Supadma Rudana 'Hembuskan' Plt Ketua DPD Demokrat Bali, Begini "Tangkisan" Mudarta

  14 Januari 2019 POLITIK Denpasar

baliberkarya

IKUTI BALIBERKARYA.COM LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Baliberkarya.com-Denpasar. Pernyataan Korwil DPP Demokrat untuk Bali, NTB, dan NTT Putu Supadma Rudana (PSR) bahwa Ketua Umum DPP Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sudah memberikan sinyal akan adanya Plt (Pelaksana Tugas) akibat kinerja Demokrat Bali yang dianggap melempem menjelang Pemilu Legislatif (Pileg) 2019 disikapi santai Ketua DPD Partai Demokrat Bali I Made Mudarta.
 
 
Mudarta dalam keterangannya di Kantor DPD Partai Demokrat Bali yang didampingi sejumlah pengurus DPD Partai Demokrat Bali yaitu Sekretaris Wayan Adnyana yang juga Ketua Fraksi Demokrat DPRD Bali, Bendahara Made Sada, Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) Gede Ngurah Wididana alias Pak Oles yang juga caleg DPR RI, Wakil Ketua Satu (Wakasat) Nengah Pringgo, Ketua OKK I Ketut Ridet dan Dewan Kehormatan Ngurah Santika mengatakan apa yang disampaikan Supadma Rudana dianggap wajar sebagai upaya untuk kembali mengingatkan DPD Bali dan seluruh caleg Demokrat untuk bekerja keras.
 
"Saya kira wajar karena kewajiban Pak Supadma Rudana memberikan jeweran. Komunikasinya disesuaikan dengan kondisi lapangan yang lagi hot. Wacana Plt ada di kantong Pak SBY itu upaya Pak Supadma Rudana untuk memanaskan kembali mesin partai," kata Mudarta, Senin sore (14/1/2019).
 
Menurut politisi asal "Bumi Mekepung" itu jika sebaliknya disampaikan Supadma Rudana informasi bahwa Demokrat Bali sudah aman meraih suara dan kursi legislatif di Pileg maka bisa saja pengurus, kader dan caleg Demokrat di Bali malah santai berleha-leha dan merasa sudah di zona nyaman sehingga tidak akan mau bekerja keras lagi. Mudarta menilai wacana itu sebagai bentuk peringatan agar DPD dan DPC Demokrat Bali bersama seluruh kader bekerja keras dan berjuang maksimal dalam kurun waktu tiga bulan ke depan menuju Pileg 17 April 2109 mendatang.
 
 
"Pak Supadma Rudana adalah Korwil Bali sebagai panglima lapangan. Pak SBY membahas dalam tataran strategis dan evaluasi DPP Bali memang wajib kerja keras jadi wajar ada teguran kepada kami. Kalau disampaikan Demokrat di Bali sudah 15 persen dan bagus, maka caleg kami tidur," ungkap Mudarta.
 
Hal itu, lanjut Mudarta sebagai evaluasi atas kinerja DPD Demokrat Bali dan bagian dinamika komunikasi politik. Sebagai partai maju dan modern, evaluasi oleh pusat menjadi hal yang harus dilakukan dan itu penting dalam rangka memacu kinerja partai dan kader termasuk caleg. Meski begitu, ia mengaku optimis dengan kekompakkan pengurus, kader dan caleg Demokrat di Bali, rakyat Bali makin suka dengan Demokrat apalagi rakyat juga ingin keteduhan dan diberikan contoh oleh elitnya.
 
"Bagi saya pernyataan Pak Rudana itu jeweran bagi kami, ibarat memberi pil pahit. Itu bagus buat obat biar kami semangat dan terpacu, karena berita bagus-bagus, kami akan leha-leha atau kalau ‎kami dikasi gula maka bisa sakit diabet. Kami perlu pil pahit," ucap Mudarta sambil tertawa.
 
 
Terkait hasil survei RTK (Roda Tiga Konsulting) tentang kinerja DPD Demokrat seluruh Indonesia yang disampaikan pada rapat konsolidasi internal pengurus DPD Partai Demokrat se-Indonesia dengan pengurus DPP di Jakarta pada 10-11 November 2018, yang juga dihadiri seluruh caleg DPR RI yang sebagaimana juga disampaikan Supadma Rudana, Mudarta mengaku dalam survei itu justru tren Demokrat secara nasional sudah mulai bagus dan elektabilitasnya juga naik karena caleg mulai bekerja di dapil masing-masing dan memang ada catatan khusus untuk Bali.
 
"Dari hasil survei itu, kalau Pileg dilakukan awal November 2018, suara dari Demokrat Bali di bawah rata-rata nasional. Jadi arahan DPP, Bali perlu treatment khusus dan caleg agar semuanya bergerak. Kalau melihat kinerja Demokrat Bali trendnya terus meningkat," tegas Mudarta.
 
Mudarta mengingatkan bahwa dalam Pileg bukan hanya mesin partai atau pengurus partai yang bergerak, tapi yang lebih mempengaruhi perolehan suara partai adalah caleg itu sendiri. Baginya, tugas utama pengurus partai adalah meyakinkan konsolidasi internal dan diantara kader serta caleg berjalan bagus serta menjaga harmonisasi partai agar jangan ada caleg saling bertengkar.
 
"Dalam Pileg yang jadi bintang adalah caleg. Sebagai bintang, wajib juga buat tim sukses untuk meraih suara. Kalau calegnya bagus akan dikenal dan dicoblos lalu bisa terpilih. Sementara tugas utama partai adalah merekrut caleg terbaiknya. Kami yakinkan juga bahwa semua alat peraga caleg dan partai dipasang sesuai titik yang ditetapkan KPU dan diawasi Bawaslu," terang pengusaha muda itu.
 
Seperti diberitakan, Wakil Sekjen DPP Demokrat Putu Supadma Rudana menyatakan keputuan Plt terhadap Ketua DPD Demokrat Bali ada di tangan SBY. Hal itu, katanya atas lemahnya kinerja DPD Demokrat Bali dan tidak berjalannya mesin partai.
 
"Untuk Plt (Ketua DPD Demokrat Bali-red) tinggal menunggu perintah Pak SBY. Sebenarnya Demokrat Bali kurang di panglimanya saja. Pasukan siap. Tapi yang memimpin tidak greget," ujarnya.
 
Putu Supadma Rudana yang kini duduk di Komisi X DPR RI dan dalam Pileg 2019 ini maju sebagai caleg petahana DPR RI dari Partai Demokrat dapil Bali nomor urut 1 itu meminta DPD dan kader Demokrat seluruh Bali berpikir objektif demi besarnya partai.
 
"Survei RTK katakan DPD lemah. Kader bingung. Itu kesalahan panglimanya. Kalau tidak mau mundur nunggu Plt. Sekarang bolanya ada di tangan Pak SBY," jelas anggota Fraksi Demokrat DPR RI di Gianyar, Minggu (13/1/2019) di sela-sela acara bersama warga.(BB).