Akuntan Indonesia (DPN |AI)/Waki| Menteri Keuangan RI), Kon Yin Tong (Presiden ASEAN Federation of Accountants (AFA)), |n-Ki Joo (Presiden International Federation of Accountants (lFAC)), CFO/COO, para profesional akuntansi global, dan banyak lagi. Kegiatan ini dihadiri oleh ratusan peserta dari dalam negeri, kawasan ASEAN, hingga global.(BB).