Gede Ngurah Wididana: Pemimpin Harus Mampu Lakukan Kaderisasi

  16 Februari 2019 PENDIDIKAN Denpasar

baliberkarya

IKUTI BALIBERKARYA.COM LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Baliberkarya.com-Denpasar. Seorang Calon Legislatif DPR-RI dari Partai Demokrat daerah pemilihan Bali Gede Ngurah Wididana menegaskan, seorang pemimpin dalam suatu perusahaan, organisasi atau suatu negara harus mampu melakukan kaderisasi agar usaha  atau keberadaan suatu negara itu berkembang secara berkesinambungan.  “Konsepnya pemimpin itu harus mampu mencetak calon pemimpin, bukan menciptakan pengikut. Sehingga pemimpin  bisa menciptakan calon pemimpin, sekaligus  sudah  melakukan kaderisasi,” ujar Gede Ngurah Wididana yang juga Direktur Utama PT Karya  Pak Oles Group di Denpasar, Jumat (15/2).
 
 
Pengusaha sukses yang merintis usaha dari nol yang kini berkembang pesat yang memiliki cabang di berbagai daerah di Indonesia itu menekankan, mencetak kaderisasi itu sangat penting karena selama ini banyak yang lupa mencetak calon pemimpin. “Pemimpin itu kadang kala lupa mencetak calon pemimpin hingga sudah tua dan zaman berubah, sehingga organisasi tidak berkembang dan beradaptasi,” ujar pengusaha sukses yang menampung ribuan pekerja dalam perusahaan yang berbasis obat-obatan tradisional.
 
 
Kepemimpinan dan manajemen  dalam mengelola suatu negara atau perusahaan harus seimbang. Hal itu penting  kalau kepemimpinan saja yang muncul  akan menyebabkan otoriter atau manajemen yang lebih menonjol perkembangan men jadi lambat, apatis tidak  berkreativitas.  Kepemimpinan dari sisi  spiritual harus tetap konsistensi, memiliki kejujuran , dan kerja keras. Semua usahanya dan tujuan  berlandaskan  kebenaran. Hal itu penting karena kadang kala ada   orang dalam mencapai tujuan  dengan kemalasan memanfaatkan  “aji mumpung” dan  tidak jujur.
 
 
Pemimpin mencetak kader melalui proses latihan, melakukan pembaharuan di dalam  dirinya melalui membaca atau merenung, melihat hal-hal yang ada di luar dirinya  yang kemudian bagaimana mampu memperbaiki  hal-hal yang ada dalam dirinya untuk adaptasi.  Hal itu penting karena  kondisi di luar sudah  berubah dan jika  dalam  dirinya tidak berubah  tidak mampu memenangkan  persaingan yang semakin ketat. Untuk itu calon pemimpin yang dicetak  tetap melalui proses  pembelajaran,  pendidikan dan latihan , dengan harapan kader penerus itu  mampu tumbuh hidup sesuai dengan  kemampuan bibitnya , sehingga kepemimpinan yang tangguh dan kokoh itu dapat secara berkesinambungan.
 
 
Pak Oles, yang juga alumnus Faculty Of Agriculture Universitas Of The Ryukyus Jepang menjelaskan, seorang pemimpin mencetak kader pemimpin  bertujuan  agar mereka lebih mudah bekerja, termasuk untuk mengembangkan devisi baru atau membuat delegasi.  Namun untuk mencetak calon pemimpin itu membutuhkan proses yang sangat panjang, kesabaran, proses kasih sayang, sehingga cukup berat untuk mendapatkan pemimpin yang tangguh dan kokoh.
 
 
Bahkan dalam satuan  ABRI ada menyangkut  kepempimpinan yang  namanya legowo   artinya sukses mempersiapkan calon pemimpin baru. Jadi pemimpin yang gagal mempersiapkan calon  memimpin yang baru   masuk katagori  tidak berhasil  tugas-tugas dalam bidang lain  meraih prestasi yang luar biasa.
 
Ia mencontohkan Patih  Gajah Mada  yang tidak sempat  mempersiapkan pemimpin baru, mengalami kebangkrutan. Demikian pula  negara-negara lain gagal memilih pemimpin baru. Mempersiapkan calon pemimpin baru itu membutuhkan proses yang sangat panjang sehingga tidak bisa diulang, karena keburu tua atau sudah meninggal. Dengan begitu, pemimpin yang gagal menyiapkan calon pemimpin hanya menimbulkan penyesalan  di hari tua saat perusahaan  atau organisasi menjadi besar, karena tidak dipimpin oleh kader yang tangguh untuk mengantarkan organisasi itu berkembang pada zamannya, ujar Gede Ngurah Wiididana. (BB)