Pemimpin Butuh Menyepi untuk Penyegaran Pikiran

  08 Maret 2019 OPINI Denpasar

Baliberkarya/dok

IKUTI BALIBERKARYA.COM LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Baliberkarya.com-Denpasar. Pemimpin selalu memiliki masalah yang harus segera diselesaikan.  Masalah yang datang ke hadapan pemimpin jika tidak diselesaikan tuntas, akan menimbulkan masalah baru.  Pemimpin terus berpikir dari satu permasalahan ke permasalahan lainnya", jelas Gede Ngurah Wididana di ruang kerjanya, Institut Pengembangan Sumber Daya Alam.  
 
 
Hampir tiada hari tanpa masalah bagi pemimpin. Dari berbagai permasalahan yang dihadapi oleh Pemimpin, tentu juga ada banyak jalan keluar yang harus dilaluinya untuk menyelesaikan masalah dengan cara mengambil keputusan yang tepat.  Maka salah satu tugas pemimpin adalah mengambil keputusan yang tepat, yang disebut dengan decision maker, pengambil keputusan.  
 
Oleh karena itu otak pemimpin harus lebih canggih dari komputer yang tercanggih sekalipun, karena jika otaknya panas, atau over load, atau jenuh, maka justru pemimpin bisa menjadi emosi, salah mengambil keputusan, bahkan setres. 
 
Pemimpin harus bisa mengelola keseimbangan batinnya dengan menyepikan pikirannya, relaksasi, meditasi, pergi ke tempat sunyi, yaitu ke suatu tempat yang berada di dalam dirinya, atau di luar dirinya, bisa di dalam ruangan, di pojok ruangan, di kamar suci, atau di pojok warung sekali pun, untuk menyegarkan pikirannya.  
 
 
Pemimpin yang berhasil mengelola kedamaian pikirannya, akan berhasil mendamaikan pikirannya, menjaga keseimbangan batinnya agar tetap segar dan seimbang.  
 
Kondisi batin yang damai dan seimbang dalam situasi yang penuh masalah dan tegang tersebut adalah usaha setiap pemimpin untuk selalu menjaga pikiran pemimpin dalam kondisi Mantap,, atau sthita prajna. Hanya pikiran pemimpin yang tetap tenang dan mantaplah, dia mampu bekerja efisien, efektif, dan produktif.  
 
Caranya adalah dengan melatih pikiran pemimpin dengan meditasi, atau pranayama yoga, yang artinya disiplin menjinakkan pikirannya yang liar dengan teknik pernafasan dan pengendalian pikiran.  
 
 
Hari nyepi yang dirayakan setahun sekali sebagai rangkaian menyambut tahun baru saka bagi umat Hindu di Bali, merefleksikan pentingnya menyepi untuk mendamaikan pikiran pemimpin agar kembali segar bekerja di tahun baru yang mungkin datang dengan berbagai masalah baru.  
 
Pemimpin yang sukses adalah pemimpin yang selalu sukses berdamai dengan pikirannya sendiri di tengah kegaduhan masalah di luar dirinya dengan cara selalu menjaga pikiran agar tetap tenang setiap saat, dalam kondisi yang tenang, damai dan seimbang ( sthita prajna), agar dia bisa melangkah maju dengan semangat berani (wirya). 
 
"Inilah makna Nyepi bagi pemimpin," jelas Gede Ngurah Wididana. (BB)