Mudah Diwujudkan, Bendesa Kuta Nilai Positif Bantuan Rp 500 Juta Bagi Desa Adat

  04 Juni 2018 OPINI Badung

baliberkarya

IKUTI BALIBERKARYA.COM LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Baliberkarya.com-Badung. Program paslon yang akan berlaga di Pilgub Bali 27 Juni ini untuk meningkatkan bantuan bagi pemberdayaan desa adat dinilai banyak pihak sangat positif.
 
 
"Bantuan untuk desa adat itu sangat berarti dan membantu dalam pemberdayaan sekaligus penguatan desa adat. Apalagi dengan program bantuan Rp 500 juta per tahun untuk setiap desa adat. Ini tentu sangat besar artinya bagi desa adat," kata Bendesa Adat Kuta Wayan Swarsa.
 
Swarsa bahkan memuji bantuan  berupa  dana bagi desa adat Rp 500 juta yang akan diberikan paslon yang akan maju di pilgub nanti. Ini dinilainya sangat positif dalam membentengi desa adat dalam menghadapi perkembangan zaman yang semakin kompleks. 
 
"Tantangan ke depan bukan hanya fisik berupa bangunan dan sarana upacara adat. Tapi penguatan SDM adat juga sangat penting untuk mengawal desa adat itu sendiri," tegas Swarsa yang sehari-hari pebisnis pariwisata ini.
 
Ia mengakui Desa Adat Kuta secara finansial saat ini memang sudah cukup mampu dalam melaksanakan kegiatan adat, namun yang dilihat masyarakat menurutnya perhatian dari pemerintah bagi desa adat. 
 
 
 
Dengan 2.400 KK lebih atau sekitar delapan ribu jiwa yang ada saat ini tambah Swarsa perlu terus ada upaya-upaya untuk penguatan desa adat termasuk SDM-nya. Dan hal itu bukan semata menjadi tanggung jawab desa adat namun perlu didukung keberpihakan pemerintah di Bali. 
 
Untuk itu, Swarsa sangat berterima kasih atas adanya keberpihakan yang begitu besar seperti bantuan Rp 500 juta setiap tahunnya untuk masing-masing desa adat. "Kami tentu sangat mendukung program bantuan itu dan berharap bisa direalisasikan," ungkapnya. 
 
Swarsa mengaku yakin dengan kecerdasan pemimpin Bali serta potensi sumber pendapatan yang dimiliki, program bantuan Rp 500 juta itu tak sulit dilaksanakan. 
 
"Yang penting ada komitmen, pasti warga akan mendukung," katanya. 
 
 
Ia juga mengingatkan dalam ajaran agama pentingnya kejujuran dan keikhlasan, bukan janji-janji karena kepentingan sesaat. 
 
Bahkan ia menampik keraguan beberapa kalangan dana bantuan Rp 500 juta itu tidak bisa direalisasi. "Pemerintah kan sudah tahu bagaimana mengalokasikan dana tersebut, dan darimana dana itu diperoleh, dan yang penting bagaimana mempertanggung jawabkannya," tegasnya.(BB).