Kisruh "Memanas" di Internal Yayasan Dwijendra

Wirawan Ungkap Chandra Bersama Istri, Anak dan Menantu 'Kuasai Jabatan Strategis' di Dwijend

  29 November 2018 OPINI Denpasar

Ketua Yayasan Dwijendra lama, I Made Sumitra Chandra Jaya alias Chandra (dok.Baliberkarya)

IKUTI BALIBERKARYA.COM LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Baliberkarya.com-Denpasar. Ketua Yayasan Dwijendra yang baru, I Ketut Wirawan beralasan pihaknya berjuang untuk mengembalikan Yayasan Dwijendra dan lembaga pendidikan di bawahnya agar kembali menjadi milik masyarakat Bali dan bukan milik perseorangan seperti saat ini.
 
 
Wirawan mengungkapkan jika saat ini Ketua Yayasan Dwijendra sebelumnya I Made Sumitra Chandra Jaya alias Chandra bersama istri, anak, dan menantunya bak "gurita" memegang semua jabatan strategis di sejumlah unit lembaga pendidikan di bawah Yayasan Dwijendra. 
 
"Kami ingin Dwijendra kembali jadi milik masyarakat Bali. Tidak seperti saat ini. Ketua Yayasan Chandra. Rektor istrinya Chandra. Bagian keuangan anaknya. Ketua Prodi menantunya," kata Wirawan didampingi beberapa pembina Yayasan Dwijendra kepada awak media.
 
Wirawan menyebut Istri Chandra yakni Dr. Putu Dyatmikawati, S.H., M.Hum.,menjabat sebagai Rektor Universitas Dwijendra. Begitu juga dengan anak-anaknya hingga menantunya memegang jabatan strategis di Universitas Dwijendra dan Yayasan Dwijendra. Diantaranya Krisna Satrya Nugraha Taira, S.H.,M.Kn., sebagai Wakil Dekan Fakultas Hukum (anak kandung). 
 
 
Sementara Aditya Satrya Iswara Taira S.H.,M.H.,(anak kandung) sebagai Humas Yayasan Dwijendra. Berikutnya Agung Satrya Wibawa Taira S.H.,M.Kn., sebagai dosen Fakultas Hukum. Terakhir menantu Chandra yakni Ni Putu Ferryanti S.S.,M.Hum., juga menjabat Kaprodi Pendidikan Bahasa Inggris di FKIP (Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan).
 
Ket Foto: Ketua Yayasan Dwijendra baru, Dr. I Ketut Wirawan
 
Ditanya awak media soal transparansi pengelolaan Yayasan Dwijendra dan Universitas Dwijendra dengan adanya kondisi banyaknya anggota keluarga Chandra memegang jabatan strategis di Dwijendra itu Wirawan merasa terpanggil membenahinya.
 
"Dengan kondisi itu gurita keluarga Chandra khususnya di Universitas Dwijendra, keluarga Chandra seolah-olah menguasai lembaga pendidikan ini. Makanya gimana ya pengelolaannya (Yayasan Dwijendra dan Universitas Dwijendra)," sebut Wirawan.
 
Meski Yayasan Dwijendra masih dalam konflik, Wirawan meminta para pihak yang berperkara dalam konflik Yayasan Dwijendra ini jangan sampai melibatkan siswa, mahasiswa, guru, pegawai dan dosen karena baginya yang bermasalah adalah pembina dengan Chandra. 
 
 
"Dalam konflik ini tidak ada menang kalah. Menang jadi arang, kalah jadi abu. Namun baik Dwijendra akan jatuhnya kita berdosa buat Dwijendra jatuh," tegas Wirawan yang juga mantan Rektor Universitas Dwijendra ini.
 
Merasa kasus Yayasan Dwijendra berkepanjangan dan makin "memanas", Wirawan akhirnya pada Rabu (28/11/2018) kemarin meminta Dewan membantu mencarikan solusi atas konflik internal Yayasan Dwijendra tersebut. Wirawan bersama beberapa pembina Yayasan Dwijendra mengadu ke DPRD Bali dan diterima Ketua Komisi IV DPRD Bali, Nyoman Parta.(BB).