Penghuni Ashram Sedih dan Terpukul

Tudingan Terjadi Kasus Pedofilia, Begini Penjelasan Pembina Ashram Gandhi Puri

  21 Februari 2019 OPINI Denpasar

Baliberkarya

IKUTI BALIBERKARYA.COM LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Baliberkarya.com-Denpasar. Terkait maraknya pemberitaan terkait dugaan telah terjadi kasus pedofilia di Ashram Gandhi Puri Klungkung membuat seluruh penghuni Ashram sedih dan terpukul. Sebanyak 27 remaja penghuni Asram yang saat ini tertekan mengaku tidak benar terjadi kasus pedofilia pada tahun 2015 seperti yang santer diberitakan belakangan ini.
 
 
Pembina sekaligus pengajar Life Skill Programme Ashram Gandhi Puri I Wayan Wiase, SPd. H, M.Ag.,CHt didampingi pengacara Nyoman Yudara mendatangi Anggota DPD RI Gede Pasek Suardika (GPS) di Kantor DPD RI Renon, Kamis sore (21/2/2019) bersama belasan anak ashram yang sebagian besar mahasiswa untuk menyampaikan aspirasi mereka terkait pemberitaan miring yang sangat santer dan dinilai tidak berdasarkan fakta. 
 
"Tidak ada terjadi seperti apa yang diberitakan terjadi kasus itu (pedofilia). Saya awalnya bersama Dave Fogarty beserta istri saat itu membina dan mendidik anak-anak ashram yang jumlahnya 8 orang terdiri dari 4 orang laki-laki dan 4 orang perempuan. Sejak 2009 mengajar di ashram, Dave Fogarty yang warga Amerika itu ikut membantu membiayai anak-anak Ashram. Sementara Guruji Indra Udayana lebih fokus membiayai Ashram Gandhi Puri Denpasar," ucap Wayan Wiase kepada Pasek Suardika.
 
Wayan Wiase mengaku Guruji Indra Udayana selama ini jarang berada di Ashram Gandhi Puri Klungkung dan lebih banyak di luar negeri karena fokus membangun jaringan. Dan pada tahun 2015 terjadi pertengkaran antara Guruji Indra Udayana dengan Dave Fogarty yang berujung pada pengeluaran Dave beserta istrinya dari Ashram Gandhi Puri Klungkung. 
 
Dalam kondisi tersebut, lanjut Wayan Wiase, anak-anak yang berjumlah 8 orang diberikan pilihan oleh Guruji Indra Udayana dan hasilnya hanya 1 orang memilih tetap tinggal di ashram, sedangkan 7 lainnya memilih keluar dari ashram dan mengukuti Dave Fogarty beserta istri lantaran sudah memiliki ikatan emosional yang kuat dengan Dave dan istrinya. 
 
 
 
Dave yang menyanggupi untuk membiayai hidup dan pendidikan anak Ashram yang ikut dirinya sampai pada jenjang perkuliahan.  Dan hingga saat ini, mereka masih tetap melanjutkan kuliahnya dengan baik di bawah tanggung jawab Dave Fogarty.
 
"Saya tegaskan bahwa anak yang keluar tersebut murni tidak ada korban pedofilia atau tuduhan lainnya berdasarkan interview yang saya lakukan satu per satu kepada mereka. Bahkan pada saat itu, intel polisi juga mewawancarai mereka dan tidak mendapatkan adanya tuduhan seperti yang diberitakan,” tegas Wayan Wiase. 
 
Wayan Wiase mengaku Dave sering berpesan untuk mengawasi anak-anak yang diasuh tersebut. Ketika ke Bali, Dave tetap bertemu dengan dirinya dan menginap di hotel tempat ia bekerja. Bahkan, Dave berencana datang pada bulan Maret 2019 ini dalam rangka menghadiri acara festival sekaligus mengunjungi anak asuhnya. 
 
Semenjak kejadian pada tahun 2015, Guruji Indra Udayana lebih fokus di Ashram Gandhi Puri Klungkung dan Denpasar baik untuk mencarikan beasiswa maupun membangun jaringan ke luar negeri dalam rangka The Youth Exchange Program serta mendatangkan voulenteer luar negeri untuk menambah life skill anak-anak di Ashram. Dalam kurun waktu sejak tahun 2015 hingga sekarang  puluhan volunteer atau guru-guru yoga lokal, nasional dan mancanegara didatangkan oleh Guruji Indra Udayana untuk menambah life skill di bidang yoga yang merupakan salah satu program di ashram. 
 
"Saya berharap kami yang ada di ashram saat ini tidak lagi diganggu dengan berita-berita yang menyudutkan warga ashram, karena sesungguhnya kami semua tidak berada di masa lalu, sehingga kami jangan dikait-kaitkan dengan isu yang belum dapat dibuktikan kebenarannya," harap Wayan Wiase mengakhiri.
 
 
Seperti diberitakan, Ketua Umum Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA), Arist Merdeka Sirait, Rabu siang (13/2/2019) mendatangi Ashram Gandhi Puri Sevagram di Desa Paksebali, Kecamatan Dawan, Klungkung. Kedatangannya untuk menindaklanjuti pengaduan masyarakat atas dugaan tindak kekerasan seksual terhadap anak yang dilakukan tokoh spiritual di Ashram Gandhi Puri Sevagram.
 
 
Usai berkeliling di Ashram Gandhi Puri Sevagram Aris Merdeka Sirait menyimpulkan dan meyakini ada tindakan pedofil yang terjadi di Ashram Gandhi Puri Sevagram Klungkung. 
 
"Saya meyakini bahwa peristiwa itu terjadi di ashram itu. Saya katakan telah terjadi peristiwa itu. Saya bukan paranormal, tapi saya meyakini itu," kata Arist Merdeka usai berkoordinasi dengan Ditreskrimum Polda Bali, Kamis (14/2/2019). 
 
Keyakinan Aris Merdeka itu tidak muncul begitu saja lantaran ada beberapa indikator yang dijadikannya untuk mengambil kesimpulan selain memang ada pengakuan dari korban. Beberapa indikator itu mulai dari situasi ashram, jenis kegiatan, kondisi ruangan hingga tempat tidur yang ditempatkan di masing-masing kamar di ashram tersebut. 
 
Menurutnya, di ashram itu bahwa anak laki-laki wajib menghuni satu kamar per orang. Sedangkan para anak perempuan diberi kelonggaran untuk menghuni dua atau lebih orang per kamar.(BB).