Kembang Hartawan Sosialisasikan Bahaya Narkoba, 10 Relawan Anti Narkoba Dilantik

  21 Juli 2018 SOSIAL & BUDAYA Jembrana

baliberkarya

IKUTI BALIBERKARYA.COM LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Baliberkarya.com-Jembrana. Acara Diseminasi Informasi P4GN dan pelantikan relawan anti narkoba dilaksanakan Sabtu (21/7) pagi di Balai Banjar Peh, Desa Kaliakah, Kecamatan Negara. 
 
 
Acara tersebut dihadiri oleh Kepala BNNP Bali Brigjen Pol. Drs. I Putu Gede Suastawa, Wakil Bupati Jembrana Made Kembang Hartawan sekaligus sebagai Kepala BNNK Jembrana, Ketua Komisi III DPRD Bali Nengah Tamba, penggiat anti narkoba dan tokoh masyarakat dan ratusan warga desa setempat. 
 
Pada acara tersebut Wabup Kembang Hartawan didaulat untuk memberikan materi seputar bahaya narkoba dan pencegahannya selama 30 menit.
 
Kembang Hartawan menyebutkan ada 3 hal yang menyebabkan kemunduran sebuah bangsa yaitu Korupsi, Radikalisme dan yang paling utama adalah Narkoba. 
 
Karena itu, Kembang mewanti agar narkoba jangan dianggap remeh karena narkoba bersifat borderless (tanpa batas) dan bisa masuk ke berbagai kalangan mulai masyarakat biasa, artis, pegawai hingga pejabat. 
 
 
“Jangan lihat peredaran narkoba sebagai sebuah bisnis semata, namun juga merupakan suatu upaya besar  dari negara lain untuk menghancurkan bangsa kita. Ini perang gaya baru,” tegasnya.
 
 
Dengan perang gaya baru itu, negara akan dibuat lemah, membuat bangsa kita menjadi bangsa yang tidak produktif, menghancurkan generasi muda kita dengan melemahkan karakter bangsa maka status sosial menjadi hancur.
 
 “Jika negara kita lemah dengan mudah akan dijajah oleh negara lain. Saya contohkan dengan bahan tekstil kita, datang dari luar. Bahan farmasi dari luar, industri berat juga datang dari luar. Kita dibuat lemah dan menjadi bangsa konsumen dan berfikir sederhana. Padahal bangsa kita memerlukan generasi yang kuat dan cerdas," imbuhnya.
 
Kembang menceritakan bagaimana kita harus belajar dari sejarah China (kini disebut Negara Tiongkok), bahwa China dahulu pada Dinasti Qing, memiliki pertahanan kuat yang sangat sulit ditembus bangsa asing. Bagaimana China dulu membangun tembok sepanjang 8800 km yang sulit ditembus. 
 
Namun akhirnya bangsa asing /kaum imperialis dan kapitalis menempuh cara perang candu dengan memberikan candu kepada penjaga tembok di China, tentara China, rakyat China . Akhirnya China sempat dikuasai. Dan sekarang China belajar dari sejarah, sejarah ini membuat China bangkit, China kembali berkebudayaan.
 
Kembang menambahkan Indonesia  sedang dihujani badai candu,  narkoba merajarela, dan Jembrana ranking 6 di Bali terkait peredaran narkoba. Karena itu perlu dilakukan kerja keras semua pihak dan bersatu memerangi narkoba agar Jembrana tidak dapat rangking, ujarnya.
 
Menurutnya sekarang beredar berbagai jenis narkoba dalam berbagai bentuk dan cara penggunaan, seperti dihisap, disuntik, ditelan, dan dihirup. Menurutnya, hal termudah mengetahui seorang pengguna narkoba, adalah dari perubahan sikap yang tiba-tiba.
 
Menurut Kembang, dari perubahan perilaku dan pola tidur dapat diketahui seorang pengguna narkoba. Jika ada anak yang tiba-tiba rajin padahal kebiasaannya malas harus diwaspadai. Dari pola tidurnya juga harus diwaspadai, jika pengguna narkoba disaat malam tidak tidur tapi pagi malah tidur sampai sore, perlu diwaspadai.
 
 
"Bahkan untuk jenis sabu justru tidak tidur. Bahkan dulu pernah ada kasus mahasiswa yang mencuci mobil tengah malam, ini harus di waspadai," ujarnya. 
 
 
Kembang berharap, sebelum  peredaran narkoba terjadi secara massif di Jembrana semua komponen harus ikut terlibat dalam pencegahannya. Bersama-sama berjuang untuk menyadarkan generasi muda mulai dan individunya.
 
"Bagaimana membangun  individu yang positif, bagaimana menciptakan lingkungan yang positif. Bergaullah dengan orang yang positif," ujarnya.
 
Sementara itu Kepala BNNP Bali Brigjen Pol. Drs. I Putu Gede Suastawa, menjelaskan acara Diseminasi Informasi P4GN dan Pelantikan Relawan Anti Narkoba bertujuan agar lebih menyentuh secara langsung ke desa pakraman. 
 
“Hari ini ada Wakil Bupati juga sebagai Ketua BNNK dan DPRD Bali, menunjukkan sinergi bahwa masalah narkoba bukan hanya milik BNN saja. Di Bali ini, desa pakraman yang merupakan jantungnya, karena berbagai profesi ada disana mulai dari masyarakat biasa hingga pejabat," kata Suastawa 
 
Suastawa menyampaikan dirinya akan mendorong desa pakraman yang ada di Jembrana untuk membuat 'perarem' untuk mencegah narkoba masuk. Pihaknya berharap Banjar Peh, Desa Kaliakah yang memulai membuat 'perarem' tentang narkoba.
 
Pada acara Diseminasi Informasi P4GN dan Pelantikan Relawan Anti Narkoba dilantik 10 relawan anti narkoba dari berbagai profesi seperti Kepala Desa, Bendesa, Pecalang, Tokoh Masyarakat hingga Wartawan.(BB)