Tim Kampanye Jokowi-Ma’ruf di Bali Optimis 'Menang Besar' Tanpa Fitnah dan Hoaks

  16 Desember 2018 POLITIK Denpasar

Baliberkarya

IKUTI BALIBERKARYA.COM LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Baliberkarya.com-Denpasar. Tim Kampanye Daerah (TKD) Koalisi Indonesia Kerja Provinsi Bali Capres-Cawapres Jokowi-Ma'ruf Amin menggelar Rapat Kerja Daerah (Rakerda) di Inna Grand Bali Beach, Denpasar, Minggu (16/12/2018). 
 
 
Rakerda untuk mematangkan upaya pemenangan Jokowi-Ma'ruf di Bali mencapai target suara 80 persen itu diisi  Pengukuhan Tim Kampanye Daerah Koalisi Indonesia Kerja Provinsi Bali yang dihadiri oleh perwakilan partai koalisi.
 
Dalam Rakerda ini, Bendahara Tim Kampanye Nasional (TKN) Pusat, Sakti Wahyu Trenggono mengukuhkan tim kampanye daerah koalisi Indonesia kerja Kabupaten dan Kota se-Bali serta tim hukum dan advokasi Indonesia kerja Joko Widodo dan Ma’ruf Amin Provinsi Bali. 
 
"Bali sebagai basis kekuatan utama, kita berharap bisa menang besar. Kalau bisa lebih dari 80 persen, karena di tahun 2014 cukup signifikan yakni 71 persen," ucapnya.
 
 
Trenggono memetakan untuk basis suara Jokowi pada Pilpres tahun 2014 yang menang selain di daerah Bali, juga di Jawa Tengah, Jawa Timur, Sumatera Utara, Sulawesi Utara dan Sulawesi Selatan. Sementara pada tahun 2014, perolehan suara Jokowi yang kecil atau kalah adalah di Aceh, Jawa Barat dan Sumatera Selatan.
 
"Kita akan fokus pada daerah tersebut. Kita cukup all out di situ. Intinya adalah memberikan penjelasan yang masuk akal kepada masyarakat yang sebelumnya seperti apa dan saat ini seperti apa. Apabila itu dilanjutkan untuk waktu 5 tahun dalam periode berikutnya, harapannya adalah bisa memberikan manfaat yang sangat besar buat bangsa ini," jelasnya. 
 
Trenggono mengakui kendala dalam Pilpres saat ini adalah masih santernya serangan fitnah, pencemaran nama  baik, kampanye hitam (black campaign) dan hoak. Semua itu yang coba dieliminasi. Khususnya yang paling kencang soal isu Jokowi adalah PKI. TKN Jokowi-Ma'ruf Amin terus menjelaskan bahwa saat peristiwa Gerakan G30S/PKI, Jokowi baru berumur 4 tahun. 
 
"Paling kencang isu PKI. Pada waktu PKI ada itu tahun 1965, sementara beliau (Jokowi) baru berumur 4 tahun lahir tahun 1961. Tapi bisa kan difoto kelihatan seolah-olah Bapak Jokowi ada disitu," ungkapnya. 
 
 
 
Trenggono menerangkan untuk saat ini program TKD melakukan konsolidasi di seluruh Indonesia. Namun fokusnya ada dua hal yaitu konsolidasi untuk memberikan penjelasan tentang apa yang dilakukan pemerintah selama ini dn mengantisipasi fitnah dan hoaks. Pertama adalah konsolidasi untuk memberikan penjelasan yang bekerjasama keseluruhan partai koalisi di dalamnya itu ada caleg-caleg dari Caleg DPRI Pusat, DPRD Provinsi untuk sosialisasi. Kemudian di sisi lain, menangkis isu di sosial media khususnya di daerah seperti Bali agr diaktifkan kembali sosial medianya untuk antisipasi terhadap hoaks. 
 
"Kita berharap mereka (Caleg) memberikan pemahaman tentang apa yang dilakukan oleh pemerintah ini. Sementara kalau orang itu melemparkan hoaks dan fitnah karena memang tidak ada cara lain mengalahkan kecuali dengan fitnah. Kita khawatirkan, kalau masyarakat ini termakan oleh isu fitnah dan hoaks tersebut," terang Trenggono.(BB).