Miris! Lagi Ditemukan Penyu Lekang Mati di Pesisir Pantai Jembrana

  04 Juni 2018 PERISTIWA Jembrana

baliberkarya

IKUTI BALIBERKARYA.COM LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Baliberkarya.com-Jembrana. Belakangan ini banyak penyu langka ditemukan terdampar dan mati di pesisir pantai di Jembrana. Kondisi ini menyebabkan populasi penyu langka berkurang di habitatnya.
 
 
Seperti yang terjadi tadi pagi, seekor penyu kembali ditemukan dalam kondisi mati di pantai selatan Banjar Kembang, Desa Cupel, Kecamatan Negara. Penyu jenis lekang tersebut kondisinya sudah busuk dan terikat tali pada salah satu kakinya.
 
Informasi yang berhasil dikumpulkan menyebutkan, penyu tersebut ditemukan sudah dalam kondisi mati di pasir pantai sekitar pukul 08.00 Wita oleh warga setempat. Temuan penyu tersebut kemudian dilaporkan Balai Konservasi Sumberdaya Alam (BKSDA) Resort Jembrana.
 
 
Petugas BKSDA yang menerima laporan mengaku kesulitan melakukan evakuasi karena air pasang dan penyu sudah terbawa arus ke tengah, sehingga perlu menunggu penyu terdampar lagi.
 
 
Saat ditemukan, penyu jenis langka tersebut yang sudah membusuk, terdapat tali plastik yang terikat kencang pada kaki bagian depannya. Pada kaki belakang juga terdapat luka yang sudah membusuk, serta sekitar kepala juga terdapat luka. Namun meskipun demikian, petugas belum bisa memastikan penyebab kematiannya.
 
“Dari hasil identifikasi, penyu tersebut merupakan jenis lekang dewasa. Karena kondisi penyu sudah membusuk, langsung kami kubur di pasir pantai. Kalau belum busuk kami bawa ke Denpasar untuk identifikasi lebih lanjut," terang Wayan Suamba, petugas dari BKSDA Resort Jembrana, Senin (4/6/2018).
 
 
Matinya penyu ini, mendapat sorotan dari kelompok pelestari penyu. Pasalnya, dalam dua bulan terakhir tidak kurang delapan ekor penyu mati di pesisir pantai Jembrana.
 
 
Wayan Anom Astika Jaya dari kelompok pelestari penyu Kurma Asih Desa Perancak mengatakan, kemungkinan matinya penyu tersebut karena habitatnya rusak akibat pencemaran di perairan, termasuk pencemaran sampah plastik.
 
Karena kalau dulu penyu banyak mati karena diburu, sekarang tidak ada pemburu penyu tapi mulai berkurang karena mati secara tiba-tiba. Sebagai pelestari penyu, Anom mengaku kecewa karena tidak ada penanganan dari pihak terkait jika ada penyu mati.
 
Selama ini, setiap ada penyu mati hanya bisa langsung dikubur, tidak pernah dicari tahu apa penyebab kematian penyu. Karena itu, pihaknya akan mengajak pihak-pihak berkompeten untuk meneliti lebih lanjut mengenai kualitas air laut perairan selat Bali.(BB)