Hindari Masalah, Wirawan Akui Tak Akan 'Intervensi' Pemilihan Rektor Dwijendra

  08 April 2019 OPINI Denpasar

ilustrasi nett

IKUTI BALIBERKARYA.COM LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Baliberkarya.com-Denpasar. Ketua Yayasan Dwijendra Ketut Wirawan mengatakan dirinya tidak akan "cawe-cawe" dan intervensi terkait dengan akan digelarnya pemilihan Rektor Universitas Dwijendra. Ia justeru memberikan keleluasaan pada mekanisme yang berlaku dalam pemilihan rektor yang saat ini mekanisme penyaringan tengah dilakukan Senat Mahasiswa Dwijendra. 
 
 
"Sesuai proses saja, ikuti aturan dan serahkan pada senat. Saya tidak ada intervensi," kata Wirawan usai menghadiri kuliah umum Gubernur Bali, I Wayan Koster di Universitas Dwijendra, Senin siang (8/4/2019).
 
Wirawan bahkan mengaku tidak tahu siapa calon rektor yang akan dipilih dan ia tidak ingin dikemudian hari akan timbul masalah baru. Ia justru lebih berkonsentrasi membuat SOP untuk semua kegiatan yang ada di bawah yayasan. 
 
Ia berharap dengan adanya SOP, sehingga dalam setiap lima tahun pergantian nantinya tidak ada keributan. Menurutnya, SOP ini penting sebagai acuan operasional dan kebijakan kedepan.
 
Ket Foto: Ketua Yayasan Dwijendra Ketut Wirawan
 
 
"Saya pun dalam lima tahun, kalaupun tidak terpilih ya sudah, saya akan mundur," ungkapnya.
 
Wirawan berharap pemilihan rektor kali ini berjalan kondusif dan berharap jangan lagi ada 'gontok-gontokan' yang menguras tenaga. "Toh hasilnya menang jadi arang, kalah jadi abu," harapnya mengingatkan. 
 
Lebih jauh Wirawan berharap keberadaan Yayasan Dwijendra sebaiknya dikembalikan kembali pada cita-cita pendiri saat mendirikan yayasan di tahun 1953 yang berakar pada Agama Hindu, Kebudayaan dan Kesusastraan dimana pendiri berinisiatif membangun sekolah atau lembaga pendidikan Dwijendra dengan harapan agar turut mencerdaskan bangsa. 
 
 
Saat itu yang dibangun mulai dari SMP, pasalnya kala itu sekolah negeri terbatas dan hanya boleh untuk golongan tertentu disamping juga minat masyarakat untuk mendapatkan pendidikan masih sedikit. Pondasi inilah yang kemudian menjadikan Dwijendra berkembang hingga saat ini. Seiring dengan berkembangnya ilmu dan teknologi Dwijendra bukan hanya mengedepankan pendidikan akademis saja, tapi juga pendidikan karakter. 
 
"Terlepas dari apapun, kalau bisa jadi orang Bali, jadilah orang Bali yang seutuhnya. Minimal anak-anak sejak usia dini sudah mengenal budaya mereka," tutupnya.(BB).