Astaga! Pesisir Pebuahan Porak Poranda 'Digempur' Gelombang Tinggi

  16 Mei 2018 PERISTIWA Jembrana

baliberkarya

IKUTI BALIBERKARYA.COM LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Baliberkarya.com-Jembrana. Cuaca buruk hingga Rabu (16/5) masih menerjang perairan Jembrana. Ombak setinggi lebih dari tiga meter terus saja menggempur kawasan pesisir Jembrana.
 
Setelah Selasa kemarin gempuran ombak tinggi menghancurkan pesisir Gilimanuk, siang hingga sore tadi giliran pesisir Pebuahan porak poranda di gempur gelombang tinggi disertai angin kencang.
 
 
 
Bahkan saking kerasnya gempuran ombak, membuat sejumlah warung lesehan  dan pemukiman warga di Dusun Pebuahan, Desa Banyubiru Kecamatan Negara, Jembrana hancur menyisakan puing-puing yang berserakan.
 
Sejumlah warga setempat mengatakan, sejak tiga hari belakangan ini  daerah yang sudah tergerus abrasi ini kembali diterjang ombak besar hingga bangunan yang berada di pinggir pantai hancur lebur.
 
 
Gempuran gelombang tinggi tadi siang hingga sore hari tadi, bukan saja merobohkan sejumlah lesehan rumah makan, puluhan rumah warga, namun juga membuat akses jalan rabat beton yang baru beberapa bulan selesai dibangun putus. 
 
Sejumlah warga yang rumahnya masih berdiri, namun terkena gempuran ombak terpaksa membongkar diri bangunan rumahnya agar bahan bangunannya bisa digunakan kembali di tempat yang lebih aman.
 
 
Untuk diketahui, di wilayah ini sejak delapan  tahun terakhir ini memang abrasi menjadi ancaman warga. Bahkan sejak tiga tahun terakhir abrasi di wilayah ini sangat parah. Sudah puluhan warga yang pindah.
 
 
Demikian juga warung makan atau lesehan yang dibangun permanen juga hancur lebur dengan kerugian ratusan juta rupiah.
 
H. Muzaki pionir lesehan di Pebuahan mengaku juga hanya berusaha bertahan. Sudah puluhan juta dikeluarkan untuk menahan ombak namun tempat usahanya kini makin sempit dan rumahnya juga terancam.
 
Empat bangunan semi permanen milik Hariyanto juga hancur. Selain empat bangunan yang sudah rusak, ada beberapa bangunan lagi yang nyaris ambruk. Tanah dibawah bangunan dengan bambu tersebut pada bagian bawahnya sudah tergerus. 
 
Saat air laut mulai surut dan gempuran gelombang mulai mereda saat sore tadi, sejumlah warga bersama sejumlah personil dari Yonif Mekanis 741 Garuda Nusantara, dari Kompi Markas membantu warga yang rumahnya dibongkar sebelum ambruk diterjang gelombang dan membersihkan material bangunan yang sudah ambruk.
 
 
Sejumlah aparat kepolisian dari Polres Jembrana dan Polsek Kota Negara juga nampak turun mengecek lokasi bencana dan membantu warga membersihkan puing-puing bangunan serta memilih bahan bangunan yang masih bisa digunakan.
 
 
Perbekel Banyubiru, Masturi dikonfirmasi mengatakan ada 10 rumah warga di Dusun Pebuahan yang hancur di terjang ombak. Demikian juga jalan yang putus mencapai 200 meter akibat gempuran gelombang tinggi.
 
"Kami sudah laporkan kejadian ini ke Pemkab Jembrana. Kami berharap Pemkab Jembrana bisa meneruskan ke Provinsi, sehingga abrasi bisa segera ditangani," terang  Masturi, Rabu (16/5/2018).
 
Lanjutnya, abrasi yang terjadi di wilayah pebuahan telah berlangsung sejak delapan tahun dan hingga kini belum teratasi. Kawasan pesisir Pebuahan merupakan tanah negara yang digunakan oleh warga untuk mendirikan bangunan tempat tinggal dan usaha rumah makan.(BB)