Kisruh "Memanas" di Internal Yayasan Dwijendra

Istri, Anak, Menantu Berkuasa di Dwijendra, Chandra: Di Semarang Suami Istri Jabat 30 Tahun

  29 November 2018 OPINI Denpasar

Baliberkarya

IKUTI BALIBERKARYA.COM LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Baliberkarya.com-Denpasar. Tudingan miring Ketua Yayasan Dwijendra yang baru, I Ketut Wirawan terhadap Ketua Yayasan Dwijendra sebelumnya I Made Sumitra Chandra Jaya alias Chandra tentang anggota keluarganya baik istri, anak, dan menantu yang "menggurita" disoroti menjabat jabatan strategis di Yayasan dan Universitas Dwijendra akhirnya dijawab Chandra sebagai hal yang wajar dan tidak masalah.
 
 
"Pemilihan rektor istri saya sudah sesuai mekanisme yakni melalui pemilihan, tidak seperti Wirawan dulu saya tunjuk dan tetapkan sendiri tanpa pemilihan. Sebagai ilustrasi di Semarang ada Ketua Yayasan dan Rektor suami istri bahkan menjabat hingga 30 tahun, tidak ada keributan. Di Jakarta juga ada yang seperti itu tapi tidak ada keributan," kata Chandra dalam keterangan pers kepada awak media di Aula Yayasan Dwijendra Denpasar, Kamis (29/11/2018).
 
Chandra bahkan menyebutkan lebih bagus lagi jika pengurus yayasan dan lembaga pendidikan yang dinaungi yayasan dikelola oleh orang-orang yang masih ada hubungan keluarga. Sebab hal itu menurutnya akan lebih bisa mengelola lembaga dengan pendekatan kekeluargaan.
 
"Kalau dikelola olah anggota family lebih bagus. Tenggang rasanya kuat," tegas Chandra yang didampingi juga kuasa hukumnya Nyoman Sudiantara alias 'Ponglik'.
 
Chandra bahkan mencontohkan pengelolaan yayasan dan universitas yang cukup bagus walau dikelola oleh anggota keluarga pendirinya adalah adalah Yayasan Perdiknas dan Universitas Pendidikan Nasional (Undiknas). Anak-anak dari dua tokoh pendiri utama Perdiknas yakni Prof IGN Gorda (alm.) dan Ketut Sambereg sangat rukun dan kompak dalam memajukan Undiknas dan Perdiknas.
 
 
Terkait konflik internal dengan Ketua Yayasan Dwijendra yang baru, I Ketut Wirawan dan Pembina Yayasan, Chandra mengaku awalnya tidak ingin ribut-ribut dan ingin menyelesaikan secara kekeluargaan, namun pihak Wirawan melakukan provokasi kepada para dosen dan guru-guru.
 
"Awalnya saya mau rem. Jangan sampai ribut. Saya sayang Dwijendra. Kasihan guru-guru, dosen, siswa dan mahasiswa. Kalau dia (Wirawan) mau baik-baik, tunggu proses hukum, jangan lakukan hal di luar hukum," ungkap Chandra.
 
Terkait dengan proses perkuliahan yang sempat diliburkan di Universitas Dwijendra, Chandra mengakui saat ini sudah berjalan normal. Perkuliahan sudah dimulai sejak Rabu (28/11/2018). Hal ini juga menyusul adanya surat pengumuman resmi dari Rektor Universitas Dwijendra Dr. Putu Dyatmikawati, S.H.,M.Hum., Nomor 1508/UD/II/L/XI/2018.
 
Ket Foto: Ketua Yayasan Dwijendra lama, I Made Sumitra Chandra Jaya alias Chandra bersama kuasa hukumnya
 
Dibukanya kembali perkuliahan ini didasarkan atas pertimbangan suasana Kampus Dwijendra yang sudah mulai kondusif sehingga memungkinkan bagi mahasiswa dan dosen mengikuti proses belajar mengajar.
 
"Kampus sudah dibuka juga atas saran Ketua Komisi IV DPRD Bali Pak Nyoman Parta. Saat ini suasana sudah kondusif. Mahasiswa sudah bisa kuliah seperti biasa," terang Chandra.
 
Menurut Chandra, mahasiswa juga sudah dikumpulkan oleh Rektor dan diberikan pemahaman dan akhirnya mahasiswa sadari sudah ikut salah dalam kelompok yang teriak-teriak.
 
"Kami harapkan tidak ada lagi provokasi. Kita sama-sama jaga suasana kondusif dan hormati proses hukum yang sedang berjalan," harap Chandra.
 
Seperti diberitakan Baliberkarya.com sebelumnya, Ketua Yayasan Dwijendra yang baru, I Ketut Wirawan beralasan pihaknya berjuang untuk mengembalikan Yayasan Dwijendra dan lembaga pendidikan di bawahnya agar kembali menjadi milik masyarakat Bali dan bukan milik perseorangan seperti saat ini. 
 
 
Wirawan mengungkapkan jika saat ini Ketua Yayasan Dwijendra sebelumnya I Made Sumitra Chandra Jaya alias Chandra bersama istri, anak, dan menantunya bak "gurita" memegang semua jabatan strategis di sejumlah unit lembaga pendidikan di bawah Yayasan Dwijendra. 
 
"Kami ingin Dwijendra kembali jadi milik masyarakat Bali. Tidak seperti saat ini. Ketua Yayasan Chandra. Rektor istrinya Chandra. Bagian keuangan anaknya. Ketua Prodi menantunya," kata Wirawan didampingi beberapa pembina Yayasan Dwijendra kepada awak media.
 
Wirawan menyebut Istri Chandra yakni Dr. Putu Dyatmikawati, S.H., M.Hum.,menjabat sebagai Rektor Universitas Dwijendra. Begitu juga dengan anak-anaknya hingga menantunya memegang jabatan strategis di Universitas Dwijendra dan Yayasan Dwijendra. Diantaranya Krisna Satrya Nugraha Taira, S.H.,M.Kn., sebagai Wakil Dekan Fakultas Hukum (anak kandung). 
 
Sementara Aditya Satrya Iswara Taira S.H.,M.H.,(anak kandung) sebagai Humas Yayasan Dwijendra. Berikutnya Agung Satrya Wibawa Taira S.H.,M.Kn., sebagai dosen Fakultas Hukum. Terakhir menantu Chandra yakni Ni Putu Ferryanti S.S.,M.Hum., juga menjabat Kaprodi Pendidikan Bahasa Inggris di FKIP (Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan).(BB).