Babak Baru Kisruh TPA Peh, Dimediasi Tamba Warga “Ngenduk”

  28 Juli 2018 OPINI Jembrana

baliberkarya

IKUTI BALIBERKARYA.COM LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Baliberkarya.com-Jembrana. Kisruh keberadaan TPA Peh yang berlokasi di Banjar Peh, Desa Kaliakah, Kecamatan Negara, Jembrana yang dipicu kebakaran sampah, sehingga memunculkan protes warga hingga aksi pemblokiran akses jalan menuju TPA, akhirnya memasuki babak baru.
 
 
Warga penyanding yang sebelumnya bersikeras menuntut penutupan TPA Peh lantaran dianggap sangat merugikan warga sekitar akhirnya, akhirnya melunak, setelah Ketua Komisi III DPRD Bali I Nengah Tamba yang juga warga asli Banjar Peh, Desa Kaliakah memediasi warga dengan pihak Pemkab Jembrana, Sabtu (28/7) siang.
 
 
Proses mediasi warga yang menghendaki penutupan TPA Peh dengan Pemkab Jembrana yang diwakili oleh Kepala Dinas Lingkungan Hidup (LH) Jembrana I Ketut Kariadi Erawan, dilaksanakan di kediaman Nengah Tamba di Banjar Peh, Desa Kaliakah, Negara. Hadir pula Perbekel Kaliakah, Made Bagiarta dan Kelian Banjar Peh.
 
Dalam mediasi tersebut warga yang diwakili pembicaranya I Ketut Utama Yasa dan I Gede Ardana, menyampaikan beberapa permintaan kepada Pemkab Jembrana. Masing-masing, akses jalan dari Tegal Berkis menuju TPA Peh harus diaspal, Pemkab Jembrana wajib membangun TPS di masing-masing kecamatan dengan pola 3 R, pemerintah daerah harus memperhatikan kesehatan warga penyanding dengan melakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala.
 
Bukan hanya itu, warga juga meminta pemerintah daerah untuk memberdayakan tenaga lokal di TPA Peh, pemerintah daerah juga diminta warga untuk memperhatikan air bersih dan penataan sanitari di lingkungan TPA, sehingga tercipta TPA yang ramah lingkungan. Disamping itu, warga juga meminta pemerintah daerah untuk membantu masyarakat dalam hal pemerataan pemberian bantuan.
 
 
 
“Kami juga meminta agar minggu depan ini Bapak Bupati Jembrana turun ke Peh bertemu dengan masyarakat. Nanti kami akan sampaikan secara langsung kepada Bapak Bupati Jembrana apa yang menjadi keinginan kami,” tegas I Ketut Utama Yasa yang mewakili warga, Sabtu (28/7).
 
Warga lainnya juga menyampaikan bahwa permintaan warga tersebut sebenarnya telah disampaikan berulang-ulang kepada pemerintah daerah. Bahkan sejak belasan tahun lalu, namun warga mengaku hanya dijanjikan dan janji tersebut tidak pernah terwujud.
 
“Ini bukan skenario politik, tidak ada yang mengkondisikan. Gerakan kami adalah murni untuk memperjuangkan masyarakat. Kalau dulu-dulunya kami sering diimbau oleh Bapak Perbekel agar bersabar. Tapi untuk kali ini kami harus perjuangkan hak kami. Jika permintaan kami bisa dipenuhi, besok pagi blokade jalan menuju TPA Peh kami buka,” ujar warga lainnya.
 
 
Mendengar keinginan warga Peh, Kaliakah tersebut, Kadis LH Jembrana  I Ketut Kariadi Erawan menyanggupi seluruhnya permintaan warga. Pihaknya akan segera menjadikan TPA Peh menjadi TPA yang ramah lingkungan yang bermanfaat bagi masyarakat sekitar.
 
Pemkab Jembrana juga kan membangun TPS-TPS di masing-masing kecamatan dengan pola 3R. Juga di TPA juga segera dibangun pengaturan sampah dengan pola 3R. Untuk itu, pihaknya akan segera mempersiapkan sarana pendukungnya, termasuk tenaga kerjanya.
 
“Tahun ini akan kami anggarkan untuk pengadaan alat-alat penunjang pengolahan sampah dengan pola 3R, termasuk anggaran untuk tenaga kerjanya yang akan memprioritaskan potensi lokal,” tegasnya.
 
Kariadi Erawan juga menyanggupi permintaan warga untuk menghadirkan Bupati Jembrana ke Peh, Kaliakah bertemu dengan masyarakat paling lambat minggu depan. Bahkan dia mengaku siap mundur dari jabatannya jika tidak bisa menghadirkan Bupati Jembrana bertemu dengan masyarakat Peh, Kaliakah.
 
“Saat ini Bapak Bupati ada di Makassar, saya siap hadirkan beliau ke sini (Banjar Peh) untuk bertemu dengan masyarakat. Saya usahakan Selasa depan ini bisa hadirkan sepulang beliau dari Makasar,” imbuhnya.
 
 
 
Mendengar jawaban dari Kadis LH Jembrana tersebut, warga yang hadir saat mediasi tersebut agak lega dan sepakat akan membuka blokade jalan menuju TPA Peh besok pagi. Dengan cacatan semua permintaan warga tersebut benar-benar diwujudkan dan bukan janji-janji semata.
 
Sementara itu I Nengah Tamba dikonfirmasi tadi sore mengatakan, sejak beberapa waktu lalu warga menghubunginya untuk meminta saran terkait permasalahan di TPA Peh. Mengingat dirinya juga warga Banjar Peh, Desa Kaliakah, maka dirinya memprakarsai untuk memediasi permasalahan tersebut agar tidak meluas dan semakin keruh.
 
“Tapi syukurlah, semua bisa diselesaikan dengan baik dan penuh musyawarah. Namun demikian saya mengimbau agar permintaan warga tersebut segera ditanggapi serius oleh Pemkab Jembrana,” tutupnya.(BB)