Waspada! Bali Berpotensi Hujan Lebat di November, 160 Hari Sejumlah Kabupaten Alami Kekeringan

  13 September 2018 PERISTIWA Badung

Baliberkarya

IKUTI BALIBERKARYA.COM LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Baliberkarya.com-Badung. Pulau Bali diprediksi akan mengalami musim hujan di bulan November-Desember 2018 mendatang.
 
 
Sementara kondisi terkini di beberapa wilayah kabupaten di Bali justeru mengalami musim kekeringan, lantaran 160 hari lamanya hujan tak kunjung turun. 
 
Kepala Balai Besar Meteorologi Klimatologi Geofisika (MKG) wilayah III Drs Muhamad Taufik Gunawan Dipl. Seis menerangkan, perbandingan awal musim hujan tahun 2018 /2019 terhadap normalnya hujan sekitar 100 persen mundur yaitu 1-3 dasarian.
 
 
"Hampir seluruh wilayah Bali tidak turun hujan dalam 10 hari terakhir, bahkan beberapa daerah di wilayah Pesisir Utara pulau Bali mengalami tidak turun hujan Lebih dari 60 hari diantaranya Banjar, Buleleng, Busungbiu, Gerokgak, Kubutam Bahan, Sawan, Seririt Sukasada, Tejakula, Kintamani dan Kubu," ungkapnya di Kantor BMKG Wilayah III Denpasar, Kamis (13/9).
 
 
Kawasan Tejakula dan Kubu, menurutnya sudah mengalami kekeringan meteorologis dimana sudah 160 hari tidak turun hujan. 
 
"Berdasarkan dinamika atmosfir terdapat peluang hujan pada bulan September dan Oktober terutama Bali bagian tengah dan selatan dengan frekuensi intensitas ringan-sedang," ucapnya. 
 
Dipaparkan, diawal bulan November hujan terjadi sekitar 53 persen, sementara di bulan Desember sebanyak 47 persen.
 
 
Daerah yang pertama kali memasuki musim hujan pada awal November yaitu kawasan Tabanan/ Badung/ Gianyar bagian utara, Tabanan/ Gianyar bagian tengah dan Badung/Bangli bagian tengah. 
 
Ditambahkan Kepala Stasiun Klimatologi Jembrana Rahmat Prasetya, kondisi terkini dan prediksi iklim Bali secara keseluruhan memang terjadi kemarau panjang di Pesisir Utara Bali. 
 
 
"Yang warna merah itu 2-3 bulan tidak hujan itu antara lain di daerah Buleleng dan satu Kintamani, Bangli, potensi kekurangan air semakin besar kalau tidak ada hujan kemarau panjang di pesisir utara. Warna merah transisi banyak musim petir dan hujan. Warna putih potensi kecil potensi hujan sedang ringan," jelasnya. 
 
Sementara potensi hujan ringan di kawasan Bali Tengah diperkirakan terjadi pada tanggal 10 sampai 20 September 2018 mendatang, yakni di kawasan Melaya, Jembrana, Mendoyo, Selemadeg, Selemadeg Timur, Penebel, Baturiti, Abiansemal dan Mengwi. 
 
 
 
Kemudian yang memasuki awal musim hujan pada pertengahan hingga akhir November (dasarian November 1 dan 2), diantaranya di Wilayah Jembrana Bagian utara, Jembrana Bagian selatan, Tabanan Bagian selatan, Buleleng Bagian selatan, Karangasem Bagian Tengah, Tabanan Bagian Timur laut, Bangli Bagian Utara dan barat laut. 
 
Sedangkan wilayah yang terakhir di memasuki musim hujan yaitu diawal hingga pertengahan Desember, kawasan Karangasem Bagian utara, timur Dan selatan, Gianyar / Klungkung Bagian Selatan Tabanan Bagian selatan, Badung Bagian Selatan Dan Kodya Denpasar, Buleleng Bagian Barat Dan Nusa Penida. 
 
"Perlu diwaspadai potensi hujan lebat yang disertai angin kencang dan petir yang dapat terjadi pada masa peralihan dari kemarau ke musim hujan itu dibulan Oktober dan November)," pungkasnya. 
 
Masyarakat juga diharapkan waspada terhadap hujan lebat yang terjadi pada puncak musim hujan (bulan Januari/Februari)  yang dapat menyebabkan banjir dan tanah longsor khususnya di wilayah perbukitan (Bali bagian tengah). (BB)