Pasca Bom Surabaya, Penumpang Bus di Terminal Mengwi Diperiksa Ketat

  14 Mei 2018 PERISTIWA Badung

baliberkarya

IKUTI BALIBERKARYA.COM LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Baliberkarya.com-Badung. Terminal di Mengwi yang sebelumnya lengang dan tanpa terlihat ada pemeriksaan terhadap penumpang bus yang tiba dari luar Bali.
 
Namun begitu ada aksi teror bom yang mengguncang Surabaya selama dua hari terakhir ini, baru diberlakukan pemeriksaan secara ketat terhadap penumpang bus AKAP yang masuk terminal.
 
Pemeriksaan tidak hanya pada identitas dan dokumen penumpang, namun semua barang bawaan penumpang juga turut digeledah.
 
Menurut Koordinator Terminal Tipe A Mengwi, Cok Agung Swarmaya, saat ini jumlah kedatangan dan keberangkatan penumpang masih relatif normal. 
 
Untuk jumlah kedatangan bus AKAP per harinya sekitar 60-70 dengan jumlah penumpang sekitar seribu orang. Sedangkan jumlah keberangkatan lebih sedikit yakni hanya 50-60 bus.
 
 
“Sejauh ini pasca aksi terorisme di Surabaya tidak mempengaruhi aktifitas penumpang di Terminal Mengwi. Hingga saat ini semua masih normal-normal saja,” ujarnya, Senin (14/5).
 
 
Pun demikian, Cok Agung mengaku tetap memberikan atensi. Pihaknya dibantu aparat kepolisian terus standby non stop 24 jam di terminal kedatangan untuk memeriksa setiap bus dan penumpang yang datang.
 
“Untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak kita inginkan, semua bus dan penumpang yang tiba pasti kita periksa. Cuma pemeriksaan masih standar. Misalnya dokumen trayek, tiket dan barang bawaan penumpang,” katanya.
 
Secara khusus, pihaknya mengaku belum mendapat perintah dari Kementerian Perhubungan (Kemenhub) untuk meningkatkan pemeriksaan penumpang.
 
 
“Perintah dari Kemenhub (untuk meningkatkan kewaspadaan, red) sih belum ada. Tapi, standar pemeriksaan tetap kita lakukan dengan menggandeng polisi. Intinya kita tidak ingin oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab menggunakan jasa bus untuk melakukan aksi,” jelas Cok Agung.
 
Kata dia, personil di Terminal Mengwi sendiri, saat ini berjumlah sekitar 77 orang. Meliputi 7 PNS termasuk koordinator Terminal yang berasal dari Kementerian dan 70 pegawai non PNS alias kontrak. (BB)