Tampilkan Berbagai Seni Tabuh, Pemkot Denpasar Peringati Tumpek Krulut

  15 Juli 2018 SOSIAL & BUDAYA Denpasar

humas Denpasar

IKUTI BALIBERKARYA.COM LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Baliberkarya.com-Denpasar. Tumpek krulut yang merupakan hari kasih sayang di Bali dimana krulut memiliki makna lalulut yang artinya cinta kasih. Melalui perangkat gamelan yang memiliki suara indah  sehingga membuat orang terpesona mendengarnya sehingga tumbuh rasa cinta kasih. Tumpek Krulut memuja Tuhan dalam manifistasi sebagai Iswara. Demikian disampaikan Cok. Putra Wisnu Wardana sebagai pendharma wacana saat peringatan Tumpek Krulut, di Wantilan Pura Agung Lokanatha, Sabtu, (14/7).
 
 
Peringatan tumpek krulut yang dihadiri Sekda Kota Denpasar AAN Rai Iswara yang didampingi Ketua Dharmawanita yang juga Wakil Ketua TP PKK Kota Denpasar Ny. Kerti Rai Iswara diawali dengan penampilan berbagai seni tabuh dan tari dari berbagai sekaa tabuh yang ada di Kota Denpasar.
 
 
“Dalam perayaan Tumpek Krulut ini, Kita mengupacarai semua gamelan yang telah memberikan suara indah sehingga menumbuhkan rasa cinta kasih kita semua,” ujarnya. Dalam perayaan kali ini ditampilkan 10 jenis gamelan termasuk gamelan sakral yang dimainkan saat peringatan Tumpek Krulut.
 
Lebih lanjut Cok Putra Wisnu menambahkan ritual itu sesuai keterangan dalam lontar Prakempa yang menyebutkan seluruh instrumen gambelan yang ada di Bali baik terbuat dari bambu maupun logam perlu diupacarai dengan berbagai kelengkapan upakara yadnya pada waktu Tumpek Klurut.  
 
"Nada dan bunyi memiliki kekuatan supranatural yang luar biasa, bahkan diyakini merupakan kekuatan yang utama," ujarnya.
 
 
 
Cok Putra Wisnu mengatakan, dalam konteks pemujaan keharmonisan alam bisa dicapai dengan membangkitkan kekuatan Siwa agar bergerak. Kreasi gerak Siwa karena alunan nada itu dikenal Siwanataraja. Secara filsafat pemujaan bunyi-bunyian saat Tumpek Krulut mengandung makna pengendalian Tri Guna (Satwam, Rajas, Dan Tamas) serta Tri Marga yakni Dharma, Artha dan Kama.
 
Dijelaskan, sudah menjadi tradisi saat "Tumpek Krulut" umat Hindu di Pulau Dewata melakukan persembahan kepada  Sang Pencipta dengan manifestasinya sebagai taksu suara atau bunyi-bunyian yang berstana pada berbagai alat musik dan gambelan. Hal ini tidak terlepas dengan keadaan kehidupan dan tata krama dalam tatanan kehidupan masyarakat Bali yang mengutamakan kesejahteraan dan harmonisasi alam lingkungan, manusia dan Tuhan yang disebut Tri Hita Karana.
 
 
 
Sementara Kabag Kesra Setda Kota Denpasar, Raka Purwantara menyampaiakan peringatan tumpek krulut pertama kali dilaksanakan di wntilan pura Agung Lokanatha. Hal ini untuk lebih fokus untuk pelaksanaan upacara. Dalam pelaksanaan tumpek krulut berbagai seni tari dan tabuh sakral ditampilkan seperti tari wayang wong dan gamelan slonding serta berbagai seni tari dan tabuh lainnya. Upacara tumpek krulut dipuput oleh Ida Pedanda Isteri Pemecutan, Grya Pemedilan Denpasar.(BB)